Submit

8 Okt 2012

Karya Tulis Pemanfaatan Buah Sukun (Artocarpus altilis) sebagai Donat Sukun Kaya Gizi

Karya Tulis

Pemanfaatan

Buah Sukun (Artocarpus altilis)

sebagai Donat Sukun Kaya Gizi

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester 2

Tahun Pelajaran 2011/2012

clip_image002

Disusun oleh :

Ali Fatkhurrohman

NIS : 5532

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN

2012

Pemanfaatan

Buah Sukun (Artocarpus altilis)

sebagai Donat Sukun Kaya Gizi

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester 2

Tahun Pelajaran 2011/2012

clip_image003

Disusun oleh :

Ali Fatkhurrohman

NIS : 5532

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN

2012

 

 

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Pemanfaatan Buah Sukun (Artocarpus altilis )

sebagai Donat Sukun Kaya Gizi

Penyusun : Ali Fatkhurrohman

NIS 5532

Sekolah : SMA Negeri 1 Kutowinangun, Kebumen,Jawa Tengah

Karya tulis ini telah disahkan pada, Februari 2012

Oleh :

Pembimbing,

Drs. Kirwanto

NIP 1963080199512 1 001

 

 

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Donat Sukun dengan baik.

Penulis sangat berterimakasih kepada guru mapel penulis yang telah membimbing dan membantu terselesaikannya karya ilmiah ini.

Dengan penulis membuat karya ilmiah ini, penulis berharap semoga Donat Sukunyang saya buat ini dapat menjadi suatu karya yang bernilai jual di masyarakat, karena sekarang ini buah sukun kurang diminati oleh masyarakat.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan.

Kebumen, Februari 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan......................................................................................................... iii

Kata Pengantar................................................................................................................ iv

Daftar Isi.......................................................................................................................... v

Daftar Tabel..................................................................................................................... vi

Daftar Gambar................................................................................................................. vii

Ringkasan Karya Tulis..................................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah........................................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian............................................................................................. 3

D. Manfaat........................................................................................................... 3

BAB II. TELAAH PUSTAKA....................................................................................... 4

A. Tanaman Sukun.............................................................................................. 4

1. Deskripsi Tanaman Sukun......................................................................... 4

2. Daerah Penyebaran dan Ekologi................................................................ 6

3. Kandungan Kimia dan Manfaat Tanaman................................................. 7

BAB III. METODOLOGI.............................................................................................. 9

A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................... 9

B. Bahan dan Alat............................................................................................... 9

1. Bahan......................................................................................................... 9

2. Alat............................................................................................................ 9

C. Langkah Pembuatan........................................................................................ 10

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 11

BAB V. PENUTUP........................................................................................................ 12

A. Kesimpulan..................................................................................................... 12

B. Saran............................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 13

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Komposisi Zat Gizi Sukun per 100 g bahan............................................................. 8

Daftar Gambar

1. Tanaman Sukun.......................................................................................................... 4

2. Buah Sukun................................................................................................................ 6

RINGKASAN KARYA TULIS

Buah sukun (Artocarpus altilis) merupakan bahan pangan alternatif yang kini mulai cukup populer dan dikembangkan diberbagai daerah.Buah sukun segar bisa langsung dimanfaatkan sebagai bahan pangan, lazimnya yaitu dengan cara menggoreng daging buahnya.Agar dapat disimpan lebih lama sebagai bahan pangan, buah sukun dapat diolah menjadi gaplek sukun, tepung sukun, pati sukun, atau tapai sukun, donat sukun, dll.Dengan adanya bahan-bahan dasar tersebut, maka aneka panganan dengan bahan baku buah sukun dapat dibuat dan dinikmati setiap saat.


BAB I. PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Tahun 2008, Indonesia mendapat ranking 1 di Asia dalam jumlah pengangguran tertinggi. Hal ini dianggap mengancam stabilitas kawasan Asia mengingat secara keseluruhan jumlah penduduk Indonesia lebih besar daripada Negara-negara tetangga. Meskipun ditengarai turun sekitar 9% dari tahun 2007, tapi secara umum angka ini tetap saja dianggap yang tertinggi di Asia. Banyak sumber memberi prediksi akan naiknya angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2009 sekitar 9%. Angka pengangguran terbuka di Indonesia per Agustus 2008 mencapai 9,39 juta jiwa atau 8,39 persen dari total angkatan kerja. Angka pengangguran turun dibandingkan posisi Februari 2008 sebesar 9,43 juta jiwa(8,46 persen).

Angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2009 diprediksi bertambah sekitar 2 juta orang. Prediksi itu berdasar hitungan sesuai asumsi pertumbuhan ekonomi dan angkatan tenaga kerja baru.  Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan menjelaskan, tambahan pengangguran karena turunnya pertumbuhan ekonomi tahun 2009 bisa mencapai 600 ribu orang. Pada bulan November 2008 Depnakertrans mengatakan ada 20.000 pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Berdasarkan analisa ILO, pada bulan Januari 2009, jumlah pengangguran telah mencapai 24.000 orang dan diprediksi akan meningkat menjadi 26.000 pekerja yang kemungkinan dikenai PHK.

Selain itu Badan Pusat Statistik melakukan survei tenaga kerja setiap Februari dan Agustus setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, pengangguran dengan gelar sarjana sekitar 12,59%. Jadi bisa dibayangkan berapa jumlahnya bila angka tersebut naik sekitar 9%.Dari data di atas, sudah sangat jelas Indonesia mempunyai permasalahan yang tidak ringan dalam mengatasi pengangguran, utamanya yang bergelar sarjana. Sudah kuliah bayar mahal, ujung-ujungnya menganggur juga. Bila tidak segera diatasi, angka ini bukannya semakin turun tapi akan melonjak naik. Apalagi bila mengingat tiap tahun ada dua gelombang wisuda di tiap Perguruan Tinggi (PT), maka tinggal mengalikan saja jumlah tersebut dengan jumlah PT di Indonesia. Bagi sarjana yang sudah mendapat pekerjaan pun, nasib mereka masih terancam juga dengan PHK mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang masih saja belum bangkit dari keterpurukan.

Menurut Dirjend Pendidikan Tinggi, Fasli Jalal (2008), saat ini di Indonesia ada 740.206 lulusan perguruan tinggi menganggur. Mereka terdiri dari 151.085 lulusan D1 atau D2, 179.231 lulusan D3 dan 409.890 lulusan universitas. Jumlah penganggur tersebut tidak bekerja karena kompentensi tidak sesuai, lulusan yang tidak terserap, memilih untuk tidak bekerja atau mahasiswa lulusan dari program studi yang sudah jenuh. Lulusan dari program studi tersebut, sangat banyak, namun kurang dibutuhkan dalam dunia kerja.

Sedangkan menurut Sosiolog Universitas Gajah Mada (UGM), Ari Sudjito (2008), yang juga Direktur Institute for Research and Empowernment (IRE), menjamurnya lulusan S1 dan S2 dari perguruan tinggi negeri dan swasta yng menganggur saat ini, dinilai sebagai bentuk kegagalan dunia pendidikan dalam menghasilkan kualitas lulusan. Banyaknya pengangguran ini bukti tidak adanya sinergi positif antara sistem pendidikan dan lapangan kerja. PTN dan PTS punya orientasi sendiri, sementara dunia kerja punya orientasi sendiri, sehingga banyak yang menganggur.

Menurut Budiyanto (2007) mahasiswa merupakan Agent of Community Enpowerment, harus terlibat dalam pemecahan masalah pembangunan daerah dan nasional untuk kesejahteraan masyarakat dan harus mendapatkan pengalaman empirik untuk mengelola pemecahan masalah pembangunan daerah dan nasional untuk kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa juga merupakan aset bangsa sehingga dituntut untuk aspiratif, akomodatif, responsif, dan reaktif menjadi problem solver terhadap permasalahan pembangunan. Selain itu, mahasiswa sebagai Agent Of Change sepatutnya  memiliki semangat bekerja dan cita-cita tinggi untuk sukses dalam berbisnis seperti para pengusaha bahkan lebih. Di era globalisasi ini, mahasiswa lebih dituntut agar mampu mengembangkan potensinya sehingga memiliki daya saing tinggi dalam masyarakat sebagai bentuk pengabdian ketika berada di dunia masyarakat yang lebih kompleks daripada di kampus.

Hal-hal tersebut di atas, menjadi dasar mengapa penulis tertarik untuk mengungkap “Pemanfaatan Buah Sukun (Artocarpus altilis) sebagai Donat Sukun Kaya Gizi.”

  1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan data – data yang penulis paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain :

a. Bagaimana cara pengolahan donat dari bahan sukun?

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengolah donat dari bahan sukun yang tinggi gizi.

b. Untuk mengetahui kandungan yang ada dalam buah sukun.

  1. Manfaat

a. Mencari bahan makanan alternative yang kaya gizi dan terjangkau harganya.

b. Membuat sesuatu yang baru yang berbahan dasar sukun.

BAB II. TELAAH PUSTAKA

  1. Tanaman Sukun

Sebagai negara tropis Indonesia kaya beraneka tumbuhan termasuk tanaman pangan. Salah satu tanaman pangan yang buahnya dapat dikonsumsi sebagai sumber karbohidrat adalah buah sukun. Padahal di Kepulauan Nusantara sebelum masyarakat mengenal padi, buah sukun sudah dikonsumsi sebagai makanan pokok. Sayangnya sebagian besar masyarakat sekarang ini hanya mengenal olahan sukun seperti sukun goreng, sukun rebus dan keripik sukun. Berikut ini adalah manfaat dari Tanaman Sukun :

- Dapat digunakan sebagai pilihan dalam diet rendah kalori, mengingat kandungan kalori buah sukun lebih rendah dibanding beras, namun memiliki vitamin dan mineral yang lebih lengkap.

- Daunnya dipercaya dapat menurunkan tekanan darah dan meringankan asma.

- Getah tanaman digunakan untuk mengobati penyakit kulit.

- Kandungan seratnya yang cukup tinggi baik untuk sistem pencernaan.

- Buahnya juga dapat dibuat menjadi panganan ringan.

- Kayu sukun timbul berpola bagus, ringan dan cukup kuat, sehingga kerap digunakan sebagai bahan alat rumah tangga, konstruksi ringan, dan membuat perahu.

1. Deskripsi Tanaman Sukun

Gambar 1. Tanaman Sukun

clip_image004 Sukun sesungguhnya adalah kultivar yang terseleksi sehingga tak berbiji. Kata "sukun" dalam bahasa Jawa berarti "tanpa biji" dan dipakai untuk kultivar tanpa biji pada jenis buah lainnya, seperti jambu klutuk dan durian. "Moyangnya" yang berbiji (dan karenanya dianggap setengah liar) dikenal sebagai timbul, kulur (bahasa Sunda), atau kluwih (bahasa Jawa). Di daerah Pasifik, kulur dan sukun menjadi sumber karbohidrat penting. Di sana dikenal dengan berbagai nama, seperti kuru, ulu, atau uru. Nama ilmiahnya adalah Artocarpus altilis.

Pohon sukun (atau pohon timbul) umumnya adalah pohon tinggi, dapat mencapai 30 cm, meski umumnya di pedesaan hanya belasan meter tingginya. Hasil perbanyakan dengan klon umumnya pendek dan bercabang rendah. Batang besar dan lurus, hingga 8 m, sering dengan akar papan (banir) yang rendah dan memanjang.

Bertajuk renggang, bercabang mendatar dan berdaun besar-besar yang tersusun berselang-seling; lembar daun 20-40 × 20-60 cm, berbagi menyirip dalam, liat agak keras seperti kulit, hijau tua mengkilap di sisi atas, serta kusam, kasar dan berbulu halus di bagian bawah. Kuncup tertutup oleh daun penumpu besar yang berbentuk kerucut. Semua bagian pohon mengeluarkan getah putih (lateks) apabila dilukai.

Perbungaan dalam ketiak daun, dekat ujung ranting. Bunga jantan dalam bulir berbentuk gada panjang yang menggantung, 15-25 cm, hijau muda dan menguning bila masak, serbuk sari kuning dan mudah diterbangkan angin. Bunga majemuk betina berbentuk bulat atau agak silindris, 5-7 × 8-10 cm, hijau. Buah majemuk merupakan perkembangan dari bunga betina majemuk, dengan diameter 10-30 m.

Forma berbiji (timbul) dengan duri-duri lunak dan pendek, hijau tua. Forma tak berbiji (sukun) biasanya memiliki kulit buah hijau kekuningan, dengan duri-duri yang tereduksi menjadi pola mata faset segi-4 atau segi-6 di kulitnya.

Biji timbul berbentuk bulat atau agak gepeng sampai agak persegi, kecoklatan, sekitar 2,5 cm, diselubungi oleh tenda bunga. Sukun tidak menghasilkan biji, dan tenda bunganya di bagian atas menyatu, membesar menjadi 'daging buah' sukun.

clip_image006

 
 

Gambar 2. Buah Sukun (Artocarpus altilis)

Kingdom              : Plantae

Divisio                  : Magnoliophyta

Class                     : Magnoliopsida

Ordo                     : Urticales

Familia                 : Moraceae

Genus                   : Artocarpus

Spesies                 : Artocarpus communis

2. Daerah Penyebaran dan Ekologi

Tanaman sukun terdapat di berbagai wilayah di Indonesia, dan dikenal dengan berbagai nama seperti, Suune (Ambon), Amo (Maluku Utara), Kamandi, Urknem atau Beitu (Papua), Sukun merupakan tanaman tahunan yang tumbuh baik pada lahan kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih. Buah muda berkulit kasar dan buah tua berkulit halus. Daging buah berwarna putih agak krem, teksturnya kompak dan berserat halus. Rasanya agak manis dan memiliki aroma yang spesifik. Berat buah sukun dapat mencapat 1 kg per buah.

Tanaman sukun dapat tumbuh dan dibudidayakan pada berbagai jenis tanah mulai dari tepi pantai sampai pada lahan dengan ketinggian kurang lebih 600 m dari permukaan laut. Sukun juga toleran terhadap curah hujan yang sedikit maupun curah hujan yang tinggi antara 80 – 100 inchi per pertahun dengan kelembaban 60 – 80%, namun lebih sesuai pada daerah-daerah yang cukup banyak mendapat penyinaran matahari. Tanaman sukun tumbuh baik di tempat yang lembab panas, dengan temperatur antara 15 – 38 °C.

3. Kandungan Kimia dan Manfaat Tanaman

Buah sukun mengandung niasin, vitamin C, riboflavin, karbohidrat, kalium, thiamin, natrium, kalsium, dan besi (Mustafa, A.M.,1998). Pada kulit kayunya ditemukan senyawa turunan flavanoid yang terprenilasi, yaitu artonol B dan sikloartobilosanton. Kedua senyawa terebut telah diisolasi dan diuji bioaktivitas antimitotiknya pada cdc2 kinase dan cdc25 kinase (Makmur, L., et al., 1999). Kayu yang dihasilkan dari tanaman sukun bersih dan berwarna kuning, baik untuk digergaji menjadi papan kotak, dapat digunakan sebagai bahan bangunan meskipun tidak begitu baik. Kulit kayunya digunakan sebagai salah satu bagian minuman di Ambon kepada wanita setelah melahirkan (Heyne K, 1987). Flavanoid adalah senyawa polifenol yang secara umum mempunyai struktur phenylbenzopyrone (C6-C3-C6). Flavanoid dan derivatnya terbukti memiliki aktivitas biologi yang cukup tinggi sebagai cancer prevention. Berbagai data dari studi laboratorium, investigasi epidemiologi, dan uji klinik pada manusia telah menunjukkan bahwa Flavanoid memberikan efek signifikan sebagai cancer chemoprevention dan pada chemotheraphy (Ren, W., et al., 2003).

Selain karbohidrat, protein, dan lemak, buah sukun juga mengandung vitamin B1, B2, dan vitamin C, serta mineral (kalsium, fosfor, dan zat besi). Kandungan air dalam buah sukun cukup tinggi, yaitu sekitar 69,3 %. Komposisi zat gizi buah sukun dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Sukun per 100 g bahan

Zat Gizi

Sukun Muda

Sukun Tua

Tepung Sukun

Karbohidrat (g)

9,2

28,2

78,9

Lemak (g)

0,7

0,3

0,8

Protein (g)

2,0

1,3

3,6

Vitamin B1 (mg)

0,12

0,12

0,34

Vitamin B2 (mg)

0,06

0,05

0,17

Vitamin C (mg)

21,00

17

47,6

Kalsium (mg)

59

21

58,8

Fosfor (mg)

46

59

165,2

Zat besi (mg)

-

0,4

1,1

Sumber: FAO, 1972

BAB III. METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Proses pembuatan donat sukun ini dilaksanakan di rumah penulis yang beralamat di Desa Selang, Kebumen, Jawa Tengah. Waktu pelaksanaanya dilakukan pada bulan Februari.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain :

§ 1 buah sukun

§ 100 gr mentega

§ 1 butir telur

§ 150 gr gula pasir

§ minyak goreng

§ tepung terigu

§ mesis

§ keju

2. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain :

§ Kompor

Kompor digunakan sebagai pemanas untuk mengukus buah sukun dan untuk menggoreng adonan yang sudah dibentuk menjadi donat.

§ Panci

Panci digunakan sebagai tempat mengukus buah sukun.

§ Pengaduk\mixer

Pengaduk/mixer digunakan untuk menghaluskan sukun, mentega, telur, dan tepung terigu.

§ Tempat/wadah

Tempat/wadah digunakan sebagai tempat menghaluskan bahan-bahan.

§ Wajan

Wajan digunakan untuk tempat menggoreng adonan yang sudah dibentuk donat.

C. Langkah Pembuatan

a. Sukun dikupas, dicuci, dan dikukus sampai matang lalu haluskan.

  1. Sukun tersebut dicampur dengan telur, gula, mentega, tepung terigu dan aduk sampai tidak lengket.
  2. Bentuk adonan menjadi donat dan goreng sampai berwarna kecoklatkan dan tiriskan
  3. Setelah dingin oleskan mentega, taburi keju dan misis sesuai selera.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keberadaan donat sukun di masyarakat belum begitu dikenal bahkan asing karena makanan ini merupakan sesuatu yang baru, original dan akan diperkenalkan menjadi daftar menu makanan yang harus dinikmati karena bahan dasarnya merupakan buah yang tidak asing dan mempunyai gizi yang tinggi yaitu sukun. Dari bahan dasar tersebut dapat menjadi salah satu pemikat bagi konsumen.

Harganya yang murah serta berbahan yang sederhana dan alami bisa menjadi suatu daya tarik dari publik untuk mengkonsumsi donat sukun ini.

Selain itu, banyaknya produk serupa namun berbahan dasar yang berbeda, membuat produk ini memiliki banyak kompetitor. Meskipun begitu, penulis mencoba untuk mengangkat bahan dasar dari produk ini yaitu sukun yang mempunyai nilai gizi tinggi dibandingkan produk serupa yang hanya berbahan dasar tepung terigu sehingga penulis sangat optimis kalau produk ini sangat digemari oleh masyarakat karena mempunyai nilai gizi yang tinggi.

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat di simpulkan :

a. Donat sukun banyak mengandung gizi dari pada donat yang menggunakan bahan dasar tepung terigu saja.

b. Donat sukun mudah untuk dibuat karena berbahan dasar alami dan mudah ditemukan.

c. Donat sukun bias lebih menjajnjikan karena belum banyak perusahaan atau perorangan yang memproduksi donat sukun secara besar-besaran.

B. Saran

a. Penulis berharap agar dapat mengembangkan percobaan ini.

b. Perlu adanya promosi kepada masyarakat agar donat sukun ini dapat berkembang

DAFTAR PUSTAKA

Jalal, Fasli. 2008. Dirjen Pendidikan Tinggi

Badan Pusat Statistik

Gunawan, Anton. Ekonom Bank Danamon.

Sudjito, Ari. 2008. Sosiolog Universitas Gajah Mada, Direktur Institute for Research and Empowernment.

Budiyanto. 2007. Agent of Community Enpowerment.

FAO. 1972.

http://www.obatherbalalami.com/2011/08/manfaat-sukun-sebagai-obat-alami.html#ixzz1n06Ir7tH


Dengan memasukan alamat email dibawah ini, berarti anda akan dapat kiriman artikel terbaru dari SEMUA TENTANG SMA DAN EDUKASI.com di inbox anda:


1 komentar:

  1. Semua Tentang Sma Dan Edukasi: Karya Tulis Pemanfaatan Buah Sukun (Artocarpus Altilis) Sebagai Donat Sukun Kaya Gizi >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Semua Tentang Sma Dan Edukasi: Karya Tulis Pemanfaatan Buah Sukun (Artocarpus Altilis) Sebagai Donat Sukun Kaya Gizi >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Semua Tentang Sma Dan Edukasi: Karya Tulis Pemanfaatan Buah Sukun (Artocarpus Altilis) Sebagai Donat Sukun Kaya Gizi >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK F9

    BalasHapus

 

Labels