Submit

23 Okt 2012

Karya Tulis Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong Menjadi Kripik

Karya Tulis

Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong

Menjadi Kripik

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Tekstruktur Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester II

Tahun 2011/2012

clip_image002

Disusun Oleh :

NUR FAIKOH HIDAYAH (5684)

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN

2012

Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong

Menjadi Kripik

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Tekstruktur Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester II

Tahun 2011/2012

clip_image003

Disusun Oleh :

NUR FAIKOH HIDAYAH (5684)

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong Menjadi kripik

Penyusun : Nur Faikoh Hidayah

NIS:5684

Sekolah : SMA Negeri 1 Kutowinangun,Kebumen, Jawa

Tengah

Karya tulis ini telah disahkan pada Februari 2012 oleh:

Pembimbing

Drs. Kirwanto

NIP.19630809.199512.011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat,taufik,dan hidayah-Nya kepada penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Dalam penulisan karya tulis ini,tidak sedikit dari kesulitan serta hambatan yang dihadapi penulis.Namun,berkat bantuan dari berbagai pihak,akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.Oleh karena itu,penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.Ibu Dra.Nurhidayati,selaku Kepala SMA Negeri 1 Kutowinangun

2.Bapak Drs.Kirwanto dan Ibu Sri Ratnawati,SPd,selaku guru pembimbing dalam

penyusunan karya tulis ini.

3.Petugas perpustakaan yang telah menyediakan buku-buku sebagai sumber acuan

karya tulis.

4.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini,baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,saran,kritik,dan masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan penyusunan karya tulis selanjutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Kutowinangun, Februari 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMANJUDUL………………………………………………………… ii

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………… iii

KATA PENGANTAR………………………………………………………. iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………… v

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… vi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... vii

ABSTRAK…………………………………………………………………... viii

BAB I.PENDAHULUAN……………………………………………………. 1

A.Latar Belakang……………………………………………………. 1

B.Rumusan Masalah………………………………………………… 2

C.Tujuan Masalah…………………………………………………… 2

D.Manfaat …………………………………………………………... 2

BAB II.TELAAH PUSTAKA………………………………………………. 3

A.Tanaman Singkong……………………………………………….. 3

1.Asal-usul Tanaman Singkong……………………………... 3

2.Jenis/Varietas Tanaman Singkong………………………… 3

B. Budidaya Tanaman Singkong……………………………………. 8

1.Syarat Tumbuh…………………………………………….. 8

2.Persiapan Bibit……………………………………………. 8

3.Persiapan Lahan………………………………………….... 9

4.Penanaman………………………………………………… 9

5.Teknis dan Jenis Pemupukkan…………………………….. 10

6.Pemeliharaan………………………………………………. 10

7.Pemanenan. ……………………………………………….. 11

C. Hama dan Penyakit……………………………………………….. 12

D. Kandungan Singkong…………………………………………….. 12

E. Cara Pembuatan Kripik Kulit Singkong…………………………. 14

F. Pemilihan dan Pengolahan Singkong…………………………….. 14

BAB III. METODOLOGI…………………………………………………... 16

A.Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………….. 16

B. Bahan dan Alat…………………………………………………… 16

C. Fungsi Bahan dan Alat…………………………………………… 16

D. Metode Pembuatan Kripik Kulit Singkong………………………. 17

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………. 18

A.Warna dan Kerenyahan…………………………………………… 18

B.Kelebihan dan Kelemahan………………………………………… 18

BAB V.PENUTUP…………………………………………………………... 19

A.Kesimpulan ……………………………………………………………….. 19

B.Saran………………………………………………………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 20

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bibit singkong ...................................................................... 8

Gambar 2. Lahan singkong .................................................................... 9

Gambar 3. Cara penanaman ................................................................... 9

Gambar 4. Cara pemeliharaan ................................................................ 10

Gambar 5. Panen singkong ..................................................................... 11

Gambar 6. Hama tungau merah .............................................................. 12

Gambar 7. Pengupasan ........................................................................... 17

Gambar 8. Kulit singkong kering ........................................................... 17

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbedaan kulit singkong adira 1

di dataran rendah dan dataran tinggi ....................................... 5

Tabel 2. Kandungan energi TDN dan Nutrisi......................................... 13

dalam limbah singkong .............................................................

viii

ABSTRAKSI

Singkong tanaman yang berasal dari Amerika ,yang sering dikenal dengan ketela pohon atau ubi kayu adalah pohon tahunan tropika dan subtropika.Tanaman ini termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae.Hampir dari semua bagian tanaman singkong dapat dimanfaatkan.Mulai dari akar,batang,sampai daun.Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah,seperti pekarangan,tanggul,ataupun sawah.Adapun cara penanamannya yaitu dengan cara stek batang singkong tua.

Telah kita ketahui bahwa singkong merupakan sumber energi yang kaya akan karbohidrat.Demikian juga daun singkong yang mengandung protein dan zat besi.Singkong juga sering dijadikan sebagai bahan pengganti makanan pokok.Lalu bagaimana dengan kulit singkong?Kulit singkong sering kali disepelekan dan dianggap sebagai limbah dan dalam kategori sampah organik,yang mana dapat terdegradasi (membusuk) secara alami.Padahal kulit singkong ini juga memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi.Presentase jumlah limbah kulit singkong bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total singkong.

Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 184 juta ton pada tahun 2002.Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.Singkong ditanam secara komersial di Indonesia sekitar tahun 1810(Hindia Belanda),setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil.Limbah kulit singkong yang menumpuk dapat menyebabkan pencemaran. Pemberdayaan limbah kulit singkong untuk mengatasi limbah kulit singkong yang semakin menumpuk dapat diolah menjadi kripik.Pemanfaatan ini sudah banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat di Jawa,seperti daerah Kendal.Makanan ini tidak kalah dengan makanan-makanan lainnya.Makanan ini bisa dijadikan sebagai cemilan atau sebagai makanan penunjang.Selain renyah dan gurih,kripik kulit singkong ini juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta memiliki kandungan karbohidrat yang sangat dibutuhkan bagi tubuh kita.

ix

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi ekonomi yang sangat besar,di mana sektor pertanian menjadi sumber utama penghidupan rakyat.Dalam sektor ini,di samping padi sebagai bahan makanan pokok,terdapat pula produksi pertanian palawija yang bukan hanya untuk konsumsi dalam negeri,tetapi juga untuk bahan komoditi ekspor.Oleh karena itu,peningkatan produksi pangan tidak hanya berarti peningkatan produksi beras,juga pentingnya menggalakkan peningkatan aneka ragam tanaman palawija dalam rangka meningkatkan penilaian nilai gizi makanan bagi kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat Indonesia sebagian besar dalam memenuhi perekonomian bangsa dihasilkan dari pertanian yang utamanya padi.Karena mereka menganggap prospek menanam padi lebih baik daripada tanaman lainnya.Selain itu,juga sudah dikenal bahwa padi merupakan makanan pokok bangsa penduduk,luas area pertanian semakin berkurang karena pesatnya pembangunan pemukiman penduduk di area tersebut.Sehingga dapat mengancam persediaan produksi padi.Padahal padi dapat tumbuh di dataran rendah dengan kadar air yang cukup.

Usaha memperkaya berbagai jenis produksi palawija telah ditempuh dengan berbagai cara dan banyak ahli telah melakukan penelitian dengan hasil yang sangat menggembirakan.Oleh karena itu,perlu penanaman tanaman yang dapat untuk mengatasi hal tersebut,misal dengan menanam tanaman yang dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah,seperti tanaman singkong.Tetapi,secara umum petani di Indonesia kurang tertarik pada tanaman singkong.Hal ini disebabkan kurangnya informasi tentang prospek tanaman singkong.Selain itu juga petani menganggap singkong kurang memberikan nilai ekonomis dibanding tanaman lainnya.Hal lain yang menyebababkan keengganan petani dalam menanam singkong adalah anggapan yang salahtentang manfaat singkong.Mereka menganggap manfaat singkong hanya sebagai makanan yang dipandang rendah atau terkadang dikatakan makanan orang desa.Padahal pada kenyataannya,singkong memiliki manfaat yang sangat beragam.

Dari uraian diatas,penulis bermaksud menyusun karya tulis ini dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui bahwa tanaman singkong adalah tanaman yang serbaguna.Dalam karya tulis ini,penulis menyajikan salah satu pemanfaatan yang diambil dari limbah kulit singkong yaitu dibuat menjadi kripik kulit singkong,yang mana dapat dijadikan sebagai bahan makanan penunjang yang berkalori/berkarbohidrat tinggi.Semoga dengan karya tulis ini,diharapkan pembaca tertarik untuk mengonsumsi tanaman singkong.

B.Rumusan Masalah

Yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Bagaimana prospek tanaman singkong

2.Dari manakah asal-usul tanaman singkong

3.Apa sajakah jenis-jenis singkong

4.Zat-zat apa saja yang terkandung di dalam singkong

5.Bagaimana pemanfaatan singkong khususnya dalam pembuatan kripik kulit singkong

C.Tujuan

1. Mengetahui asal-usul singkong

2. Mengetahui prospek tanaman singkong

3. Mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam singkong

4. Mengetahui jenis-jenis singkong

5. Mengetahui berbagai pemanfaatan singkong khususnya dalam pembuatan makanan ringan seperti kripik

D.Manfaat

1. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa kulit singkong memiliki khasiat/manfaat yang luar biasa

2. Menggalih potensi limbah kulit singkong sebagai salah satu sumber energi tambahan

3. Mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan karena menumpuknya limbah kulit singkong

4. Membuat masyarakat tidak lagi membuang kulit singkong dengan begitu saja

5. Dapat dikembangkan melalui home industri atau pihak pabrik,departemen dan swasta,sehingga dapat membantu dalam membuka lapangan pekerjaan

6. Menjadi salah satu pertimbangan bagi para pedagang makanan

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A.Tanaman Singkong

1. Asal-Usul Tanaman Singkong

Singkong sering disebut-sebut sebagai bahan makanan ndesa atau berasal dari kampung. Meski saat ini beraneka ragam usaha makanan yang berbahan dasar singkong mulai menjamur, namun rata-rata usaha tersebut masih bermotivasi untuk “mengangkat derajat” singkong supaya lebih bergengsi. Artinya, singkong masih dianggap sebagai bahan makanan rendahan

Di mata pemerintah dan masyarakat, singkong pun dianggap sebagai bahan makanan lokal yang perlu digalakkan sebagai bahan makanan pokok alternatif. Istilah bahan makanan lokal juga perlu dicermati, sebab tanaman singkong ternyata bukan berasal dari Indonesia

Singkong atau cassava (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan yang dikembangkan di Brasil dan Paraguay pada masa prasejarah. Potensi singkong menjadikannya sebagai bahan makanan pokok penduduk asli Amerika Selatan bagian utara, selatan Mesoamerika, dan Karibia sebelum Columbus datang ke Benua Amerika. Ketika bangsa Spanyol menaklukan daerah-daerah itu, budidaya tanaman singkong pun dilanjutkan oleh kolonial Portugis dan Spanyol.Di Indonesia, singkong dari Brasil diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke-16. Selanjutnya singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810

Kini, saat sejarah tersebut terabaikan, singkong menjadi bahan makanan yang merakyat dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

2. Jenis/Varietas Tanaman Singkong

Tanaman singkong (Manihot utilissima) merupakan salah satu jenis tanaman herbal yang mudah tumbuh. Tanaman singkong adalah tanaman komersial yang dibudidayakan di banyak negara tropis yang mempunyai banyak jenis atau varietas yang ada, namun sedikit yang diketahui oleh masyarakat umum dari nomenklatur hasil identifikasi varietas. Berbagai varietas biasanya dibedakan satu sama lain dari karakteristik morfologi tanaman seperti warna batang, daun dan umbi-umbian. Banyak varietas yang sama yang dikenal di berbagai tempat dengan sejumlah nama.

Varietas yang banyak dari tanaman singkong termasuk didalamnya singkong sebagai tanaman herbal Indonesia biasanya dikelompokkan dalam dua kategori utama: Manihot palmata dan Manihot AIPI, atau singkong pahit dan manis. Pengelompokan ini didasari atas manfaat ekonomi yang mudah dalam membedakannya, karena sulit untuk membedakan dua kelompok tersebut dengan dengan menggunakan nama karakteristik botani. Perbedaan nama tersebut didasari atas jumlah banyak dan sedikitnya kandungan asam hydrocyanic pada akarnya, yang menentukan terjadinga keracunan atau toksisitas.

Terjadinya keracunan ini bervariasi dari berbagai tempat, semua tanaman singkong sekarang dianggap sebagai varietas Manihot utilissima, dan dalam keadaan tertentu dapat pahit dan dalam beberapa kedaan lainnya dapat menjadi manis dan sebaliknya. Kandungan asam hydrocyanic cenderung lebih tinggi pada tanah miskin unsure hara dan dalam kondisi kering. Tanaman singkong disebut manis atau beracun, tergantung kandungan asam hydrocyanic dalam akarnya, yang umum diakui mengandung kurang dari 50 miligram asam hydrocyanic per kilogram bahan segar.Saat ini tersedia 10 varietas ubi kayu di pasaran. Kesepuluh varietas tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok varietas ubi kayu untuk pangan dan untuk industri.

Varietas untuk pangan adalah

· N1 Mekarmanik

· Adira 1

· Malang 1

· Malang 2

· Darul Hidayah.

Sedangkan untuk ubi industri adalah

· N1 Mekarmanik

· Adira 2

· Adira 4

· Malang 4

· Malang 6

· UJ 5

· dan UJ 3.

Varietas untuk pangan mempunyai tekstur umbi yang pulen dengan kadar HCN < 50 miligram per kilogram dan mempunyai rasa tidak pahit. Sedangkan ubi jalar untuk industri mempunyai kadar patin atau kadar bahan kering sekitar 0,6 gram per kilogram

Beberapa varietas unggul singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian antara lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4 maupun Malang 6.

2.1 Adira 1.

Adira 1 mempunyai pucuk daun berwarna coklat dengan tangkai merah pada bagian atas dan merah muda pada bagian bawahnya.  Bentuk daunya menjari agak lonjong.  Warna batang muda hijau muda  sedangkan batang tua coklat kuning. Umur tanaman antara 7 -10 bulan dengan tinggi tanaman mencapai 1-2 meter.

Umbinya berwarna kuning dengan kulit luar coklat dan kulit dalam kuning.  Umbinya mempunyai rasa yang enak direbus, degan kadar tepung 45% dan kadar protein 0,5% pada saat basah serta kadar sianida (HCN) mencapai 27,5 mg per kilogram.  Umbinya cocok untuk diolah menjadi tape, kripik singkong atau dikonsumsi langsung.

Adira 1 agak tahan terhadap serangan hama tungau merah (Tetranichus bimaculatus), tahan terhadap bakteri hawar daun Pseudomonas sonacaearum, dan Xantohomonas manihots.Adira 1 mempunyai potensi hasil yang cukup tinggi mencapai rata-rata 22 ton per hektar

Tabel 1.Perbedaan kulit singkong adira 1 di dataran rendah dan dataran tinggi

Di dataran rendah

Di dataran tinggi

Kadar karbohidrat 4,55%

Kadar karbohidrat 4,18%

Kadar Asam Sianida 20,72%

Kadar Asam Sianida 22,5%

2.2 Adira 2.

Adira 2 mempunyai ciri-ciri daunya berbentuk menjaai agak lonjong dan gemuk dengan warna pucuknya ungu.  Warna tangkai daun bagian atas merah muda dan bagian bawahnya hijau muda.  Warna tulang daunya merah muda pada bagian atas dan bagian bawahnya hijau muda. Warna batang muda hijau  muda dan menjadi putih coklat saat sudah tua.  Tinggi tanaman sekitar 1 – 2 meter dengan umur tanaman mencapai 8 -12 bulan.

Warna umbi putih dengan kulit bagian luar putih coklat dan bagian dalamnya ungu muda.  Kualitas rebusnya bagus namun rasanya agak pahit.  Umbinya mempunyai kandingan tepung 41% dan protein 0,7% saat basah dengan kadar sianida (HCN) sekitar 124 mg per kilogram.  Umbinya cocok untuk bahan baku tepung tapioka.

Adira 2 ini tahan terhadap serangan penyakit layu (Pseudomonas solanacearum) dan agak tahan terhadap tugau merah (Tetrabnichus bimaculatus).Adira 2 mempunyai potensi hasil cukup tinggi mencapai 22 ton per hektar umbi basah.

2.3 Adira 4.

Ciri-ciri dari Adira 4 ini antara lain pucuk daun berwarna hijau dengan bentuk daunya biasa agak lonjong dan tulang daunya berwarna merah muda pada bgaian atas serta hijau muda pada bagian bawahnya.  Warna tangkai daun bagian ataas merah kehijauan dan bagian bawahnya hijau muda.  Warna batang muda hijau dan batang tua abu-abu. Tinggi tanaman antara 1,5 – 2 meter dengan umur tanaman mencapai 10 bulan.

Umbinya berwarna putih dengan kulit luar coklat dan ros bagian dalamnya.  Umbinya mempunyai kualitas rebus yang bagus namun agak pahit.  Umbinya mempunyai kandungan tepung mencapai 18-22 % dan proteinya 0,8 – 22% dengan kadar HCN sekitar 68 mg per kilogram. Umbinya  cocok untuk  bahan baku tepung tapioka.

Adira 4 tahan terhadap serangan Pseudomonas solanacearum, dan Xanthomonas manihots, dan agak  tahan terhadap hama tungau merah (Tetranichus bimaculatus).Adira 4 ini mempunyai potensi hasil yang tinggi mencapai 35 ton per hektar umbi basah.

2.4 Malang 1.

Malang 1 mempunyai daun berwarna hijau keunguan dengan bentuk daun menjari agak gemuk.  Dengan tangkai daun bagian atas hijau kekuningan dengan becak ungu merah pada bagian pangkal bawah.  Warna batang muda hijau muda dan hijau keabu-abuan pada bagian bawahnya.  Tinggi tanaman mencapai 1,5 – 3,0 meter dengan umur tanaman mencapai 9-10 bulan.

Umbinya berwarna putih kekuningan dengan kualitas rebus yang enak dan rasa manis. Kandungan tepungnya mencapai 32-36% dan proteinya mencapai 0,5 % umbi segar.  Kadar sianida (HCN) kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat.  Umbinya cocok sebagai bahan baku tepung tapioka.

Malang 1 ini toleran terhadap serangan tungau merah Tetranichus sp dan becak daun Cercospora sp serta daya adaptasinya cukup luas.Potensi hasilnya cukup tinggi antara 24,3 sampai 48,7 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 36,5 ton per hektar.

2.5 Malang 2.

Malang 2 mempunyai bentuk daun menjari dengan cuping yang sempit.  Warna pucuk daunya hijau muda kekuningan dengan tangkai daun atas hijau muda kekuningan dan bagian bawahnya hijau.  Warna batang muda hijau muda dan batang tua coklat kemerahan.  Tinggi tanamn mencapai 1,5 – 3,0 meter dengan unmur mencapai 8 – 10 bulan. Warna umbinya kuning muda dengan warna kulit luar coklat kemerahan dan putih kecoklatan bagian dalamnya.  rasa umbinya enak dengan kandungan tepungnya mencapai 32 – 36%, protein 0,5% umbui segar dan sianida (HCN) kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat.

Malang 2 toleran terhadap penyakit becak daun Cercospora sp dan hawar daun (Cassava bacterial blight) namun agak peka terhadap tungau merah Tetranichus sp.Potensi hasilnya tinggi mencapai 20 – 42 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 31, 5 ton per hektar umbi basah.

2.6 Malang 4.

Bentuk daunya menjari dengan lamina gemuk.  Warna daun muda ungu dan berubah menjadi hijau saat tua dengan tangkai daun berawarna hijau.  Warna batang keunguan. Malang 4 termasuk varietas singkong yang tidak bercabang. Tinggi tanaman kurang dari 2 meter dan umur tanaman mencapai 9 bulan.

Umbinya berwarna putih dengan kulit luar coklat dan kulit bagian dalam kuning.  Ukuran umbinya besar dan kualitas rebusnya baik namun rasanya agak pahit.  Kandungan tepung 25 – 32 % dan sianida (HCN) kurang dari 100 ppm dengan metode asam pikrat.

Malang 4 agak tahan terhadap tungau merah Tetranichus sp.  Selain itu Malang 4 juga adaptif pada lahan-lahan dengan kandungan hara sub optimal.  Potensi hasilnya tinggi mencapai 39.7 ton per hektar umbi basah.

2.7 Malang 6.

Bentuk daunya menjari dengan lamina gemuk. Warna daun muda ungu dan yang tua berwarna hijau dengan tangkai daun hijau muda.  batang berwarna abu-abu.  Tinggi tanamn kurang dari 2 meter dengan umur tanaman mencapai 9 bulan.

Umbinya berwarna putih dengan kulit luar berwarna putih dan berwarna kuning pada bagian dalamnya.  Ukuran umbi termasuk sedang dengan kualitas rebusnya baik, namun rasanya pahit.  kandungan tepung 25 – 32 % dan sianida (HCN) kurang dari 100 ppm dengan metode asam pikrat.

Malang 6 agak tahan terhadap tungau merah Tetranichus sp. Potensi hasilnya tinggi  dengan rata-rata hasilnya mencapai 36,41 ton per hektar umbi basah.  Selain itu Malang 6 adaptif terhadap hara sub optimal.

2.8 Darul Hidayah.

Bentuk daunya menjari agak ramping dengan warna pucuk daun hijau agak kekuningan dan tangkai daun tua berwarna  merah.    Warna batang muda hijau dan yang tua berwarna putih.  Kulit batangnya  mudah  mengelupas.  Bercabang sangat ekstensif hingga mencapai 4 cabang.  Tinggi tanamn mencapai 3,65 meter dengan umur tanaman mencapai 8 -12 bulan.

Umbinya memanjang berwarna putih dengan tekstur padat, kualitas rebus baik dengan rasa umbinya kenyal seperti ketan.  kandungan tepung 25 – 31,5 %, kandungan air 55 – 65%, kandungan serat 0,96% dan dan kandungan sianida (HCN) cukup rendah   kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat.  Umbinya cocok untuk bahan baku kripik singkong.Potensi hasilnya sangat tinggi mencapai 102,10 ton per hektar  umbi basah namun varietas ini agak peka terhadap tunga merah Tetranichus sp dan penyakit bususk jamur Fusarium sp.

B.Budidaya Tanaman Singkong

1.Syarat Tumbuh

Tanaman ini tumbuh optimal pada ketinggian antara 10-700m dpl. Tanah yang sesuai adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak liat juga tidak poros. Selain itu kaya akan unsure hara. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol. Sementara itu pH yang dibutuhkan antara 4,5-8, dan untuk pH idealnya adalah 5,8.
Curah hujan yang yang diperlukan antara 1.500 – 2500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuuk tanaman antara 60%-65%. Suhu udara minimal 10’C. Kebutuhan akan sinar matahari sekitar 10 jam tiap hari. Hidup tanpa naungan.

clip_image005

 

Gambar1.bibit singkong


2.Persiapan bibit

Ubi kayu paling mudah untuk diperbanyak. Cara yang lazim digunakan adalah perbanyakan dengan cara setek batang dari batang panenan sebelumnya. Setek yang baik diambil dari batang bagian tengah tanaman agar matanya tidak terlalu tua maupun tidak terlalu tua. Batang yang baik berdiameter 2-3 cm. Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit yang tajam dan steril. Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji akan menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan batang untuk setek yang baik adala 3-4ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari batang stek dipotong miring dengan maksud untuk menambah dan memperluas daerah perakaran.

Dengan menanam singkong Varietas unggul dapat meningkatkan efisiensi :

§ Lahan

§ Bibit

§ Pupuk

§ Biaya garapan

§ Penyiangan rumput

§ Biaya panen

§ Biaya angkut

§ Biaya Operasional lain

3. Persiapan lahan

 

clip_image007

Gambar2.lahan singkong

Untuk menanam ubi kayu ini tidak begitu sulit. Untuk daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi ataupun terlalu banyak air, penanaman dilakukan dalam sebuah guludan atau bedeng. Selain itu, dengan menggunakan guludan memudahkan kita dalam pemanenan.

Untuk daerah yang mempunyai curah hujan sedikit atau kering, penanaman tidak perlu dilakukan dengan membuat guludan. Penanaman dapat dilakukan pada tanah yang rata. Tanah di cangkul dan di remahkan kemudian diratakan dan pengguludan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan setelah tanam. Pada saat perataan dapat pula disebarkan pupuk kandang atau kompos untuk penambahan unsure hara. Pengolahan tanah yang sempurna diikuti dengan pembuatan guludan yang dibuat searah dengan kontur tanah sebagai upaya pengendalian erosi. Selain itu dengan pembuatan guludan juga dapat memaksimalkan hasil dibandingkan dengan system tanpa olah tanah setelah tanam.

4. Penanaman

clip_image009

Gambar 3.cara penanaman

Waktu penanaman yang baik dilakukan pada awal musim kering atau kemarau dengan maksud untuk hasil penanaman dapat dipanen pada awal musim hujan.
Batang yang telah dipotong tadi kemudian ditanamkan dalam tanah. Jangan sampai terbalik, tanda yang dapat kita lihat dari arah mata dari tiap ruas batang yang disetek. Arah mata menuju ke atas dibawahnya bekas tangkai daun.

Batang setek di tanam agak miring dengan kedalaman 8-12 cm. Pada lahan tanaman yang subur dapat digunakan populasi tanaman 10.000 batang/ha dan untuk lahan yang kurang begitu subur dapat digunakan populasi 14.500 batang/ha. Jarak tanam dengan system monokultur adalah 100 x 50 cm. Untuk system tumpang sari, penanaman dapat menyesuaikan dengan lahan dan tanaman lainnya.

5.Teknis dan Jenis Pemupukkan

Produksi singkong di Indonesia dapat meningkat dengan menambahkan bahan organik ke dalam tanah. Bahan organik (kompos) yang ditambahkan ke dalam tanah berfungsi sebagai sumber unsur hara dan memperbaiki sifat fisik, kimia, serta biologi tanah.

Organisme tanah memanfaatkan bahan organik itu sebagai sumber energi. Lalu melalui asam humiknya, organisme ini dapat mempertahankan struktur tanah, sehingga sifat fisik tanah seperti infiltrasi dan drainase baik untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu asam humik juga memegang peranan penting dalam menonaktifkan senyawa racun seperti Aluminium.

Kurangnya pemberian bahan organik, dan tidak dikembalikannya sisa-sisa tanaman juga menyebabkan menurunnya aktivitas organisme tanah, dan menurunkan kemantapan struktur tanah sehingga tanah menjadi padat. Sebagai akibatnya, akar tanaman menjadi kurang berkembang. Terlebih lagi Al-dd menjadi sangat beracun dan menurunkan produktivitas.

Data dan Fakta diatas menunjukkan bahwa skema pemupukan yang disarankan adalah dengan menggunakan pupuk organik seperti kompos maupun kotoran hewan dan daun – daunan. Dengan perawatan tanaman sekaligus lahan dengan teknik organik diharapkan produktivitas tanaman akan tinggi karena kebutuhan nutrisi tanah terpenuhi sekaligus menjaga matinya tanah yang disebabkah ‘terkikis’nya unsur hara oleh tanaman tersebut.

6. Pemeliharaan

clip_image011

Gambar 4.Cara pemeliharaan

Tanaman ini termasuk tanaman yang dapat mandiri sehingga, tanaman ini menjadi mudah dalam pemeliharaanya.

Penyulaman dapat kita lakukan 2-3 minggu setelah tanam. Bibit penyulaman seharusnya sudah disediakan ketika pengadaan bibit tanaman yang dapat pula ditanam pada pinggir lahan pertanaman. Hal ini untuk membuat tanaman ini seragam dalam pemanennya.

Agar tanaman dapat tumbuh baik dan optimal dilakukan dengan pengurangan mata tunas saat awal tunas itu muncul atau 1-1,5 bulan setelah tanam. Sisakan maksimal 2 tunas yang paling baik dan sehat dalam satu tanaman.Penyiangan dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah tanam dan menjelang panen.

7. Pemanenan

clip_image012

Gambar5.panen singkong

Kriteria ubi kayu yang optimal adalah pada saaat kadar pati optimal. Yakni ketika tanaman itu berumur 6-9 bulan apabila untuk konsumsi. Untuk pembuatan produk seperti tepung sebaiknya ubi kayu dipanen pada umur lebih dari 10 bulan, dan itu juga tergantung akan varietas yang ditanam. Ciri saat panen adalah warna daun menguning dan banya yang rontok.

Cara pemanenan dilakukan dengan membuat atau memangkas batang ubi kayu terlebih dahulu dengan tetap meninggalkan batang sekitar 15 cm untuk mempermudah pencabutan. Batang dicabut dengan tangan atau alat pengungkit dari batang kayu atau linggis. Hindari pemakaian cangkul, karena permukaannya yang lebar yang tanpa disadari dapat memotong ubi.

Umbi yang baik setelah panen hanya berumu 1-3 hari tergantung penyimpanan. Setelah itu umbi sudah melakukan banyak perombakan kalori. Bahkan, kadang umbi berwarna kebiruan apabila kandungan HCNnya tinggi. Dan munculnya warna ini sangat mempengaruhi kualitas tepung.

Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemanenan serta mencegah kehilangan hasil panen selain mengendalikan populasi gulma yang tumbuh. Selain itu saat penyiangan dilakukan dengan membumbuni batang tanaman sehingga dapat menjadi guludan.

C. Hama dan penyakit

clip_image013

 

Gambar6.hama tungau merah (Tetranus urticae)

 

Hama yang sering menyerang tanaman ini biasanya adalah hama tungau merah (Tetranus urticae) dan serangan bakteri layu (Xanthomonas campestis) serta penyakit Hawar Daun (Cassava Bacterial Bligh / CBB)

Beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman herbal singkong antara lain yaitu:

1. Penyakit Virus Mosaic: penyakit ini menyerang daun, batang dan cabang tanaman singkong, menyebabkan daun keriting dan berwarna coklat Penyakit ini banyak terjadi di Afrika, untuk itu sedang dilakukan upaya pemuliaan untuk mendapatkan varietas yang tahan terhadap penyakit ini.

2. Penyakit bakteri: Yaitu bakteri seperti phytomonas manihotis (di Brasil), bakteri singkong (di Afrika) dan bakteri solanacearum (di Indonesia) dapat menyerang akar, batang atau daun tanaman singkong.

3. Penyakit Mycoses: Dapat menyerang akar, batang, atau daun tanaman singkong dan menimbulkan berbagai penyakit.

4. Hama serangga: Beberapa serangga dapat mempengaruhi tanaman secara langsung (belalang, kumbang dan semut) yang dapat merusak atau menghambat pertumbuhan tanaman singkong;  Serangga lainnya dapat mempengaruhi tanaman secara tidak langsung dengan transfer virus (kutu daun).

Hama hewan: Antara lain tikus, kambing dan babi liar yang dapat secara langsung merusak tanaman singkong yang merepotkan dengan memakan akar, batang dan daunnya.

D. Kandungan Singkong

Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin akan protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin.

Selain umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida.

Umumnya daging umbi singkong berwarna putih atau kekuning – kuningan, untuk rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang pahit, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya.

Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Dalam hal ini umbi singkong mudah sekali rusak, ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia. Setiap kilogram ubi kayu dapat menghasilkan 15-20% kulit umbi.Kandungan pati kulit ubi yang cukup tinggi,digunakan sebagai sumber energy bagi mikroorganisme.Selain itu,kulit singkong memiliki energi (TDN=Total Digestible Nutrient) yang tinggi.

Tabel 2. Kandungan Energi TDN dan Nutrisi dalam limbah Singkong

Bahan

Bahan kering

Protein

TDN

Serat Kasar

Lemak

Ca

P

Daun

23,53

21,45

61,00

25,71

9,72

0,72

0,59

Kulit

17,45

8,11

74,73

15,20

1,29

0,63

0,22

Onggok

85,50

01,51

82,76

0,25

1,03

0,47

0,01

Senyawa yang terkandung pada singkong

Singkong mengandung senyawa yang berpotensi racun yaitu linamarin dan lotaustralin. Keduanya termasuk golongan glikosida sianogenik. Linamarin terdapat pada semua bagian tanaman, terutama terakumulasi pada akar dan daun. Singkong dibedakan atas dua tipe, yaitu pahit dan manis. Singkong tipe pahit mengandung kadar racun yang lebih tinggi daripada tipe manis. Jika singkong mentah atau yang dimasak kurang sempurna dikonsumsi, maka racun tersebut akan berubah menjadi senyawa kimia yang dinamakan hidrogen sianida, yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Singkong manis mengandung sianida kurang dari 50 mg per kilogram, sedangkan yang pahit mengandung sianida lebih dari 50 mg per kilogram. Meskipun sejumlah kecil sianida masih dapat ditoleransi oleh tubuh, jumlah sianida yang masuk ke tubuh tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari. Gejala keracunan sianida antara lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual, muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian. Untuk mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi sebaiknya singkong dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel, kulitnya dikupas, dipotong-potong, direndam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari, dicuci, lalu dimasak sempurna, baik itu dibakar atau direbus. Singkong tipe manis hanya memerlukan pengupasan dan pemasakan untuk mengurangi kadar sianida ke tingkat non toksik. Singkong yang umum dijual di pasaran adalah singkong tipe manis

E. Cara Pembuatan Kripik Kulit Singkong

1. Kupas kulit singkong dari dagingnya.

2. Kulit singkong yang telah dikupas kemudian dibersihkan dan dicuci hingga bersih.

3. Setelah dicuci,kulit singkong dimasak dengan api sedang hingga berwarna kecoklatan

4. Setelah masak dan berwarna keclokatan,kulit singkong dicuci kembali lalu direndam dengan air garam dan campuran penyedap rasa.

5. Dalam merendam kulit singkong biasanya diperlukan waktu antara 2-3 hari agar rasa pahit yang terdapat pada kulit singkong hilang,dengan air rendaman diganti tiap harinya.

6. Setelah bumbu meresap ,kulit singkong yang direndam kemudian dikeringkan di bawah terik matahari.Dalam proses pengeringan dibutuhkan waktu sekitar 2 hari.

7. Setelah kering,kripik siap untuk digoreng.

F. Memilih dan Mengolah Singkong
Penganan singkong seakan tak pernah habis. Ada saja kue - kue yang bisa dibuat dari singkong. Nah untuk membuat penganan dari singkong kita harus pandai memilih dan mengolahnya. Anda bisa memilih dan mengolah singkong yang bisa dilakukan dengan beberapa cara ini :

  • Kupas kulit singkong dengan kuku Anda. Lihat warnanya, konon yang warnanya kekuningan lebih
    baik daripada yang putih.
  • Patahkan sedikit ujungnya, perhatikan baik - baik, kalau ada bagian yang membiru sebaiknya
    jangan dipilih. Singkong yang telah lama disimpan memang cenderung mengeluarkan noda biru atau 
    hitam yang diakibatkan enzim poliphenolase yang bersifat racun.
  • Banyak orang memilih singkong dari tanah yang membungkusnya. Kalau tanahnya belum kering
    berarti berarti singkongnya masih baru, pasti belum ada noda.
  • Saat diolah singkong harus dicuci bersih untuk menghilangkan tanah yang menempel di umbi
    singkong.
  • Setelah itu singkong bisa dikupas. Cara mengupasnya cukup mudah, kerat saja bagian tengahnya
    singkong secara memanjang, lalu tarik bagian yang terkelupas hingga lepas sama sekali dari singkong.
  • Cuci kembali singkong supaya bersih. Apabila belum diolah, rendam singkong terlebih dahulu
    agar warnanya tidak berubah. Yang mesti diingat, singkong adalah umbi akar yang teksturnya
    cukup keras, sehingga apabila akan diubah menhadi penganan musti diolah terlebih dahulu
    seperti dikukus atau diparut.
  • Apabila singkong hendak dihaluskan seperti untuk membuat getuk, sebaiknya pengukusan singkong
    harus dilakukan hingga benar - benar empuk. Untuk menghaluskannya bisa menggunakan garpu  atau ditumbuk dalam cobek (batu lumpang). Yang mesti diingat, singkong sebaiknya dihaluskan selagi masih panas.


BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Percobaan di lakukan di rumah penulis yang bertempat di Karangsari RT 02/01, Kutowinangun

Pada hari Selasa,21 Februari 2012

Waktu pukul 14.00-selesai

B. Bahan dan Alat

Ø kulit singkong

Ø air

Ø garam

Ø bumbu,penyedap rasa

Ø minyak goring

Ø pisau

Ø baskom (besar/kecil)

Ø rigen

Ø wajan

Ø susuk

Ø serok

C. Fungsi Bahan dan Alat

1. Kulit singkong : bahan utama kripik

2. Air : untuk mencuci dan merendam kulit singkong

3. Garam,bumbu : pemberi rasa

4. Minyak goreng : untuk menggoreng

5. Pisau : untuk mengupas dan memotong kulit

Singkong

6. Baskom : tempat untuk mencuci dan merendam kulit singkong

7. Rigen : tempat untuk mengeringkan/menjemur kulit singkong

8. Wajan : tempat untuk menggoreng

9. Susuk : alat untuk membolak-balik kulit singkong saat

digoreng

10. Serok : alat untuk mengangkat dan meniriskan kulit singkong

yang telah di goring

D. Metode Pembuatan Kripik Kulit Singkong

1. Pengumpulan

Dengan cara mengumpulkan kulit singkong yang telah dikupas dari dagingnya.

2. Pengupasan

Dengan cara mengupas kulit singkong bagian dalam dengan kulit bagian

luar.Lalu dicucu hingga bersih.

clip_image015

Gambar7. Pengupasan

3. Pengukusan

Kulit singkong yang telah dicucikemudian dikukus/dimasak dalam soblug atau

panci sampai berwarna kecoklatan.

4. Perendaman

Kulit singkong direndam dalam air garam selama 2-3 hari,dengan air diganti tiap

harinya.

5. Pengeringan

Kulit singkong dikeringkan di bawah terik matahari selama dua hari.

clip_image017

Gambar 8. Kulit singkong yang sudah kering

6.Penggorengan

Setelah kulit singkong kering,kemudian digoreng sampai kelihatan renyah.Setelah itu,kulit singkong siap untuk dimakan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Warna dan Kerenyahan

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan,warna kripik kulit singkong yang baru dikeringkan selama satu hari berwarna merah kekuningan.Sedangkan setelah dikeringkan selama dua hari warnanya berubah menjadi merah kecoklatan.Penulis melakukan dua penelitian antara kripik kulit singkong yang kulitnya sebelum direndam,dimasak/dikukus terlebih dahulu dengan kripik kulit singkong yang sebelum direndam tidak dimasak terlebih dahulu.Ternyata hasilnya sangat jauh berbeda.Mulai dari warna,rasa,dan tingkat kerenyahannya.

B. Kelemahan dan Kelebihan

Penulis membandingkan kripik kulit singkong dengan kripik lain yaitu dengan kripik pisang.

a. Kripik kulit singkong

· Bahan mudah didapat dan tidak mengeluarkan banyak biaya

· Cara membuatnya mudah tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama.

· Warna kurang menarik

· Tahan lama bila disimpan dalam keadaan kering/belum digoreng

· Proses penggorengan lebih cepat

b. Kripik pisang

· Bahan mudah didapat,tetapi biaya yang dikeluarkan lebih banyak dibanding kulit singkong

· Cara membuatnya mudah dan tidak memakan waktu yang lama

· Warna lebih menarik

· Tidak bisa disimpan dalam keadaan mentah

· Proses penggorengan relatif lama


BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang penulis lakukan,ternyata singkong memang bahan makanan yang kaya akan manfaat.Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat baik bagi tubuh kita.Hal inilah yang menyebabkan singkong banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang serbaguna.Asal kita tahu bagaimana cara memanfaatkan singkongnnya,hampir semua bagian dari tanaman singkong dapat dimanfaatkan.Seperti halnya kripik kulit singkong ini yang dapat dijadikan makanan ringan.

Namun sayangnya masih banyak yang enggan untuk mengonsumsi singkong dengan berbagai alasan.Alasan-alasan tersebut sebenarnya tidak mendasar dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.Kripik kulit singkong ini ternyata masih mengandung karbohidrat yang tinggi dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi pula.

Dibanding dengan kripik-kripik lainnnya,kripik kulit singkong ini juga tidak tertandingkan baik itu dari rasa,kualitas,maupun nilai ekonomisnya.Sehingga tidak salah jika banyak masyarakat yang sudah mencobanya.Oleh karena itu,marilah kita menciptakan karya-karya baru dari sesuatu yang dianggap tidak berguna menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.

B.Saran

Kebutuhan manusia tidak pernah surut di kehidupan.Tidak lain halnya dengan dengan singkong yang semakin tinggi nilai gunanya.Oleh karena itu,penulis memberikan saran sebagai berikut:

1.Pemerintah seharusnya memberi pengarahan dan pengetahuan yang benar,tetap,dan kontinu kepada masyarakat untuk berbudidaya suatu tanaman,seperti singkong.Selain itu juga memberikan peluang kepada masyarakat untuk mencari pekerjaan yaitu dengan adanya lapangan pekerjaan walaupun hanya kecil-kecilan ,seperti mengolah limbah-limbah yang tidak berguna menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.

2.Masyarakat seharusnya sadar bahwa singkong juga memiliki nilai guna tinggi,sehingga tidak ada alasan untuk enggan mengonsumsinya.

3.Bagi petani singkong ataupun pengonsumsi singkong agar tetap konsisten dan terus mengonsumsi singkong sebagai sumber energi tambahan/makanan penunjang.Dan bagi petani singkong agar dijadikan sebagai mata pencaharian sehingga mampu meningkatkan ekonomi keluarga

DAFTAR PUSTAKA

http://3.bp.blogspot.com

http://bisnisukm.com

http://buahku.files.wordpress.com

http://cassavaindonesia.webs.com

http://racun-pada-tanaman-dan-tumbuhan.com

http://gulma-pada-tanaman-ketela-pohon-singkong.com

http://hama-dan-penyakit-tanaman-singkong.com

Winarno FG,Gizi Dan Makanan.

Dwijoseputro D, Prof. Dr,1978.Pengantar Fisiologi Tumbuhan:PT Gramedia Jakarta

Rosda,1986.Makanan.Tambahan Mengandung Gizi.Jakarta:Pustaka Antara

0 komentar:

Posting Komentar