Karya Tulis
Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)
sebagai Minuman Berkhasiat
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun oleh:
Iklas Supriyanto
NIS:5629
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN
2012
Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)
sebagai Minuman Berkhasiat
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun oleh:
Iklas Supriyanto
NIS:5629
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah : Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)
sebagai Minuman Berkhasiat
Penyusun : Iklas Supriyanto
NIS: 5629
Sekolah : SMA Negeri 1 Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah
Karya tulis ini telah disahkan pada,…Februari 2012
Oleh :
Pembimbing,
Drs. Kirwanto
NIP: 196 30809 199512 1 001
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) sebagai Minuman Berkhasiat “dengan baik.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.untuk itu penulismengucapkan terima kasih kepada :
1) Bapak Drs.Kirwanto, selaku pembimbing dalam penyusunan karya ilmiah.
2) Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan moral maupun material.
3) Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas bahasa Indonesia semester II kelas XI tahun pelajaran 2011/2012. Dalam menyusun karya ilmiah ini , penulis melakukan pengamatan di lingkungan sekitar serta mencari informasi dari berbagai media baik cetak maupun elektronik.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna.untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun. Akhirnya, penulis berharap karya ilmiah ini, dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Kutowinangun,
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar judul................................................................................................................ i
Lembar Pengesahan.................................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian................................................................................................... 2
D. Metode Penelitian.................................................................................................. 2
E. Sistematika Penulisan............................................................................................ 2
BAB II TELAAH PUSTAKA................................................................................... 4
A. Kumis Kucing........................................................................................................ 4
B. Ciri-ciri Tanaman Kumis Kucing........................................................................... 4
C. Khasiat................................................................................................................... 5
D. Cara Pengobatan Dengan Kumis Kucing.............................................................. 5
E. Budi Daya Kumis Kucing..................................................................................... 5
F. Panen .................................................................................................................. 10
G. Sifat kimia dan efek farmakologis....................................................................... 10
BAB III METODOLOGI......................................................................................... 11
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................................. 11
B. Bahan dan Alat.................................................................................................... 11
C. Metode Penelitian................................................................................................ 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 12
BAB V PENUTUP................................................................................................... 13
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 13
B. Saran.................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membangun kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat agar lebih baik dari sebelumnya. Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,keluarga,masyarakat,serta lingkungan. Kiat membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari pemanfaatan angka tanaman sebagai bahan obat. Sejak dahulu sudah ada masyarakat yang berprinsip pada back to nature .Salah satu perwujudan dari prinsip tersebut adalah munculnya aliran vegetarian yang mengutamakan sayuran sebagai menu makanannya.
Pada abad modern ini, belum semua penyakit dapat diatasi secara tuntas dengan menggunakan obat farmasetik. Ada kemungkinan bahwa obat tradisional dapat menjadi obat alternative yang baik dan murah bila diselenggarakan dengan tepat dan teratur.kekayaan alam karena aneka tumbuh-tumbuhan merupakan dukungan tiada ternilai yang diantaranya dapat dimanfaatkan untuk keperlusn pengobatan. Obat tradisional yang telah memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat perlu terus dikembangkan dan selanjutnya dilestarikan serta dimanfaatkan untuk pelajaran kesehatan.
Kumis kucing adalah salah satu tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat. Sampai saat ini belum ada yang mengungkapkan dampak negative dari kumis kucing. akan tetapi masyarakat kebanyakan masih meremehkan tumbuhan kumis kucing, apalagi menggunakan kumis kucing sebagai obat. Hal itu dikarenakan masyarakat belum tahu cara mengolah kumis kucing. Kebanyakan masyarakat masih menggunakan obat farmasetik yang mudah untuk dikonsumsi setiap saat dibutuhkan.
Pemanfaatan kumis kucing di Indonesia sangat belum maksimal.Hal ini yang melatarbelakangi penelitian tentang cara pemanfataan kumis kucing sebagai obat yang mudah dikonsumsi.Oleh karena itu,penulis akan menjelaskan apa sebenarnya kumis kucing itu dan bagaimana cara mengenali tanaman kumis kucing. Tidak hanya itu, penulis juga akan memaparkan dan menjelaskan cara mengolah kumis kucing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari beberapa sumber dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa manfaat tanaman kumis kucing?
2. Bagaimana cara pengobatan dengan kumis kucing?
3. Bagaimana teknik budi daya kumis kucing?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui manfaat dan khasiat kumis kucing sebagai obat.
2. Mengetahui cara pengobatan dengan kumis kucing.
3. Menjelaskan teknik budi daya kumis kucing.
D. Metode Penelitian
1. Kepustakaan
Metode dengan mengumpulkan dan mempelajari data-data berupa buku yang berkaitan dengan topik karya tulis
2. Analisis isi media massa
Metode dengan menganalisis data-data melalui situs internet yang berkaitan dengan topik karya tulis.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan
C. Tujuan Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Sistematika Penulisan
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Kumis Kucing
B. Ciri-ciri Tanaman
C. Khasiat
D. Cara Pengobatan Dengan Kumis Kucing
E. Budi Daya Kumis Kucing
F. Panen
G. Sifat kimia dan efek farmakologis
BAB III METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Bahan dan Alat
C. Cara Pembuatan
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Kumis Kucing
?Orthosiphon aristatus | ||||||||||||||||||||
Orthosiphon aristatus | ||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||
Orthosiphon aristatus |
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak.Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura).Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia danAustralia.Nama daerah: Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda),remujung (Jawa).
B. Ciri-ciri Tanaman
Tanaman ternak yang tumbuh tegak, pada buku-bukunya berakar tetapi tidak tampak nyata, tinggi tanaman sampai 2 m. Batang bersegi empat agak beralur. Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset, lancip atau tumpul pada bagian ujungnya, ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm –1.5cm, urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29cm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau putih, dengan ukuran panjang 13 – 27 mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm.
C. Khasiat
Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-obatan.Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis
D. Cara Pengobatan Dengan Kumis Kucing
Infeksi ginjal, sebab karena timbunan cairan dalam jaringan, hipertensi.Cuci herba segar kumis kucing, herba daun sendok, rumput lidah ular, masing-masing 30g, lalu
rebus dalam 3 gelas air sampai tersesa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Infeksi saluran kencing, sering buang air kecil (sedikit dan anyang-anyangan).Sediakan herba segar daun kumis kucing, meniran dan akar alang-alang masing-masing 30g, lalucuci sampai bersih. Selanjutnya, potong-potong seperlunya, kemudian rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali,masing-masing 1/2 gelas.
Kencing Batu.Cuci 90g herba kumis kucing, lalu rebus dalam 1 liter air.Biarkan mendidih sampai tersisa 750cc. Setelah dingin minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian.Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Kencing Manis.Cuci daun kumis kucing dan sambiloto segar masing-masing 7 lembar, 3/4 jari batang brotowali,lalu potong-potong seperlunya. Rebus semua bahan dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 2 gelas. Selanjutnya dinginkan dan saring.Ramuan ini dapat diminum pagi dan sore hari, masing-masing 1 gelas. 1/2 jam sebelum makan. Meskipun ramuan ini rasanya pahit, jangan ditambah madu ataupun air gula.
E. Budi Daya Kumis Kucing
1. Syarat Tumbuh Kumis Kucing
Hingga saat ini, sentra penanaman kumis kucing banyak terdapat di Pulau Jawa.
· Iklim
1) Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari 3.000 mm/tahun.
2) Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan
menurunkan kadar ekstrak daun.
3) Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah
panas sampai sedang.
· Media Tanam
1) Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untukproduksi sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyakmengandung humus/bahan organik dengan tata air dan udara yang baik.
2) Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis kucing.
· Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat optimum tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl.
2. Penanaman Kumis Kucing
· Pembibitan
1) Penyiapan Bibit
Cara yang paling mudah dan biasa untuk mengembangkan kumis kucing adalah perbanyakan vegetatif dengan stek batang/cabang. Bahan tanaman diambil dari rumpun yang tumbuhnya normal, subur dan sehat.
a. Pilih batang/cabang yang tidak terlalu tua atau muda dan sudah
berkayu.
b. Potong batang dengan pisau tajam/gunting pangkas yang bersih.
c. Potong-potong batang menjadi stek berukuran 15–20 cm berbuku 2-3.
d. Buang sebagian daun untuk mengurangi penguapan air.
Adapun kebutuhan bibit untuk 1 hektar dengan jarak tanam 40 x 40 cm diperlukan 50.000-62.500 stek/ha.
2) Teknik Penyemaian Bibit
Stek dapat langsung ditanam di kebun produksi atau ditanam dulu di persemaian. Di dalam persemaian stek ditanam dengan jarak tanam 10x10cm. Stek yang masih segar langsung ditanam di lahan yang telah diolah sedalam 0 cm. Setelah itu disirami 1-2 kali sehari tergantung dari cuaca dan hujan yang turun. Bila perlu persemaian dinaungi dengan naungan plastik transparan atau jerami/daun kering. Setelah timbul tunas baru, bibit dipindahkan ke kebun produksi.
3) Pengolahan Media Tanam
a) Persiapan
Tanah diolah 30-40 cm, gulma dan tanaman lain dibuang. Setelah diolah, tanah dibiarkan 15 hari.
b) Pembentukan Bedengan
Pembuatan bedengan dilakukan setelah pengolahan tanah yang keduayaitu dengan menghancurkan bongkahan tanah pada pengolahan tanahyang pertama hingga mendapatkan struktur tanah yang remah dan gembur. Pada saat pengolahan tanah kedua ini juga dianjurkan memberikan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 50 – 60 ton per hektar bersamaan pada saat pembuatan bedengan. Bedengan dibuat selebar 100-120 cm tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 40-50 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan keperluan dan lahan.
c) Pemupukan (sebelum tanam)
Buat lubang tanam berukuran 30x30x30 cm dengan jarak tanam 40 x 60cm. Masukkan pupuk kandang sebanyak 2,4-3,2 kg/lubang dan tutup lubang tanah. Campur tanah bedengan dengan 15-20 kg/ha pupuk kandang sapi.
d) Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Waktu tanam terbaik adalah di awal musim hujan (Oktober-Desember) kecuali jika air tersedia sepanjang tahun, waktu tanam bisa dilaksanakan kapan saja.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Buat lubang tanam berukuran 30x30x30 cm dengan jarak tanam 40 x 40 cm.
3) Cara Penanaman
· Pilih bibit yang baik dari pembibitan.
· Buat lubang kecil di tempat lubang tanam.
· Tanamkan bibit/stek tegak lurus sedalam 5 cm atau 1/3 bagian daripangkal batang stek. Setiap lubang diisi 4-6 bibit/stek.
· Padatkan tanah di sekitar bibit.
· Sirami sampai cukup basah.
4) Perioda Tanam
Penanaman tanaman ini bias dilakukan sepanjang tahun yaitu dengan membongkar tanaman tua yang telah mengeras berkayu dan tidak produktif lagi atau daunnya jarang dan kecil-kecil, kemudian menanam ulang dengan tanaman baru yang masih muda.
· Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Dilakukan antara 1-15 hari setelah tanam untuk tetap menjaga
pertanaman pada jarak tanam yang telah ditentukan (40 x 40cm).
Penyulaman dilakukan terutama pada tanaman yang mati atau tumbuh
tidak normal dengan tanaman baru yang umurnya tidak berbeda jauh,
sehingga pertumbuhan selanjutnya akan tetap sama dan seragam.
2) Penyiangan
Gulma disiangi secara kontinyu untuk mengurangi persaingan unsur hara.
Penyiangan biasanya dilakukan agak sering saat tanaman masih muda
sehingga lahan di atara tanaman masih terbuka karena kanopi tanaman
belum tumbuh besar. Tetapi pada tanaman dewasa periode penyiangan
sudah agak jarang karena kanopi pada masing-masing tanaman akan
saling menutup permukaan tanah, sehingga akan menekan pertumbuhan
gulma di bawahnya.
3) Pemupukan
a. Pemupukan Organik
Pemupukan secara organic dengan menggunakan pupuk kompos yang
merupakan pupuk organic komplek dapat diberikan sbb:
Sebagai pupuk dasar telah diuraikan di atas yang diberikan pada saat
penyiapan media tanam. Selanjutnya pupuk kompos organic dapat diberikan setiap bulan sekali sebanyak 1 – 2kg setiap tanaman.
Pemupukan pada tanaman dewasa bisa lebih sering yaitu setiap 2 – 3minggu sekali sebesar 1.5 – 3kg per tanaman dan terutama diberikan setelah dilakukan pemanenan/perompesan daun sehingga pertumbuhan selanjutnya akan lebih baik.
b. Pemupukan Konvensional
Dosis pupuk anjuran adalah 75 kg/ha urea yang diberikan setiap 3 kalipanen atau 6-9 minggu sekali. Pupuk disebar di dalam larikan dangkal antara baris tanaman dan segera ditutup tanah.
4) Pengairan dan Penyiraman
Pada awal pertumbuhan, tanaman diairi/disiram 1-2 kali sehari. Setelah
tanaman terlihat kokoh dan rimbun, penyiraman dikurangi. Frekuensi penyiraman selanjutnya tergantung cuaca, yang penting tanah tidak sampai kering. Penambahan air dapat dilakukan dengan cara disiram atau menggenangi saluran di antara bedengan dengan air.
5) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida dilakukan jika telah timbul gejala serangan hamapenyakit.
3. Hama dan Penyakit
a) Hama
Selama ini tidak ada hama atau penyakit yang benar-benar merusak tanamankumis kucing. Hama yang sering ditemukan adalah kutu daun dan ulat daun.
b) Penyakit
Penyakit yang menyerang disebabkan oleh jamur upas (Upsia salmonicoloratau Corticium salmonicolor).Jamur ini menyerang batang atau cabangtanaman yang berkayu.Pengendalian dilakukan dengan perbaikan tata air,meningkatkan kebersihan kebun, memotong bagian yang sakit, pergilirantanaman dan penyemprotan pestisida selektif.
c) Gulma
Gulma yang banyak tumbuh di lahan pertanaman kumis kucing cukup bervariasi dan kebanyakan dari jenis gulma kebun seperti rumput teki, lulangan, ageratum, alang-alang, dan rumput-rumput lainnya.
d) Pengendalian hama/penyakit secara organic
Sama seperti pada tanaman obat lainnya bahwa pengendalian hama/penyakitsecara organic pada pertanaman kumis kucing lebih diusahakan secara PHT(pengendalian hama secara terpadu). Termasuk di dalamnya system bercocoktanam secara tumpang sari akan dapat menghambat seranganhama/penyakit. Untuk pengendalian gulma sebaiknya dilakukan secaramanual dengan cara penyiangan seperti telah dijelaskan di atas.
Namun demikian apabila diperlukan dapat diterapkan penyemprotan denganinsektisida maupun pestisida nabati. Beberapa tanaman yang dapatdimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalianhama antara lain adalah:
· Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk
insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk
serangga kecil misalnya Aphids.
· Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrinyang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang uratsyaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada seranggaseperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
· Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenoneuntuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dansemprotan.
· Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung
azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutamapada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah sepertihama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
· Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitupakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
· Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponenutama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga danpembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus
F. Panen
1) Ciri dan Umur Panen
Tanaman berumur 1 bulan setelah tanam, tangkai bunga belum muncul dan
tinggi tanaman sekitar 50 cm. Panen pertama jangan sampai terlambat
karena akan mempengaruhi produksi.
2) Cara Panen
Daun dipanen dengan cara memetik pucuk bedaun 3-5 helai kemudian
merempal daun-daun tua di bawahnya sampai helai ke 10.
3) Periode Panen
Panen dilaksanakan dalam periode 2-3 minggu sekali yaitu pada pertumbuhanoptimum dari daun.Saat panen yang tepat adalah pada saat awalpertumbuhan bunga tetapi belum tumbuh bunga.Karena yang dimanfaatkanadalah daunnya maka bunga yang tumbuh sebaiknya dirompes untuk dapatmemaksimalkan pertumbuhan daun pada panen berikutnya.
G. Sifat kimia dan efek farma kologis
Sifat kimia dan efek farma kologis
Manis sedikit pahit, sejuk, anti-inflammatory (anti radang), peluruh air seni (diuretic),menghancurkan batu saluran kencing. KANDUNGAN KIMIA: Orthosiphon glikosida, zatsamak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol.
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Proses pembuatan teh kumis kucing dilaksanakan di rumah penulis. Waktu pelaksanaannya dilakukan pada bulan Februari 2012.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus).
Dalam penelitian ini, daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan teh kumis kucing
2. Alat
Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini antara lain:
a. Tampah
b. Pisau
C. Cara Pembuatan
Pembuatan the kumis kucing sebenarnya sama seperti pembuatan the pada umumnya.
Langkah-langkah pembuatan teh kumis kucing
a. Pengambilan bahan
Bahan baku the kumis kucing adalah daun kumis kucing, daun kumis kucing dipetik tiga helai dari pucuk batang.
b. Penyortiran bahan
Agar teh berkualitas bagus daun yang digunakan harus dalam keadaan baik,maka perlu dilakukan pemilihan bahan.
c. Pemotongan
Proses pemotongan bertujuan agar hasil teh kumis kucing berukuran sama. Daun kumis kucing dipotong sekitar 1cm.
d. Penjemuran
Daun teh yang telah dipilih selanjutnya diletakan di tampah, lalu dijemur. Penjemuran dilakukan pada sinar matahari langsung.proses ini dilakukan sekitar dua sampai tiga hari.
e. Penyajian
Penyajian teh kumis kucing sama dengan penyajian teh pada umumnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kumis kucing adalah salah satu tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat. Sampai saat ini belum ada yang mengungkapkan dampak negative dari kumis kucing. akan tetapi masyarakat kebanyakan masih meremehkan tumbuhan kumis kucing, apalagi menggunakan kumis kucing sebagai obat. Hal itu dikarenakan masyarakat belum tahu cara mengolah kumis kucing. Kebanyakan masyarakat masih menggunakan obat farmasetik yang mudah untuk dikonsumsi setiap saat dibutuhkan.
Kelebihan teh kumis kucing
1. Teh kumis kucing menggunakan bahan yang alami.
2. Bahan dan alat mudah dicari.
3. Pembuatannya mudah.
4. Tidak mengandung bahan kimia.
5. Berkhasiat menyembuhkan penyakit.
6. Tidak mempunyai efek samping.
7. Tahan lama.
Kelemahan teh kumis kucing
1. Rasanya lebih pahit daripada teh biasa.
2. Aromanya kurang harum.
Tabel Pengujian Teh Pabrik dengan Teh Kumis Kucing
No. | Uraian | Teh pabrik | Teh kumis kucing |
1 | Cita rasa | Pahit | Pahit |
2 | Warna | Coklat kemerahan | Coklat terang |
3 | Aroma | Harum | Tidak harum |
4 | Ketahanan | Tahan lama | Tahan lama |
5 | Harga | Mahal | Murah |
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengumpulkan data-data dari tanaman kumis kucing dan lebih mengetahui tentang kumis kucing, penulis mengambil kesimpulan:
a) Kumis kucing dapat digunakan sebagai bahan pembuat teh.
b) Kumis kucing merupakan tanaman obat yang bermanfaat bagi tubuh karena dapat menyembuhkan penyakit.
c) Teh Kumis kucing tidak memiliki efek samping.
B. Saran
Meskipun kumis kucing memiliki banyak manfaat bagi tubuh, namun masih banyak masyarakat yang kurang menggunakan tanaman ini untuk obat. Mungkin karena rasanya atau hal yang lainya, untuk mengatasi kendala tersebut penulis menyarankan:
a. Masyarakat lebih sering memanfaatkan kumis kucing sebagai bahan makanan.
b. Sebaiknya dunia kesehatan lebih banyak menggunakan bahan-bahan herbal sebagai obat.
c. Tanaman kumis kucing lebih banyak lagi dibudidayakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1994. Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida
Nabati.Prosiding Seminar di Bogor 1 – 2 Desember 1993. Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. 311 Hal.
Anonimous. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan
Rahmat Rukmana, Ir. Kumis Kucing. Penerbit Kanisius. Yogyakarta,
Februari 2000 Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan diPerdesaan, BAPPENAS Editor : Kemal Prihatman Republik Indonesia. Jakarta. 411 Hal
Sumber: Atlas tumbuhan Obat Ind/Dr. Setiawan Dalimartha/Hd
Artikelnya sangat menarik dan penuh dengan informasi :)
BalasHapus