Submit

15 Sep 2012

CONTOH CERPEN BY OKTIAN

SITI OH SITI

Sudah seminggu Siti hidup tanpa seorang ayah. Kematian ayahnya benar-benar membuat hidupnya dan keluarganya makin menderita. Ibunya yang hanya berjualan kue membuat Siti harus ikut andil dalam mencari uang. Paling tidak bisa cukup untuk tambahan biaya kuliahnya. Meskipun anak kampung Siti memiliki otak yang cerdas sehingga dia bisa kuliah gratis dengan beasiswa.
Setahun telah berlalu, hari – harinya terasa begitu sulit, begitu berat  tuk dijalani. Namun ia tetap semangat kuliah sambil bekerja menjajakan kue buatan ibunya di kampus tempat ia kuliah. Hinaan dan cacian tidak ia hiraukan. Yang dia pikirkan hanyalah kuliah, kerja, dan bisa merubah jalan hidupnya yang begitu sulit menjadi lebih baik.
Hingga suatu ketika, Marwah satu – satunya teman yang dekat dengannya menyarankan agar dia mulai mencari seorang pacar. Marwah heran cewek secantik dia hingga usianya 20 tahun belum pernah pacaran. Tapi belum pernah sekalipun terlintas di benak Siti tentang seorang pria idaman. Menurutnya, jodoh itu urusan Tuhan jadi kita sebagai hambanya tidak perlu pusing-pusing mencari jodoh.
 Keesokan harinya, saat Siti menuju kelas, dia berpapasan dengan seorang cowok yang ganteng dan keren. Dan yang membuat Siti terkagum – kagum, cowok itu melempar senyauman manis padanya. Dia pun  jadi memikirkan perkataan marwah soal pacar.
“Ahhh..... tidak, siapa aku??? Berharap bisa mendapatkannya. Siapa cowok tadi? Tampan sekali,” gumam Siti menanggapi perasaannya pada cowok itu. Dia merasa bahwa memiliki cowok itu hanyalah sebuah mimpi yang nggak mungkin bisa jadi kenyataan.
Cowok itu bernama Revando. Cowok terkeren di kampusnya. Banyak cewek mengidam-idamkannya. Udah ganteng, keren, kaya pula. Namun sayang dia play boy. Matanya tak bisa benhenti memandang  kalo lihat cewek cantik.
“Siapa cewek katro itu??” tanyanya pada seorang mahasiswa.
“Oh itu, dia Siti. Anak TEKLOM,” jawab mahasiswa tadi.
“Kok gue nggak pernah lihat ya? Penampilannya nggak banget deh. Ngapain pake senyum-senyum segala,” tanya  Revan dalam hati.
“Tahu ah.... masa bodoh, apa peduli gue sama cewek kampung,” Revan pun menjawab pertanyaannya sendiri sambil berjalan ke kelas.
“Pagi sayangku,,, emmuaach...” sapa Revan pada Diar cewek yang paru seminngu dia pacari. Diar terkenal dengan wajahnya yang cantik dan orang tuanya yang kaya. Ayahnya adalah pemilik kampus ini.
Dua hari berikutnya, Siti bertemu Revan lagi di kantin. Siang itu, Siti sedang mengambil uang hasil penjualan kue yang dia titipkan. Dan Revan sedang tongkrongan bersama teman-temannya. Melihat Siti si cewek katro, Revan ditantang Aldo untuk mengajak Siti kenalan dan Revan setuju.
“Hay manis...” Revan mulai beraksi.
Siti yang sedikit mulai ada sesuatu kemarin itu, hanya tersenyum tersipu malu dan berlari meninggalkan Revan menuju tangga depan dekat taman.
Setelah kepergiannya, Revan dan teman-temannya menertawakan Siti dan merasa ada yang aneh dengan Siti. Belum puas dengan aksi Revan yang hanya biasa saja, merekapun membuat suatu perjanjian. Mereka akan menjadikan Siti sebagai taruhan. Jika Revan bisa menaklukan Siti maka Revan akan mendapatkan mobil sporty milik Dimas. Revan pun setuju dengan hal itu.
Siti yang sedang melamun memikirkan Revan tiba-tiba dikageti Marwah. Sehingga diapun menjadi salah tingkah.
“Ada apa dengan kamu? Tidak sepert biasanya. Terlihat bahagia sekali,” tanya Marwah pada temannya itu.
“Tidak apa – apa Marwah, biasa aja kok,” jawab Siti pelan.
Tetapi Marwah nggak percaya. Akhirnya diapun berhasil membuat Siti berceri tentang apa yang baru saja dia alami. Marwah sebagai seorang teman juga ikut merasakan senang karena temannya mulai memikirkan cowok idaman yang seharusnya sudah lama dia lakukan.
Hari – hari berlalu. Revan dan Siti semakin dekat. Siti pun kini benar – benar jatuh cinta padanya da Revan mengetahui hal itu. Dalam benaknya, dia membayangkan akan segera mendapatkan mobil milik Dimas. Ternyata tidak sulit menaklukkan si katro.
Kebetulan hari ini tidak ada jam kuliah. Rasanya ini waktu yang pas buat nembak si Siti. Revan langsung menghubungi teman – temannya untuk menyaksikan kemenangannya itu. Langsung saja, setelah pulang jalan – jalan, Revan pun langsung nembak Siti. Dengan sikap lugu dan cinta yang tulus Sitipun tanpa ragu menerima cinta Revan dan sekarang mereka pacaran.
Mengetahui hal itu, Diar yang merupakan pacar Revan yang sebenarnya tidak terima. Dia tidak rela pacarnya meninggalkan hanya demi cewek miskin, kuper, dan tak ada yang bisa dibandingkan dengannya. Tanpa sepengetahuan Revan, Diar pun menemui Siti dan mengatakan yang sebenarnya serta memaki – maki Siti. Namun Siti sulit untuk percaya pada Diar. Dia yakin Revan tulus padanya karena tidak mungkin Revan mau bepacaran dengan cewek miskin seperti dia kalau tidak karena cinta.
Di sisi lain, Diar dan Revan masih tetap bersama seperti tidak ada yang terjadi. Diar pun pura – pura tidak mengeahui apa – apa sampai Revan mengakui apa yang dilakukan di belakangnya. Malam itu mereka berdua mabok berat terutama Revan. Tanpa sadar dia menceritakan semuanya pada pacarnya. Ini menjadi kesempatan emas Diar. Akan menceritakan semuanya pada Siti dan memberikan sebuah rekaman sebagai bukti.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kalian semua tega?” siti menangis dan merasakan sakit hati. Melihat keadaan Siti yang amat terpukul, Diar yakin rencananya memisahkan Revan dan Siti sukses.
Hari selanjutnya, Siti meminta pejelaasan pada Revan. Dan Revan menarik tangan Siti dan membawanyake tempat umum. Di depan kampus yang penuh mahasiswa, Siti dipermalukan. Revan memutuskan Siti di depan banyak orang. Dengan sekejap Siti mengeluarkan air mata dan berlari meninggalkan Revan.
Kini cinta Siti telah hancur. Cinta pertamanya begitu menyakitkan. Sejak saat itu dia tak percaya lagi  dengan yang namanya cinta dan akan akan membalas rasa sakit yang dia rasakan pada semua pria. Itu sumpah Siti pada dirinya sendiri.
Setelah beberapa minggu tidak muncul di kampus, kini Siti telah berubah. Dia telah berubah menjadi anak gaul bahkan kecantikannya melebihi cewek yang dianggap paling cantik di kampusnya. Hal ini dia lakukan semata – mata agar banyak cowok yang suka padanya agar dia lebih mudah dalam membalaskan dendamnya.
Siti yang dulu anggun, baik, kalem, sekarang menjadi Siti yang arogant,lengket dengan banyak cowok. Tingkah lakunya seperti wanita murahan yang rela melakukan apa saja demi uang. Setiap cowok kaya dia dekati dan akhrinya mereka jatuh cinta padanya. Kini cinta Siti tak ada harganya lagi. Pacarnya dimana – mana, tiap hari beda pasangan.
Karena belum terlalu tahu soal cowok dan masih bisa dikatakan belum ahli dalam bercinta diapun salah sasaran. Cowok – cowok yang dikira bakal bisa dijadikan bahan buat balas dendam justru membuat dirinya makin hancur. Tiap hari Siti mabuk –mabukan dengan pacar – pacarnya dan tanpa disadarinya cowok itu telah merenggut keprawanan Siti. Hampri semua yang mengajaknya mabuk pasti merasakan tubuh Siti yang begitu menggoda. Hingga akhirnya Siti hamil tanpa tau siapa bapak dari janin yang dikandungnya itu.
Semuanya telah terjadi. Siti terlambat menyesali perbuatannya. Ibunya pun satu – satunya keluarga yang dia punya nggak mau lagi mengakui siti sebagai anaknya. Hari – hari Siti saat ini sangat pahit. Sampai – sampai Siti tak kuat menjalani hidup yang dia pilih sendiri. Dia tak kuasa menanggung malu dan nggak tahu apa yang harus dia katakan pada anaknya kelak jika menyanyakan soal ayahnya.
Sebelum semuanya terjadi, Siti berusaha untuk menggugurkan kandungannya itu. Namun tidak berhasil karena usia kehamilannya sudah tidak memungkinkan untuk melakukam aborsi. Bayinya sudah kuat. Tak tahu harus gimana lagi, Siti akhirnya gantung diri disebuah gudang di sebelah rumahnya. Dan jasadnya baru ditemukan beberapa hari setelah itu.
Sungguh tragis kehidupan si gadis desa itu. Hanya karena seorang cowok yang menghianati cintanya hidupnya menjadi sia –sia.

Dengan memasukan alamat email dibawah ini, berarti anda akan dapat kiriman artikel terbaru dari SEMUA TENTANG SMA DAN EDUKASI.com di inbox anda:


0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels