Karya Tulis
Manfaat Bawang Merah (Allium cepa L.)
sebagai Obat Tradisional
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester 2
Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun oleh :
DEWI KURNIA HEROWATI
NIS : 5576
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN
2012
Manfaat Bawang Merah (Allium cepa L.)
sebagai Obat Tradisional
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester 2
Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun oleh :
DEWI KURNIA HEROWATI
NIS :5576
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah : Manfaat Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai Obat Tradisional
Penyusun : Dewi Kurnia Herowati
NIS : 5576
Sekolah : SMA Negeri 1 Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah
Karya tulis ini telah disahkan pada , Februari 2012.
Oleh,
Pembimbing
Drs. Kirwanto
NIP.19630809 199512 1 001
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “ Manfaat Bawang Merah ( Allium cepa L. ) sebagai Obat Tradisional” dengan baik dan lancar. Karya ilmiah ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Kirwanto, selaku pembimbing dalam menyusun karya tulis ini.
2. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
Karya tulis ini merupakan hasil percobaaan dan pengamatan dari penulis yang dilakukan di rumah penulis pada hari Sabtu, 19 Februari 2012. Karya tulis ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mandiri terstruktur mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI Semester 2 tahun pelajaran 20011/ 2012.
Mengingat keterbatasan waktu yang singkat dan sedikitnya pengetahuan penulis yang kurang memadai sehingga penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar karya tulis ini memberikan manfaat bagi semua pihak secara umum dan masyarakat SMA Negeri 1 Kutowinangun khususnya.
Kebumen, Januari 2012 Penulis |
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul................................................................................................................. i
Lembar Pengesahan......................................................................................................... ii
Kata Pengantar................................................................................................................ iii
Daftar Isi.......................................................................................................................... iv
Daftar Tabel..................................................................................................................... vi
Daftar Gambar................................................................................................................. vii
Ringkasan Karya Tulis..................................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 2
D. Manfaat........................................................................................................ 2
E. Metode Pengumpulan Data......................................................................... 3
F. Sistematika Penulisan.................................................................................. 3
BAB II. TELAAH PUSTAKA....................................................................................... 5
A. Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L)................................................... 5
B. Ciri-ciri Bawang Merah (Allium cepa L)...................................................... 7
C. Tempat Tumbuh Bawang Merah (Allium cepa L)........................................ 8
D. Zat yang Terkandung Dalam Bawang Merah (Allium cepa L).................... 9
E. Manfaat Bawang Merah (Allium cepa L).................................................... 11
F. Kegunaan dari Bawang Merah (Allium cepa L) ......................................... 12
G. Budidaya Bawang Merah (Allium cepa L) ................................................ 13
H. Cara Mengkonsumsi Bawang Merahyang Harus Dihindari........................ 18
BAB III. METODOLOGI.............................................................................................. 19
A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................... 19
B. Bahan dan Alat............................................................................................ 19
1. Bahan...................................................................................................... 19
2. Alat......................................................................................................... 19
C. Proses Kerja................................................................................................. 19
D. Cara Menggunakan...................................................................................... 19
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 21
BAB V. PENUTUP........................................................................................................ 23
A. Kesimpulan.................................................................................................. 23
B. Saran............................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 24
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Klasifikasi Bawang Merah..................................................................................... 6
Tabel 2. Kandungan nutrisi dalam 100 gram bawang merah............................................... 11
Tabel 3. Perbandingan Bawang Merah sebagai Obat Tradisional dan Obat Kimia............ 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tanaman Bawang Merah................................................................................... 5
Gambar 2. Bawang Merah................................................................................................... 6
Gambar 3. Proses Penanaman Bawang Merah.................................................................... 14
Gambar 4. Bawang Merah................................................................................................... 19
Gambar 5. Proses Pemarutan Bawang Merah..................................................................... 19
Gambar 6. Bawang Merah Parut......................................................................................... 20
Gambar 7. Penambahan Minyak Kayu Putih...................................................................... 20
RINGKASAN KARYA TULIS
“Tidak ada hari tanpa bawang merah”. Meskipun bawang merah bukan kebutuhan pokok, tetapi setiap hari dibutuhkan sebagai pelengkap bumbu masak, bahan obat tradisional, dan bahan baku industri pengolahan makanan.
Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran bernilai ekonomis penting yang dapat diandalkan sebagai sumber penghasilan petani dan pendapatan negara, penyumbang besar terhadap keanekaragaman bahan pangan dan kecukupan gizi. Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, di samping sebagai obat tradisional karena efek antiseptik senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya. Bahan aktif minyak atsiri bawang merah terdiri dari sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin. Minyak atsiri yang terkandung dalam bawang merah mempunyai manfaat sebagai berikut:
a) Minyak atsiri bawang merah ini memiliki aroma yang khas, jika dihirup bisa menghilangkan pusing juga mengembalikan kesadaran ketika pingsan atau mabuk perjalanan baik darat, laut, maupun udara. Minyak atsiri bawang merah ini sangat cocok untuk dibawa dalam perjalanan, karena minyak atsiri bawang merah ini berfungsi sebagai obat pencegah mabuk darat, laut maupun udara.
b) Minyak atsiri bawang merah ini juga berguna untuk pemijatan saat mengeluarkan angin dari perut dan melancarkan peredaran darah. Ketika anda masuk angin atau terkena penyakit lain akibat peredaran darah yang tidak lancar seperti haid yang tidak lancar pada wanita, pemijatan dengan minyak atsiri bawang merah ini bisa dilakukan.
c) Selain itu minyak atsiri bawang merah juga bermanfaat untuk menyembuhkan luka lecet pada puting ibu menyusui dan minyak atsiri bawang merah ini juga busa untuk mengobati wasir. Minyak atsiri bawang merah merupakan obat terbaik untuk mengobati penyakit wasir.
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman tersebar luas di seluruh permukaan bumi. Seluruh makhluk hidup yang ada di dalamnya saling berkoordinasi membentuk sebuah tatanan rantai kehidupan yang luar biasa. Manusia adalah makhluk yang sangat bergantung dengan alam dan sekitarnya. Kebutuhan manusia seakan tidak dapat dilepaskan oleh peran alam sebagai penunjang kehidupan termasuk obat-obatan terutama obat tradisional.
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.Obat tradisional banyak memberi manfaat bagi manusia, selain prosesnya secara alami memperkuat imun tubuh, juga dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Sejak jaman dahulu masyarakat Indonesia sudah mengenal dan memakai tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapinya jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obat modern menyentuh masyarakat. Pengetahuan tentang tanaman obat ini merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang secara turun-temurun telah diwariskan oleh generasi terdahulu kepada generasi berikutnya, termasuk generasi saat ini (Anonim, 1996).
Tanaman merupakan sumber komponen kimia yang sangat kompleks. Manfaat setiap komponennya belum terungkap semua dan masih perlu digali. Gerakan back to nature atau gerakan hidup sehat dengan kembali ke alam sangat mendorong ke arah penggunaan tanaman sebagai bahan obat. Kenyataan di masyarakat dalam beberapa penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh dunia kedokteran atau farmasi, akhirnya beralih ke pengobatan tradisional. Salah satunya dengan menggunakan ramuan obat obatan dari tanaman (Kardinan, 2003).
Tak sekadar untuk bumbu masakan, bawang merah mempunyai banyak khasiat untuk kesehatan. Di antaranya untuk mengatasi gangguan ereksi dan kesuburan wanita. Bawang merah tidak akan pernah lepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia dan dunia pada umumnya. Sejarah bahkan memperkirakan bahan ini sudah dikenal orang sejak berabad abad lamanya.
Bawang merah merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, disamping sebagai obat tradisional karena efek antiseptik senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya (Rukmana, 1994). Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional (Deptan, 2005). Bahan aktif minyak atsiri bawang merah terdiri dari sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin (Muhlizah dan Hening-S, 2000).Rata-rata produksi bawang merah nasional saat ini masih rendah. Rendahnya daya produksi bawang merah antara lain disebabkan karena sedikitnya kultivar-kultivar unggul dan proses pengolahan pertanian yang kurang baik (Rukmana, 1994; Wibowo, 1991). Kultivar-kultivar unggul dapat diperoleh melalui pemuliaan tanaman, diantaranya dengan pemuliaan konvensional, induksi mutasi dan prosedur transgenik.
Pemuliaan dengan mutasi dapat dilakukan dengan menggunakan kolkisin pada jaringan meristem (Suryo, 1995). Penggunaan kolkisin dengan konsentrasi yang tepat dapat meningkatkan jumlah kromosom, sehingga tanaman bersifat poliploid. Tanaman yang bersifat poliploid umumnya memiliki ukuran morfologi lebih besar dibandingkan tanaman diploid (Suminah, et al, 2002). Dengan demikian kualitas tanaman yang diberi perlakuan diharapkan lebih baik dibandingkan tanaman diploid.
Bawang merah merupakan salah satu anggota dari familia Liliaceae. Tanaman ini merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas.
Bawang merah merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, di samping sebagai obat tradisional karena efek antiseptik senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya (Rukmana, 1994). Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional (Deptan, 2005). Bahan aktif minyak atsiri bawang merah terdiri dari sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin (Muhlizah dan Hening-S, 2000).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data – data yang penulis paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain :
1. Apakah bawang merah merupakan salah satu rempah-rempah yang multiguna.
2. Apakah bawang merah dapat menjadi obat tradisional.
3. Apakah bawang merah lebih baik daripada obat yang menggunakan bahan kimia.
C. Tujuan Penelitian
1. Dapat mengetahui zat-zat yang terkandung pada bawang merah.
2. Dapat mengetahui kelebihan obat tradisional dibandingkan obat yang mengandung bahan kimia.
3. Menemukan fakta-fakta beberapa penyakit yang dapat disembuhkan menggunakan bawang merah.
D. Manfaat
1. Memberikan rujukan kepada instansi terkait untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan yang terdapat di dalam umbi bawang merah sebagai obat tradisional.
2. Memberikan masukan kepada pemerintah untuk menjadikan bawang merah sebagai obat alternatif di dalam masyarakat.
3. Memberikan informasi dan masukan kepada masyarakat, khususnya masyarakat Kebumen, untuk dapat mengelola atau membuat sendiri obat tradisional dari bahan baku yang tersedia di alam.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan dan penyelesaian karya tulis ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mencari informasi melalui berbagai sumber tertulis ataupun melalui sumber lisan dari narasumber yang berpengalaman.
2. Percobaan
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan mempraktikannya sendiri masalah yang dibahas. Cara ini dilakukan oleh penulis dengan menggunakan alat dan bahan yang sederhana dan mudah dicari agar mudah ditiru oleh masyarakat.
3. Jelajah Dunia Maya
Hal ini dilakukan untuk mencari data atau informasi yang tidak didapatkan pada waktu studi pustaka dan penelitian.
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi uraian mengenai latar belakang penulisan, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan yang dilakukan penulis dalam menyusun karya tulis ini.
BAB II. TELAAH PUSTAKA
Berisi uraian mengenai deskripsi bawang merah , ciri-ciri bawang merah, tempat tumbuh bawang merah (Allium cepa L), zat yang terkandung dalam bawang merah, manfaat bawang merah kegunaan dari bawang merah (Allium cepa L), budidaya bawang merah (Allium cepa L),dan cara mengkonsumsi bawang merah yang harus dihindari.
BAB III. METODOLOGI
Berisi uraian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu tempat dan waktu penelitian, alat dan bahan, langkah percobaan, dan cara penggunaan bawang merah sebagai obat tradisional penurun panas.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi uraian mengenai pembahasan tentang obat tradisional dan hasil percobaan yang dilakukan oleh penulis.
BAB V. PENUTUP
Berisi uraian mengenai kesimpulan dari percobaan yang dilakukan penulis dan saran-saran penulis untuk masyarakat di Kebumen pada khususnya.
BAB II. TELAAH PUSTAKA
A. Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L)
Bawang merah (Allium cepa L) adalah tanaman umbi dari keluarga Liliaceae yang hidup di daerah tropis. Tanaman berumbi lapis ini berasal dari Asia Barat. Perkembangan pemakaian bawang merah tidak sepesat kerabatnya bawang bombai dan bawang putih.Bawang merah hanya umum dikonsumsi oleh penduduk yang bermukim di Asia Tenggara . Di negara-negara lain, mereka lebih banyak menggunakan bawang bombai. Bawang merah tergolong sayur sekaligus rempah dapur bagi sebagian besar masakan Asia Tenggara.Umbi lapis berwarna merah ini seolah menjadi bumbu wajib bagi masakan khas Melayu. Selain itu,bawang merah sering pula dikonsumsi dalam bentuk acar (pikle). Biasanya, acar bawang merah diolah bersama dengan sayuran lain, seperti mentimun dan wortel.
Gambar 1. Tanaman Bawang Merah |
Bawang merah dapat ditemukan di banyak negara. Beberapa negara memiliki varietas bawang merah yang berbeda. Perbedaan mungkin nyata, tergantung pada varietas yang ditanam khas tradisional atau lokal. Di Asia, bawang merah biasanya mempunyai ukuran lebih kecil dan lebih bulat dengan warna kemerahan. Di Perancis, semua bawang merah bagaimanapun, sebaiknya semua bawang merah lebih memanjang dan warna bawang merah lebih coklat kemerahan. Di Belanda, bawang merah lebih bulat, Di Denmark semua bawang merah berwarna kuning cokelat tradisional. Sebagaimana bawang-bawangan yang lain, bawang merah juga memiliki aroma balerang kita mengirisnya kita akan mencium aroma tajam yang terdiri dari belerang dan minyak asiri. Dibandingkan dengan kerabatnya, bawang bombai atau bawang putih, bawang merah paling besar kandungan asirinya. Karena itu. bawang merah yang digoreng aromanya lebih tahan lama dari pada bawang bombai.
Nama umum
Indonesia: | Bawang merah, bawang beureum, brambang | |||||||||||||
Inggris: | Shallots, golden shallots | |||||||||||||
Melayu: | Bawang merah | |||||||||||||
Vietnam: | Hanh cu, hanh ta | |||||||||||||
Thailand: | Horm daeng, horm dang | |||||||||||||
Pilipina: | Sibuyas | |||||||||||||
Cina: | Huo cong | |||||||||||||
Tabel 1. Klasifikasi Bawang Merah | ||||||||||||||
| ||||||||||||||
Allium cepa L. | ||||||||||||||
Tabel 1. Klasifikasi Bawang Merah |
Nama Daerah
Aceh: Bawang abang mirah
Batak Karo: Pia
Palembang: Bawang abang
Minangkabau Bawang sirah
Lampung Bawang suluh
Melayu: Bawang merah
Sunda: Bawang beureum
Jawa: Brambang
Madura: Bharjang Merah
Bali: Jasun bang
Nusa Tenggara: Timor Kalpeomeh, Roti Laisona pras
Gorontalo: Bawangi
Bugis: Lasuna
Buol: Pia
Makasar: Lasuma
Halmahera: Bawa
Ternate Bawa roriha
Buru Kosai miha
Tidore Bawa Koriri
B. Ciri-ciri Bawang Merah (Allium cepa L)
1. Habitus: Herba, semusim, tinggi 40-60 cm.
2. Batang: Tidak berbatang, berumbi lapis, merah keputih-putihan, berlobang, bentuk lurus, ujung runcing, tapi rata, panjang ± 50 cm, lebar ± 0,5 cm, menebal dan berdaging serta mengandung persediaan makanan yang terdiri atas lubang yang dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis, hijau.
3. Daun: Tunggal, memeluk umbi lapis.
4. Bunga: Majemuk, bentuk bongkol, bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, hijau, benang sari enam, tangkai sari putih, kepala sari hijau, putik menancap pada dasar bunga, mahkota bentuk bulat telur, ujung runcing, tengahnya bergaris putih.
5. Buah: Batu, bulat, hijau.
6. Biji: Segi tiga, hitam.
7. Akar: Serabut, putih.
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
Orang lnggris juga sering menyebut bawang merah dengan nama shalot, dan bawang merah juga merupakan penyedap masakan terbaik yang sering dimakan orang bule. Biasanya umbi bawang merah sering diiris tipis dan digoreng. Hampir semua masakan soup pasti menggunakan bawang merah yang udah digoreng atau sering disebut dengan bawang goreng. Untuk daun bawang merah juga sering dicampur dengan soup ayam atau digoreng bareng daging sapi. Umbi bawang merah & daun bawang merah adalah merupakan makanan yang banyak mengandung vitamin dan sangat bergizi. Hampir semua restoran besar menggunakan daun bawang merah dan umbi bawang merah sebagai bumbu pelezat makanan di dunia. Jadi umbi bawang merah & daunbawang merah adalah merupakan komoditi dunia yang tetap dibutuhkan selama manusia masih didup di muka bumi. Umbibawang merah & daun bawang merah merupakan salah satu sumber penghasil para petani di pedesaan, khususnya petani umbi bawang merah dan daun bawang merah.
C. Tempat Tumbuh Bawang Merah (Allium cepa L)
Menurut Suryatna Effendi untuk pertumbuhan suatu tanaman selain tergantung pada susunan genetis juga kondisi lingkungan tanah dan iklim, Walaupun manusia belum, dapat mengubah ikling kecuali pada batas- batas tertontu tapi mampu untuk mengatur usaba taninya agar cocok dengan iklim tersedia. Tambah lagi bawang merah membutuhkan kelembaban iklim yang tinggi pada permulaan pertumbuhan dan kondisi kering dan suhu yang tinggi pada priode manaknyat. Bawang merah dapat ditanam dengan baik didaerah dataran tinggi, tetapi pada umumnya lebih baik didaerah dataran rendah sampai ketinggian 30 meter dari permukaan laut karena suhu udara tiggi. Dalam aksi agraris Kanisas ditemui bahwa tanaman bawang merah dapat hidup baik di daerah dataran rendah maupun tinggi. Ketinggian dari permukaan lautan berkisar dari 0–800 meter.
Menurut Samsudin selama pertumbuhannya tanaman bawang merah memerlukan priode basah dan kering yang saling bergantian. Bila keadaan air pengairan cukup tersedia tanaman bawang merah sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, karena pada cuaca berkabut dan banyak hujan menyebabkan perkembanganya lama dan penyakit semakin giat. Pada umumnya tanaman bawang merah tidak tahan terhadap yang lebat, Curah yang optimum 100-200 ml/ bulan. Suhu untuk pertumbuhan 15 – 35 derajat.
Bawang merah sering disebut juga dengan nama berambang. Tanaman bawang merah ini banyak ditanam orang di sawah ataupun ladang yang cukup memperoleh sinar matahari. Tanaman bawang merah juga merupakan tumbuhan berumpun dan berumbi lapis ini berwarna keungu-unguan dan berbau tajam. Tanaman bawang merah adalah tanaman semusim.
Di Indonesia saat ini penghasil terbesar bawang merah ada di daerah Kabupaten Brebes yang terletak Propinsi Jawa Tengah.
D. Zat yang Terkandung Dalam Bawang Merah (Allium cepa L)
Bawang merah merupakan jenis.sayuran yang sangat mudah ditanam dan diperbanyak. Bawang merah adalah sejenis umbi yang sangat populer.Bawang merah ini dapat tumbuh dengan baik di ladang atau bahkan di sawah yang cukup terkena sinar matahari. Bawang merah ini ternyata sangat kaya akan kandungan zak-zat yang berguna untuk tubuh kita. Untuk memperoleh manfaat dari bawang merahini, mari kita mengenal lebih jauh dengan kandungan bawang merah yang meriah ini.
Berikut kandungan - kandungan penting yang terdapat dalam umbi bawang merah:
1. Saponin
Zat yang terkadung dalam bawang merah ini bisa membantu untuk mengencerkan dahak ketika Anda terkena penyakit batuk. Dahak harus diencerkan karena dahak yang padat akan mengganggu pernafasan dan juga membuat tenggorokan sakit ketika batuk. Zat bawang merah ini merupakan apotik hidup yang sangat mujarab sebagai obat batuk.
2. Flavonglikosida
Zat yang terkadung bawang merah merah ini sangat ampuh untuk membunuh bakteri, sehingga orang sering mempergunakan zat yang terkadung dalam bawang merah untuk pengobatan luka dan infeksi agar tidak meradang. Zat dari bawang merah ini sangat ampuh sebagai obat luka.
3. Minyak Atsiri
Minyak atsiri terkandung dalam bawang merah, manfaatnya adalah:
1. Minyak atsiri bawang merah ini memiliki aroma yang khas, jika dihirup bisa menghilangkan pusing juga mengembalikan kesadaran ketika pingsan atau mabuk perjalanan baik darat, laut, maupun udara. Minyak atsiri bawang merah ini sangat cocok untuk dibawa dalam perjalanan, karena minyak atsiri bawang merah ini berfungsi sebagai obat pencegah mabuk darat, laut maupun udara.
2. Minyak atsiri bawang merah ini juga berguna untuk pemijatan saat mengeluarkan angin dari perut dan melancarkan peredaran darah. Ketika anda masuk angin atau terkena penyakit lain akibat peredaran darah yang tidak lancar seperti haid yang tidak lancar pada wanita, pemijatan dengan minyak atsiri bawang merah ini bisa dilakukan.
3. Selain itu minyak atsiri bawang merah juga bermanfaat untuk menyembuhkan luka lecet pada puting ibu menyusui dan minyak atsiri bawang merah ini juga busa untuk mengobati wasir. Minyak atsiri bawang merah merupakan obat terbaik untuk mengobati penyakit wasir.
4. Sikloaliin
Zat sikloaliin bawang merah ini sangat ampuh untuk menurunkan suhu tubuh. Zat sikloaliin bawang merah ini memiliki kandungan yang sama dengan kandungan lainnya pada bawang merah, yaitu metialiin, kuersetin, kaemfreol, dan floroglusin. Kelima zat bawang merah tersebut adalah obat penurun panas atau suhu tubuh yang sangat ampuh. Sehingga zat sikloaliin bawang merah ini dapat digunakan untuk obat demam. Zat sikloaliin bawang merah adalah sejenis obat yang terkenal sebagai obat penuh panas yang luar biasa.
5. Floroglusin
Zat floroglusin pada umbi bawang merah selain dapat menurunkan suhu tubuh, zat floroglisin bawang merah ini juga bisa mencegah munculnya sel kanker dalam tubuh. Zat floroglusin pada umbi bawang merah merupakan salah satu obat pencegah kanker yang baik.
6. Dihidroaliin
Zat dihidroaliin bawang merah ini membantu melancarkan pengeluaran air seni bagi orang yang bermasalah dengan buang air kecil. Berdasarkan uji klinis, zat dihidroaliin pada bawang merah bisa mengatasi masalah penyakit kandungan air seni. Zat dihidroaliin bawang merah ini banyak digunakan oleh orang yang bermasalah dengan buang air kecil.
7. Peptida
Peptida pada bawang merah sangat berguna juga untuk mengurangi kadar gula dalam darah, sehingga dengan bawang merah anda juga bisa mengobati kencing manis atau diabetes. Peptida pada bawang merah oleh para ahli dibuat menjadi obat diabetis.
8. Vitamin dan Mineral
Sudah dipastikan bahwa semua bawang merah mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin B1 dan C yang berguna untuk metabolisme tubuh manusia. Jika metabolisme tubuh lancar maka badan Anda akan sehat. Jadi dengan banyak mengkomsumsi bawang merah, anda akan mendapat asupan vitamin & mineral yang cukup untuk tubuh kita. Dalam bawang merah terdapat banyak zat-zat yang diperlukan oleh tubuh seperti kalori, protein, lemak, Kalsium, dan lain-lain.
9. Pektin
Pektin secara umum terdapat pada dinding sel primer tanaman, khususnya disela-sela antara selulosa dan hemi selulosa. Senyawa pektin juga berfungsi sebagai bahan perekat antara dinding sel yang satu dengan lainnya. Bagian antara dua dinding sel yang berdekatan tersebut disebut lamela tengah. Sebagai penyusun jaringan tumbuhan, zat pektin bertanggung jawab terhadap sebagian besar kekerasan dan tekstur buah buahan dan sayur-sayuran. Pelunakan jaringan buah-buahan selama pemasakan, penghancuran kemantapan Icoloid perubahan pekatan buah-buahan sering disebabkan oleh perubahan dalam zat pektin. Sebagai aditif, pektin merupakan pembentuk gel dan pengental yang sangat berharga.
Pektin pada umumnya terdiri dari berbagai senyawa karbohidrat. senyawa utamanya terdiri dari polisakarida yang terdiri dari unit asam D galakturonat yang dihubungkan dengan ikatan 1–4 glukosida, asam galakturonat merupakan turunan dari galaktosa.
Tabel .2 Kandungan nutrisi dalam 100 gram bawang merah
Komponen Gizi | Jumlah |
Energi | 39 kcal |
Protein | 0,3 g |
Lemak | 0,2 g |
Karbohidrat | 10,2 g |
Kalsium | 36 mg |
Fosfor | 40 mg |
Zat besi | 0,8 mg |
Vitamin A | 0 IU |
Vitamin B1 | 0,03 mg |
Vitamin C | 15 mg |
Air | 88 g |
BDD | 90% |
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992)
E. Manfaat Bawang Merah (Allium cepa L)
Walaupun bawang merah memiliki aroma yang menyengat—bahkan dapat membuat keluar air mata, justru aroma itulah yang menandakan adanya senyawa berkhasiat obat pada bawang merah. Aroma menyengat timbul karena adanya berbagai macam asam amino bersulfur yang menjadi fotokimia utama pada bawang merah.
Fitokimia terbanyak dalam bawang merah adalah allisin dan diallyl sulfide. Kedua mineral tersebut sangat berguna untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar gula, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dan sebagai antibiotik.
Karena mengandung flavonglikosida, ia dianggap anti radang, pembunuh bakteri, sedangkan kandungan saponinnya mengencerkan dahak. Ia juga memiliki sejumlah zat lain yang berkhasiat menurunkan panas, menghangatkan, memudahkan pengeluaran angin dari perut, melancarkan pengeluaran air seni, mencegah penggumpalan darah, menurunkan kolesterol, dan kadar gula dalam darah. Menurut penelitian terakhir, bawang merah juga bisa mencegah kanker karena kandungan sulfurnya. Umbi lapisnya mengandung zat-zat seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin B1 dan C.
F. Kegunaan dari Bawang Merah (Allium cepa L) :
Bawang merah (Allium cepa L) dapat digunakan sebagai berikut:
1. Demam pada anak,
2. Perut kembung, muntah-muntah,
3. Masuk angin,
4. Kerokan,
5. Batuk,
6. Disentri,
7. Hipertensi,
8. Diabetes,
9. Kutu air / kaki rangen,
10. Bisul/ luka,
11. Payudara bengkak / mastitis,
12. Haid tidak teratur
13. Kencing manis
14. Obat cacing
15. Mampu mencegah terjadinya penggumpalan darah
16. memberikan peluang kesembuhan pada penderita asma
17. menurunkan tekanan darah dan kadar lemak di dalam darah
18. mencegah naiknya gula darah pada penderita diabetes melitus
19. Melancarkan air seni pada anak disertai demam, dan
20. Sariawan.
Dari hasil penelitian, ternyata ekstrak umbi bawang merah dengan dosis 250 mg/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 23,46%. Pada pemberian tolbutamid dosis 250 mg/kg bb secara oral, menunjukkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 22,21%, dan pemberian air suling dengan takaran 5 ml/kg bb secara oral menunjukkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 3,00%. Tri Purwaningsih, 1991. FMIPA Farmasi UI, demikian sumber waspada menyebutkan.
Bawang merah juga merupakan bagian penting dari bumbu masakan, baik untuk masakan rumah tangga, restoran maupun industri makanan , di samping itu bawang merah juga bisa di manfa'atkan sebagai obat herbal.
G. Budidaya Tanaman Bawang Merah
Budidaya bawang merah dapat dilakukan dengan dua iklim yaitu dataran rendah dan dataran tinggi. Provinsi Kalimantan Selatan merupakan daerah dataran rendah sehingga bibit yang di perlukan harus bibit bawang merah yang dataran rendah, jangan salah pilih bibit .
Iklim
Bawang merah dapat kita tanam dengan baik di daerah dataran rendah dan dataran tinggi. Pertumbuhanya lebih baik di daerah dataran rendah sampai ketinggian 30
meter di atas permukaan laut karena suhunya lebih tinggi, yaitu rata-rata 30oC. Bawang merah termaksud tanaman sayuran yang tidak tahan terhadap air hujan. Kita juga dapat menanam bawang merah dalam musim penghujan asal saja pembuangan airnya baik dan pemberantasan penyakit di lakukan secara teratur.
Tanah
Tanaman ini menghendaki tanah yang subur, banyak mengandung Humus, gembur, dan pertukaran udaranya baik, serta tidak tergenang. Bilamana tanahnya becek maka perlu di buatkan saluraan pembuangan air. Tanah yang di senangi yaitu tanah endapan dan tanah liat berpasir.
Bawang merah dapat kita tanam di tegalan setelah panen padi. Daerah yang banyak terdapat tanaman bawang merah adalah seperti daerah Tegal, Cirebon, Pekalongan, Brebes, Madium.
Macam-Macamnya
Bawang merah yang biasa di tanam orang ada 2 macam, yaitu bawang merah biasa dan bawang merah bombay. Bawang merah biasa mempunyai daun yang bulat, panjang, warnanya hijau, dan di dalamya berongga, dan rasanya pedas. Bawang Bombay, mempunyai daun yang setengah bulat panjang, warnanya hijau tua, dan di dalamnya berlubang, serta rasanya tidak terlalu pedas, bahkan agak manis.
Beberapa jenis bawang merah biasa adalah :
1) Ampenan, umur 70 hari, cocok untuk musim kemarau.
2) Bima, umur 60 hari, cocok untuk musim penghujan.
3) Medan, umur 80 hari, cocok untuk segala musim,
4) Kuning, umur 70 hari, cocok untuk musim kemarau.
Bibit
Bibit yang hendak kita gunakan kita pilih dari umbi yang kecil, bulat, sehat, dan agak tua. Sebelumnya bibit ini di tarang. Untuk 1 Ha pertanaman bawang merah biasa akan di perlukan 200.000 butir umbi atau 1.000 kg. sedangkan bawang bombay akan di perlukan 90.000 butir umbi atau 1.500 kg.
Gambar 3. Proses Penanaman Bawang Merah |
Untuk mempercepat keluarnya tunas, bibit ini dipotong ujungnya sampai sepanjang 1/3 – ½ bagian. Sesudah itu bibit di tanam di atas bendengan sampai permukaan irisan menutup. Jarak tanaman bawang biasa 15 x 20cm dan bawang bombay 20 x 30 cm. di dalam satu bendengan akan terdapat 4 barisan tanaman.
Pemeliharaan
1.Memupuk
Berikan campuran pupuk ZA dan ZK sebanyak 4 – 10 gram untuk setiap batang yang di berikan secara melingkar dengan jarak 5 – 10 cm dari batang.
2.Memberantas Hama dan Penyakit
Hama yang sering merusak tanaman bawang merah adalah ulat daun Dan hama bodas. Ulat daun ini sering memotong ujung –ujung daun dan hama bodas sering memotong ujung daun sampai kering. Hama ini dapat di berantas dengan semprotan Folidol, Tamaron, Dan Bayrusil 0,2%.
Penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah adalah Cendawan busuk umbi, penyakit mati pucuk, penyakit becak-becak daun, dan penyakit trotol. Penyakit cendawan dapat di berantas dengan semprotan Bubur Bordeaux 2% atau Dithane M-45 0,2%. Penyakit becak-becak di berantas dengan semprotan Dithane M-45 atau Antracol 0,2%.
Hasil
Tanaman bawang merah dapat di pungut hasilnya setelah berumur 21/2 – 31/3 bulan, yaitu setelah 60% daunya menjadi kering dan leher daunya lemas. Pemunguta di lakukan dengan cara mencabut tanaman yang akan di panen, dengan baik. Satu rumput tanaman dapat menghasilkan 4 – 6 umbi anakan dan untuk 1 Ha menghasilkan 100 – 1200 kwintal. (Edit Muhammad Saufi)
1. Syarat Tumbuh Bawang Merah
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, berstruktur remah, dan bertekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 - 6.5. Tanaman bawang merah memerlukan udara hangat untuk pertumbuhannya (25 s/d 320C), curah hujan 300 sampai 2500 mm pertahun, ketinggian 0-400 mdpl, dan kelembaban 50-70 %.
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan lapisan tanah yang gembur, memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah, dan mengendalikan gulma. Tanah dibajak atau dicangkul dengan kedalaman 20 cm, kemudian dibuat bedengan selebar 120 - 175 cm, tinggi 25 - 30 cm, serta panjang sesuai disesuaikan dengan kondisi lahan. Saluran drainase dibuat dengan lebar 40 - 50 cm dan kedalaman 50 - 60 cm. Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu. Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan.
3. Penyediaan Bibit
Pada umumnya perbanyakan bawang merah dilakukan dengan menggunakan umbi sebagai bibit. Kualitas umbi bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya hasil produksi bawang merah. Umbi yang baik untuk bibit harus berasal dari tanaman yang cukup tua yaitu berumur 70 - 80 hari setelah tanam, dengan ukuran sedang (beratnya 5 - 10 gram, diameter 1,5 - 1,8 cm). Umbi bibit tersebut harus terlihat segar dan sehat, tidak keriput, dan warnanya cerah. Umbi bibit telah siap tanam apabila telah disimpan 2 - 4 bulan sejak dipanen dan tunasnya sudah sampai ke ujung umbi.
4. Penanaman dan Pemberian Pupuk Dasar
Setelah tanah selesai diolah selanjutnya dilakukan kegiatan pemupukan. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik yang sudah matang seperti pupuk kandang sapi dengan dosis 10-20 ton/ha atau pupuk kandang ayam dengan dosis 5-6 ton/ha, atau kompos dengan dosis 4-5 ton/ha. Selain itu pupuk P (SP-36) dengan dosis 200-250 kg/ha diberikan 2-3 hari sebelum penanaman.
Umbi bibit ditanam dengan jarak 10 cm x 20 cm atau 15 cm x 15 cm. Lobang tanaman dibuat setinggi umbi dengan menggunakan alat penugal. Umbi bawang merah dimasukkan ke dalam lobang tanaman dengan gerakan seperti memutar sekrup, hingga ujung umbi tampak rata dengan permukaan tanah. Setelah tanam dilakukan penyiraman dengan menggunakan embrat yang halus.
5. Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan dilakukan pada umur 10-15 hari dan umur 30-35 hari setelah tanam. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan adalah : Urea 75-100 kg/ha, ZA 150-250 kg/ha, Kcl 75-100 kg/ha. Pupuk diaduk rata dan diberikan di sepanjang garitan tanaman.
6. Pengairan
Tanaman bawang membutuhkan air yang cukup dalam pertumbuhannya. Penyiraman pada musim kemarau dilakukan 1 kali dalam sehari pada pagi hari atau sore, sejak tanam sampai menjelang panen.
7. Menyiangan dan Pembumbunan
Menyiang dilakukan sesuai dengan kondisi gulma, minimal dilakukan dua kali/musim, yaitu menjelang dilakukannya pemupukan susulan. Kegiatan membumbun dilakukan saat tanaman umur 30 dan 45 hari setelah tanam atau disesuaikan dengan kondisi umbi sampai muncul ke permukaan tanah.
8. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah adalah ulat tanah, ulat daun, ulat grayak, kutu daun, nematoda akar, bercak ungu alternaria, embun tepung, busuk leher batang, otomatis/ antraknose, busuk Umbi, layu fusarium dan busuk basah.
a. Hama ulat bawang (Spodoptera spp).
Serangan hama ini ditandai dengan bercak putih transparan pada daun. Pengendaliannya adalah : - Telur dan ulat dikumpulkan lalu dimusnahkan - Pasang perangkap ngengat (feromonoid seks) ulat bawang 40 buah/ha - Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5 % per rumpun atau telah ditemukan 1 paket telur/10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, misalnya Hostathion 40 EC, Cascade 50 EC, Atabron 50 EC atau Florbac.
b. Hama trip (Thrips sp.)
Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya bercak putih beralur pada daun. Penanganannya dengan penyemprotan insektisida efektif, misalnya Mesurol 50 WP atau Pegasus 500 EC.
c. Penyakit layu Fusarium ditandai dengan daun menguning, daun terpelintir dan pangkal batang membusuk. Jika ditemukan gejala demikian, tanaman dicabut dan dimusnahkan.
d. Penyakit otomatis atau antraknose
Gejalanya : bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan pada bercak tersebut yang menyebabkan daun patah atau terkulai. Untuk mengatasinya, semprot dengan fungisida Daconil 70 WP atau Antracol 70 WP.
e. Penyakit trotol (bercak ungu alternaria) ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Gunakan fungisida efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, dll untuk membasminya.
9. Panen dan Paska Panen
Bawang merah dipanen apabila umurnya sudah cukup tua, biasanya pada umur 60-70 hari setelah tanam. Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat tanda-tanda 60-70% daun telah rebah atau leher batang lunak, sedangkan untuk bibit kerebahan daun lebih dari 90%. Panen dilakukan waktu udara cerah. Pada waktu panen, bawang merah diikat dalam ikatan-ikatan kecil (1-1.5 kg/ikat), kemudian dijemur selama 5-7 hari). Setelah kering (penjemuran 5-7 hari), 3-4 ikatan bawang merah diikat menjadi satu, kemudian bawang dijemur dengan posisi penjemuran bagian umbi di atas selama 3-4 hari. Pada penjemuran tahap kedua dilakukan pembersihan umbi bawang dari tanah dan kotoran. Bila sudah cukup kering (kadar air kurang lebih 85 %), umbi bawang merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang.
a. Pengeringan umbi dilakukan dengan cara dihamparkan merata diatas tikar atau digantung di atas para-para. Dalam keadaan cukup panas biasanya memakan waktu 4-7 hari. Bawang merah yang sudah agak kering diikat dalam bentuk ikatan.Proses pengeringan dihentikan apabila umbi telah mengkilap, lebih merah, leher umbi tampak keras dan bila terkena sentuhan terdengar gemerisik.
b. Sortasi dilakukan setalh proses pengeringan
c. Ikatan bawang merah dapat disimpan dalam rak penyimpanan atau digantung dengan kadar air 80 (persen) – 85 (persen), ruang penyimpnan harus bersih, aerasi cukup baik, dan harus khusus tidak dicampur dengan komoditas lain.
10. Kriteria Kualitas Bawang Merah
Kriteria kualitas bawang merah yang dikehendaki oleh konsumen rumah tangga adalah : umbi berukuran besar, bentuk umbi bulat, warna kulit merah keunguan, dan umbi kering askip. Sedangkan konsumen luar (untuk ekspor) yang dikehendaki adalah : umbi berukuran besar, bentuk umbi bulat, wana kulit merah muda, dan umbi kering lokal.
H. Cara Mengkonsumsi Bawang Merah yang Harus Dihindari
Jangan sekali-kali mengkonsumsi bawang merah mentah yang sudah di iris - iris pada hari berikutnya, karena bawang merah mentah yang sudah di iris - iris dan setelah melewati satu hari akan menjadi zat yang sangat aktif dalam menarik bakteri -bakteri di sekitarnya, sehingga mengkonsumsi bawang merah mentah sisa hari yang lalu dapat mengganggu kesehatan tubuh.
BAB III. METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Proses pembuatan obat tradisional dari bawang merah (Allium cepa L) dilakukan di rumah penulis desa Ambalkliwonan, Ambal, Kebumen. Waktu pelaksanaannya dilakukan pada 19 Februari 2012.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Bawang Merah (Allium cepa L)
Dalam penelitian ini, Bawang Merah (Allium cepa L) digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan obat tradicional.
b. Minyak tanah
c. Minyak kayu putih
2. Alat
Peralatan dalam pembuatan obat tradisional:
a. Parut
b. Piring kecil
c. Plastik sebagai alas
C. Langkah Kerja
1. Sediakan umbi bawang merah, parut hingga halus.
Gambar 4. Bawang Merah | Gambar 5. Proses Pemarutan Bawang Merah |
2. Kemudian, masukkan parutan bawang merah tersebut ke dalam piring kecil.
Gambar 6. Bawang Merah Parut
3. Lalu, tambahkan minyak tanah sedikit.
4. Selanjutnya, tambahkan minyak kayu putih secukupnya.
Gambar 7. Penambahan Minyak Kayu Putih
5. Terakhir, campurkan bahan-bahan tersebut dengan cara meremas-remas menggunakan jari tangan.
D. Cara pemakaian: Ramuan tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangan pada anak yang demam.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bawang merah memiliki unsur kandungan minyak atsiri yang sangat menentukan bagi kesembuhan penderita demam. Hal ini disebabkan karena minyak atsiri adalah unsur yang telah dikenal secara luas sebagai zat yang bersifat anti bakteri dan anti radang. Sedangkan unsur flavonoid pada bawang merah bahkan lebih hebat lagi, karena memiliki efek sebagai anti bakteri, anti alergi, anti radang, bahkan sebagai anti kanker. Demam adalah gejala umum yang selalu timbul pada seseorang, ketika orang itu sedang mengalami sejenis peradangan/infeksi di dalam tubuhnya.
Banyak orang tua panik bila mendapati suhu tubuh anaknya di atas rata-rata atau sering disebut demam. Sebagai pertolongan pertama, umumnya diberikan obat penurun panas yang berbahan dasar kimia seperti golongan parasetamol, asam salisilat, ibuprofen, dan lain-lain. Jarang sekali orangtua yang langsung teringat memberikan obat-obatan tradisional.
Padahal, obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman obat ini tak kalah ampuhnya sebagai pengusir demam. Obat-obatan tradisional memiliki kelebihan, yaitu toksisitasnya relatif lebih rendah dibanding obat-obatan kimia. Jadi, relatif lebih aman, bahkan tidak ada efek samping bila penggunaannya benar. Soalnya, kandungan tanaman obat bersifat kompleks dan organis sehingga dapat disetarakan dengan makanan, suatu bahan yang dikonsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak. Selain itu, harganya pun lebih murah.
Demam pada anak dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Demam karena infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38°C. Penyebabnya beragam, yakni infeksi virus (seperti flu, cacar, campak, SARS, flu burung, demam berdarah, dan lain-lain) dan bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).
2. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).
3. Demam fisiologis, seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara yang terlalu panas, dan lain-lain.
Dari ketiganya, hanya demam yang disebabkan oleh infeksi dan noninfeksi sajalah yang memerlukan obat penurun panas. Untuk mempercepat proses penurunan panasnya, selain ramuan tradisional yang diminum, dapat juga diberikan baluran atau kompres untuk membantu.
Akan halnya demam fisiologis, tak diperlukan obat-obatan penurun panas karena umumnya jarang melebihi 380°C. Untuk menurunkan suhu tubuh, cukup diberikan minum yang banyak dan diusahakan berada dalam ruangan berventilasi baik atau berpendingin.
Tabel 3. Perbandingan Bawang Merah sebagai Obat Tradisional dan Obat Kimia
No. | Obat Tradisional | Obat Kimia |
1. | Harganya terjangkau dan barangnya mudah didapat. | Harga relatif mahal karena faktor impor. |
2. | Efek samping relatif kecil bahkan sama sekali tidak menimbulkan efek samping jika digunakan secara tepat. | Efek samping pengobatan lebih sering terjadi. |
3. | Reaksinya lambat. | Reaksinya cepat. |
4. | Memperbaiki keseluruhan sistem tubuh. | Hanya memperbaiki beberapa sistem tubuh. |
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Selain sebagai rempah-rempah yang multiguna, bawang merah (Allium cepa L) juga bisa digunakan sebagai obat tradisional yang dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
2. Pengobatan menggunakan umbi bawang merah tidak menimbulkan efek samping seperti menggunakan obat-obatan kimia.
3. Bawang merah mengandung minyak atsiri sehingga dapat digunakan sebagai obat penurun panas alami.
A. Saran
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat lain dari bawang merah.
2. Seharusnya produksi obat-obatan alternatif lebih ditingkatkan lagi, karena terbukti mampu menyembuhkan penyakit-penyakit kronis namun tidak menimbulkan efek samping seperti obat-obatan kimia.
3. Lebih baik beralih menggunakan obat-obatan alternatif meskipun khasiatnya tidak langsung terasa. Namun obat alternatif ini tidak menyebabkan efek samping yang merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro Hadi Permadi, Wisnu Broto dan Yusri Krisnawati. 1996. “Perbanyakan Benih Bawang Merah Melalui Biji”. Dalam Warta Litbang Pertanian Vol. XVII, No 5. Departemen Pertanian.
Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid 1. Diterjemahkan oleh Ketaren, S. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Hendro Sunarjono. 1986. “Prospek Peningkatan Produksi bawang Merah dengan Biji. dalam: Warta Litbang Pertanian, Vol. 8, No. 4-6, Juli. Derpartemen Pertanian.
Hilmi Ridwan, Holil Sutapradja dan Margono. 1989. “Daya Produksi dan Harga Pokok Bibit Biji Bawang Merah”. dalam: Buletin Penelitian Holtikultura, Vol. XIX, No. 3/90. Balithor Lembang.
Mieke Americana. 1998. Perbaikan Kualitas Sayuran Berdasarkan Preferesi Kunsumsi. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Puslitbang Holtikultura.1994. Hasil Penelitian Holtikultura Pelita V. Jakarta: Badan Litbang Pertanian.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah
http://lenterahati.web.id/khasiat-bawang-merah.html
http://sweetspearls.com/health/bahan-dapur-untuk-redakan-demam-2/
0 komentar:
Posting Komentar