Submit

8 Okt 2012

Karya Tulis Pemanfaatan Kelopak Rosella (Hibiscus Sabdariffa) menjadi Selai yang Bergizi Tinggi

Karya Tulis

Pemanfaatan Kelopak Rosella (Hibiscus Sabdariffa) menjadi Selai yang Bergizi Tinggi

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Tersruktur Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester 2 Tahun Pelajaran 2011 / 2012

clip_image002

Disusun Oleh :

Nama : Andi Kurniawan

NIS : 5534

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN

2012


Pemanfaatan Kelopak Rosella (Hibiscus Sabdariffa) menjadi Selai yang Bergizi Tinggi

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Tersruktur Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester 2 Tahun Pelajaran 2011 / 2012

clip_image003

Disusun Oleh :

Nama : Andi Kurniawan

NIS : 5534

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Pemanfaatan Kelopak Rosella (Hibiscus Sabdariffa) menjadi Selai yang Bergizi Tinggi

Penyusun : Nama : Andi Kurniawan

NIS : 5534

Sekolah : SMA Negeri 1 Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah

Karya tulis ini telah disahkan pada

Mengetahui

Kepala SMA Negeri 1 Kutowinangun Pembimbing

Dra. Nurhidayati Kirwanto

NIP. 19601107 198803 2 004 NIP. 19630809 199572 1 001

 

 

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pemanfaatan Kelopak Rosella (Hibiscus Sabdariffa) menjadi Selai yang Bergizi Tinggi “. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah penulis pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

Karya ilmiah ini merupakan hasil penelitian penulis. Karya ilmiah ini, diajukan dalam rangka memenuhi tugas mandiri terstruktur Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Dengan menyelesaikan karya tulis ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ilmiah ini.

Kebumen,

Penulis

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...................................................................... .... iii

Kata Pengantar............................................................................. .... iv

Daftar Isi............................................................................................ v

Daftar Tabel..................................................................................... vii

Daftar Gambar................................................................................ viii

BAB 1. PENDAHULUAN........................................................... ..... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 3

1.4 Manfaat 3

BAB 2. TELAAH PUSTAKA........................................................... 4

2.1 Rosella (Hibiscus sabdariffa).......................................................................... .... 4

2.1.1 Pengetahuan Tentang Rosella (Hibiscus sabdariffa)...... .... 4

2.1.2 Kandungan dalam Rosella (Hibiscus sabdariffa)........... .... 5

2.1.3 Manfaat Rosella (Hibiscus sabdariffa).......................... .... 6

2.1.4 Budidaya Rosella(Hibiscussabdariffa).......................... . 9

2.2 Selai 11

2.2.1 Deskripsi Selai.......................................................... ... 11

2.2.2 Syarat Mutu Selai Secara Umum.............................. ... 12

2.2.3 Bahan Tambahan dalam Pembuatan Selai................ ... 12

2.2.3.1 Tepung Maizena.............................................. ... 13

2.2.3.2 Gula Pasir........................................................ ... 13

2.2.3.3 Air Jeruk Lemon.............................................. ... 14

2.2.3.4 Garam............................................................. ... 15

2.2.3.5 Natrium Benzoat............................................. ... 15

BAB 3. METODOLOGI.............................................................. ... 16

3.1 Tempat dan Waktu.................................................... ... 16

3.2 Bahan dan Alat.......................................................... ... 16

3.2.1 Bahan.................................................................. ... 16

3.2.2 Alat..................................................................... ... 17

3.3 Proses Pembuatan Selai Rosella................................. ... 17

3.3.1 Sortasi................................................................. ... 17

3.3.2 Pencucian............................................................ ... 17

3.3.3 Penghancuran...................................................... ... 18

3.3.4 Pemasakan.......................................................... ... 18

BAB 4.HASIL DAN PEMBAHASAN......................................... ... 19

4.1 Hasil Percobaan......................................................... ... 19

4.2 Pembahasan............................................................... ... 19

BAB 5. PENUTUP...................................................................... ... 20

5.1 Kesimpulan................................................................ ... 20

5.2 Saran.......................................................................... ... 20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................. ... 21

DAFTAR TABEL

1. Komposisi Kimia Kelopak Bunga Rosella............................ 6

2. Syarat Mutu Selai Secara Umum........................................... 12

DAFTAR GAMBAR

1. Kelopak Bunga Rosella.......................................................... 4

2. Selai....................................................................................... 11

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk menuntut dipenuhinya kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini berbagai trobosan telah dilakukan untuk mendapatkan alternative makanan baru. Namun panga belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi pertumbuhan penduduk. Hal ini sesuai dengan pendapat Thomas Robert Maltus dalam bukunya “An essay to the Principles of Population”, yang mengatakan bahwa pertambahan penduduk seperti deret ukur, sedangkan pertambahan pangan bagaikan deret hitung.

Indonesia dikenal sebagai negara yang subur, kaya akan hasil alam. Namun semuanya belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan trobosan untuk mengolah hasil sumber alam. Pengolahan tumbuh-tumbuhan / buah-buahan merupakan salah satu cara yang dapat dimanfaatkan, dan yang dapat diolah sebagai sumber makanan baru adalah Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa).

Rosella merupakan tanaman herba tahunan yang bisa mencapai ketinggian 3-5 meter. Batangnya bulat, tegak, berkayu, dan berwarna merah. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi, dan pangkal berlekuk. Panjang daun 6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau, dengan panjang 4-7 cm.

Awalnya, bagi sebagian masyarakat awam, mendengar rosella masih sangat jarang. Wajar memang karena tanaman ini belum begitu populer. Namun, dikalangan para pecinta tanaman obat, rosella adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki banyak khasiat, kini rosella sudah mulai populer di masyarakat.

Kepopuleran rosella memang tak lepas dari peran para pecintanya yang terus memperkenalkannya ke masyarakat. Mulai produk olahannya, khususnya teh rosella, tanaman tersebut semakin populer. Kini, sebagian masyarakat telah cukup mengenalnya bahkan antara mereka ada yang menjadikan sebagai salah satu tanaman koleksi di halaman rumah.

Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) adalah tanaman dari keluarga sejenis kembang sepatu. Konon tanaman ini berasal Afrika dan Timur Tengah. Tanaman perdu ini bisa mencapai 3-5 meter tingginya. Jika sudah dewasa, tanaman ini akan mengeluarkan bunga berwarna merah. Bagian bunga dan biji inilah bermanfaat baik untuk kesehatan.

Saat ini terdapat lebih dari 100 varietas rosella yang tersebar di seluruh dunia. Dua varietas yang terkenal adalah sabdariffa dan altissima webster Varietas sabdariffa mempunyai kelopak bunga yang dapat dimakan, berwarna merah atau kuning pucat, dan kurang banyak mengandung serat. Sementara itu, varietas altissima webster sengaja ditanam untuk mendapatkan seratnya, karena kandungan seratnya memang tinggi. Namun, kelopak bunga varietas ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai makanan. Sebenarnya rosella sudah sejak dulu tumbuh liar di pinggir-pinggir hutan, perkebunan, dan sawah di Indonesia. Warna, bentuk, dan ukurannya sedikit berbeda-beda. Ada yang menyebutnya kembang flambosen. Bisa jadi karena warnanya yang mirip dengan buah flambosen. Ada juga yang menyebutnya kembang gandaria, mungkin karena rasa kecutnya mirip dengan buah gandaria. Ada pula yang menyebutnya pohon asem-aseman.

Penggunaan rosella di Indonesia dibidang kesehatan memang belum begitu populer, namun akhir-akhir ini, minuman berbahan rosella mulai banyak dikenal sebagai minuman kesehatan. Bahan minuman dari rosella yang berbentuk seperti teh celup juga sudah dapat diperoleh di pasar swalayan.

Rosella bisa dikonsumsi dalam bentuk segar maupun dalam bentuk seduhan seperti teh. Di Mexico, bagian selatan California, dan Thailand, kelopak rosella kering yang dimanfaatkan dengan cara diseduh seperti teh sangat populer dengan sebutan Jamaica, atau aqua de Jamaica. Di Senegal, teh rosella dikenal dengan nama jus de bissap. Masyarakat Gambia menyebutnya wanjo, zobo, atau tsobo. Di Turki, kelopak rosella kering yang disajikan dalam bentuk teh disebut Karkade (dibaca "kar-kahday"). Karkade sendiri konon merupakan cara bangsa Arab menyebut teh manis. Mungkin karena kelezatannya itulah teh rosella menjadi minuman kaum bangsawan Mesir kuno dan dijadikan semacam ritual "toast” pada perayaan pesta pernikahan di Sudan. Selain rasanya yang enak, kelopak bunga yang satu ini memang memiliki efek farmakologis yang cukup lengkap seperti diuretik (melancarkan air seni), onthelmintic (membasmi cacing), antibakteri, antiseptik, antiradang, menurunkan panas, meluruhkan dahak, menurunkan tekanan darah, mengurangi kekentalan darah, dan menstimulasi gerak peristaltik usus. Daun, buah, dan bijinya juga berperan sebagai diuretik, antisariawan, dan pereda nyeri. Kelopak rosella juga dapat mengatasi panas dalam, sariawan, kolesterol tinggi, hipertensi, gangguan jantung, sembelit, mengurangi resiko osteoporosis, dan mencegah kanker darah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data – data yang penulis paparkan di atas dapat di rumuskan beberapa permasalahan, antara lain:

1) Apa kandungan dalam tumbuhan rosella yang dapat mengobati penyakit.

2) Penyakit apa saja yang dapat diobati dengan menggunakan tanaman rosella.

3) Bagaimana cara mengolah dan mengkonsumsi tanaman rosella.

1.3 Tujuan Penulisan

1) Mengetahui kandungan rosella yang dapat digunakan sebagai obat.

2) Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat diobati degan tanaman rosella.

3) Mengetahui cara pengolahan dan cara mengkonsumsi tanaman rosella.

1.4 Manfaat

1) Dapat mengetahui kandungan dan zat yang terdapat dalam tanaman rosella.

2) Dapat mengobati penyakit-penyakit tertentu secara herbal.

3) Dapat menambah wawasan tentang tanaman rosella.

4) Dapat membantu pengolahan dan pengkonsumsian tanaman rosella secara benar.

BAB 2. TELAAH PUSTAKA

2.1 Rosella (Hibiscus sabdariffa)

2.1.1 Pengetahuan Tentang Rosella

clip_image005Rosela , asam paya, asam kumbang ,dan asam susur atau Hibiscus sabdariffa adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika.

Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama rosela atau rosella sedangkan di Australia, rosela ini dikenal sebagai rosella atau buah rosella (rosella fruit). Di belahan dunia lain rosela dikenal dengan cannabinus hibiscus juga dikenal sebagai meśta / meshta di India , Tengamora di Assam, Gongura dalam bahasa Telugu, Pundi di Kannada, LalChatni atau Kutrum di Mithila, Mathipuli di Kerala, dagu baung di Myanmar, krajeab (กระเจี๊ยบ) di Thailand, bissap di Senegal, Guinea Bissau, Mali, Burkina Faso, Ghana, Benin, Niger, Kongo dan Perancis, dah atau dah bleni di bagian lain dari Mali , wonjo di Gambia, zobo di barat Nigeria, Zoborodo di Nigeria Utara, Chaye-Torosh di Iran, karkade (كركديه) oleh bangsa Arab seperti di Mesir, Arab Saudi, dan Sudan, omutete di Namibia, sorrel di Karibia dan di Amerika Latin, Flor de Jamaica di Meksiko, Saril di Panama, rosela, rosella, roselle, asam paya atau asam susur di Malaysia. Bangsa Cina menyebutnya dengan 洛神花 (Luo Shen Hua). Di Zambia dalam bahasa ciBemba tanaman disebut lumanda, katolo dalam bahasa kiKaonde, atau Wusi dalam bahasa chiLunda.

Klasifikasi Rosella adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub – Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Malvales

Suku : Malvceae

Marga : Hibiscus

Jenis : Hibiscus Sabdariffa

Ada beberapa jenis Rosella yang beredar dipasaran, diantaranya:

1. Rosella Sudan/ Afrika (berwarna merah pekat kehitaman).

2. Rosella Cranberry banyak terdapat di Belanda (warna merah dan kelopaknya menyerupai kotak dan ujung kelopaknya berbentuk oval).

3. Rosella Taiwan (warna merah dengan panjang sekitar 5 cm dan ujung kuncupnya agak merekah).

Beberapa jenis rosella berdasrkan warna kaliksnya:

1. Rosela merah, kaliks berwarna merah menyala, panjang, batang kuat tidak mudah patah, daun menjari.
Kaliks kering berwarna merah cerah, aromanya kuat.

2. Rosela ungu, (ada yang menyebut burgundy, ada yang menyebut rosela Sudan, ada yang menyebut rosela hitam maupun rosela ungu). Kaliks berwarna merah gelap, agak bulat, berbulu lebih banyak dibanding yang merah, daun menjari tebal dan agak membulat, batang mudah patah.
Kaliks kering berwarna merah kehitaman, aromanya kuat.

3. Rosela putih, baru mencoba menanamnya dalam polibag, kaliks berwarna putih kekuningan dengan kapsul biji hijau segar, daun menjari bulat,pertumbuhan lambat, batang kuat.

2.1.2 Kandungan dalam Rosella

Khasiat bunga rosella tidak terlepas dari komposisi kimia dalam kelopak bunga rosella. Komposisi kimia dalam kelopak bunga rosella adalah campuran asam sitrat dan asam malat 13 %, antioksidan (gossipetin dan hibiscin) 2 %, vitamin C 14 mg/100 g ,beta-karoten 285 g/100 gram, serat 2,5 %. Hibiscin merupakan pigmen utama dalam kelopak.

Secara umum, komposisi kimia dari kelopak bunga rosella dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Komposisi Kimia Kelopak Bunga Rosella per 100 gr bahan

Komposisi Kimia

Jumlah

Air (g)

86,2

Protein (g)

1,6

Lemak (g)

0,1

Karbohidrat (g)

11,1

Serat (g)

2,5

Abu (g)

1,0

Kalsium (mg)

160

Fosfor (mg)

60

Besi (mg)

3,8

Betakaroten (g)

285

Vitamin C (mg)

214,68

Thiamin (mg)

0,04

Kalori (kal)

44

Reboflafin (mg)

0,6

Niasin (mg)

0,5

Sumber : Maryani dan Kristiana (2005).

*Mardiah, dkk., (2009)

2.1.3 Manfaat Rosella (Hibiscus sabdariffa)

Khasiat rosela antara lain untuk menurunkan asam urat, Hipertensi, Diabetes Mellitus, memperbaiki metabolisme tubuh, melangsingkan Tubuh, menghambat sel kanker, mencegah sariawan dan panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan, antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik, aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan absorpsi alkohol.

Pemanfaatan kelopak bunga Rosela sudah dikenal dan diteliti baik oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan tradisional di berbagai negara di dunia.

Secara tradisional, ekstrak kelopak rosela berkhasiat sebagai antibiotik, aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air kecil), pelarut, sedativ (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong Wang, konsumsi rosela digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosela juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa rosela juga bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet bagi penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum, melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk melancarkan buang air besar.

Ditinjau menurut sudut pandang medis modern (kedokteran), mengkonsumsi olahan kelopak bunga rosela secara teratur menunjukkan kesetaraan hasil dengan pengobatan modern (farmakologis) pada beberapa penyakit berikut ini:

1) Sebagai Terapi Hipertensi

Pemberian ekstrak kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin setiap hari selama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan darah yang hampir sama dengan pemberian captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut dibuat dari 10 gram kelopak kering dan 0,52 liter air. Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2 % dan tekanan diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi sedang).

2) Asam Urat dan Kesehatan Ginjal

Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam darah secara mekanisme normal tubuh akan dikurangi dengan membuang kelebihan unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan berlangsung lama akan memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh. Kondisi ini dapat memicu kesakitan pada ginjal. Dengan mengkonsumsi rosela, ditemukan penurunan kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat, kalsium, natrium, dan fosfat dalam urin pada 36 pria yang mengkonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari.

3) Memelihara kecantikan dan keindahan tubuh

Secara tradisional rosella membantu memelihara kesehatan dan kecantikan. Sangat baik untuk membentuk tubuh yang ideal, membantu mengendalikan nafsu makan yang berlebihan.Kandungan vitamin C dan kaya akan serat, rosella dapat membantu memelihara system pencernaan dan usus serta menghambat penyerapan gula, lemak, dan kolestrol jahat yang ikut ketika mengkonsumsi makanan. Mengandung banyak anti oksidan sehingga sangat bermanfaat membersihkan tubuh dari zat racun/ toksin. Juga dapat sembuhkan sembelit serta memperlancar buang air besar.

4) Manfaat lainnya:

1) Membantu menurunkan hipertensi & kolesterol.

2) Membantu menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.

3) Bersifat menetralkan racun alias detosifikasi.

4) Membantu mengurangi panas dalam & sembelit.

5) Membantu meredakan pusing / migraine.

6) Membantu menyeimbangkan berat badan & menghaluskan kulit.

7) Menormalkan darah rendah atau darah tinggi.

8) Mencerdaskan otak.

9) Menyehatkan mata.

10) Menurunkan suhu badan.

11) Maag menahun.

12) Mengurangi kecanduan narkoba.

13) Meredakan peradangan sendi (arthritis).

14) Bersifat stomakik ( merangsang selera makan ).

15) Kandungan glycosides-nya sebagai penawar luka.

16) Meningkatkan sistem syaraf dan dapat meningkatkan daya ingat makanan untuk otak.

17) Melancarkan buang air kecil (diuretic).

18) Sebagai anti inflammantory yang kuat.

19) Mempunyai unsur antipyretic yang menurunkan panas dalam.

20) Mempercepat pemecahan darah beku di otak.

21) Kandungan asiaticoside(triterpene glycoside)didalam pegaga dalam merangsang pembentukan lipid dan protein yang amat berguna untuk kesehatan kulit.Asiaticosides diklarifikasikan juga sebagai antibiotic. Mengandung vitamin C,B,D,K beberapa mineral penting temasuk magnesium,kalsium dan sodium.

22) Dapat meredakan dan menghilangkan batuk kronis.

23) Menghancurkan lemak.

24) Melangsingkan tubuh.

25) Mengurangi efek buruk miras.

26) Mengurangi kecanduan merokok.

27) Mencegah stroke.

28) Mengurangi stress.

29) Memperbaiki pencernaan.

30) Menghilangkan wasir.

31) Menurunkan kadar gula.

32) Bersifat penetral racun.

33) Mencegah kanker,tumor,kista dan sejenis.

34) Migrain.

35) Demam tinggi.

2.1.4 Budidaya Rosella(Hibiscu sabdariffa)

Pada prinsipnya bunga Rosella dapat hidup di kondisi lahan,cuaca,serta suhu yang bagaimanapun,akan tetapi disetiap daerah yang berbeda akan menghasilkan warna yang berbeda pula.Batang Rosella akan tumbuh dari satu titik tumbuh.Batangnya tumbuh sangat tinggi.Yaitu 1-3M dan lebar bisa mencapai 2M dan satu pohon bisa keluar kelopak bunga antara 10kg.

LAHAN TANAM DAN WARNA YANG DIHASILKAN

-Lereng pegunungan                     merah agak kehitam-hitaman

-Tanah pekarangan                        merah kurang cerah

-Sawah dan dataran rendah           merah cerah dan dapat dijadikan standart untuk export

JARAK TANAM DAN HASIL PANEN BASAH

-60 X 70cm = 2,5 s/d 5 ons/batang

-1m X 1m = 5 ons s/d 2,5 kg

-1,5 m X 2m = 2,5kg s/d 10 kg

MASA PANEN

Musim hujan : 5 s/d 7 bulan

Musim kemarau : 4 bulan

SISTEM PEMANENAN

Pemanenan dapat dilakukan pada saat muda ataupun tua,akan tetapi pemanenan yang dilakukan pada saat yang cepat akan menghasilkan warna dan kwalitas yang bagus.Ciri-ciri yang diaksud tepat pada waktunya adalah bila biji telah berwarna kuning atau kearah hitam.

Panen Muda : Berat basah 22kg menjadi 1 kg kering dan menghasilkan warna yang agak kehitaman.

Panen Tua : Berat basah 18 s/d 20kg menjadi 1 kg kering dan menghasilkan warna merah cerah.

SISTEM PENJEMURAN

Penjemuran merupakan penentu keberhasilan seseorang yang menanam Rosella.Apabila asil jemuran kering sesuai waktu yang ditentukan maka akan menghasilkan warna dan aroma yang khas.Akan tetapi bila penjemuran gagal tidak jarang seorang petani akan membuang hasil panennya

.

Sistem penjemuran terbagi dua;

1.Matahari:lama penjemuran 2s/d 3 hari

2.Oven : lama pengeringan 12 jam

2.2 Selai

2.2.1 Deskripsi Selai

clip_image007

Selai adalah produk yang diperoleh dari pencampuran telur, gula, santan atau tanpa penambahan pati dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Di Amerika Serikat selai didefenisikan sebagai suatu bahan pangan setengah padat yang dibuat dari kurang dari 45 % dari bagian berat zat penyusun sari buah dan 55 % dari bagian berat gula. Campuran ini dikentalkan sampai mencapai kadar zat padat terlarut tidak kurang dari 65 %. Zat warna dan cita rasa dapat ditambahkan.

Jam mempunyai definisi yang sama dengan selai, dengan pengecualian bahwa yang digunakan pada jam adalah bahan-bahan penyusun buah selain sari buah. Pengentalan dilakukan sampai mencapai kadar zat padat paling sedikit 65 % untuk semua jenis jam. Beberapa jam memerlukan kadar 68 % untuk mencapai kualitas yang dikehendaki. Di Amerika Serikat jam yang diizinkan beredar palingsedikit dibuat dengan perbandingan 45 pound buah untuk setiap 55 pound gula.

Selai atau selei adalah salah satu jenis makanan awetan berupa sari buah atau buah-buahan yang sudah dihancurkan, ditambah gula dan dimasak hingga kental atau berbentuk setengah padat. Selai tidak dimakan begitu saja, melainkan untuk dioleskan di atas roti tawar atau sebagai isi roti manis. Selai juga sering digunakan sebagai isi pada kue-kue seperti kue nastar atau pemanis pada minuman, seperti yogurt dan es krim.

2.2.2 Syarat Mutu Selai Secara Umum

Secara umum, syarat mutu selai dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Karakteristik

Syarat Mutu

Berat Neto (g)

45,0

Berat Kotoran (g)

0,7

Zat pengawet - Asam benzoate

- Asam salisilat

Sedikit

Sedikit

Zat warna

Yang diizinkan Depkes

Logam-logam berbahaya

Negative

Total asam

0,45

Bobot jenis larutan 50%

1,3652

Kadar sari (%) bobot maksimum

71,85

Zat yang tidak terlarut dalam air (%)

0,8

Kadar sukrosa

37,19

Kadar pektin (%)

0,63

Sumber : Anonimous, (1997).

2.2.3 Bahan Tambahan dalam Pembuatan Selai

Bahan tambahan pangan dapat dibedakan atas dua golongan utama yaitu yang tidak terdapat dalam bahan makanan dan yang ditambahkan pada bahan makanan. Bahan kimia yang secara sengaja dicampurkan ke dalam bahan makanan bertujuan untuk mempermudah pengolahan, berperan sebagai pengawet, sebagai penambah cita rasa atau untuk meningkatkan kualitas bahan makanan.

Atas dasar tujuannya, penggunaan bahan tambahan dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi, meningkatkan penerimaan konsumen, meningkatkan kualitas, daya simpan, dan membuat bahan makanan menjadi lebih mudah dihidangkan. Beberapa contoh bahan tambahan pangan di antara lain pengendali keasaman, pengemulsi, pengental, pemberi cita rasa, pemanis, pewarna, pengawet.

2.2.3.1 Tepung Maizena

Pati jagung atau yang biasa disebut tepung maizena merupakan sumber karbohidrat yang digunakan untuk bahan pembuat roti, kue kering, biskuit, makanan bayi dan lain-lain, serta digunakan dalam industri farmasi. Namun demikian upaya pengolahan untuk memproduksi pati jagung belum banyak dilakukan di dalam negeri, hal ini terkendala pada tingginya investasi untuk menyediakan mesin pengolahannya, serta perlu perlakuan khusus dalam pengolahan jagung. Di dalam biji jagung terdapat lembaga yang mengandung minyak, sehingga apabila lembaga tersebut tidak dipisahkan terlebih dahulu, maka produk olahan jagung (tepung, pati) akan cepat rusak (tengik) karena adanya proses oksidasi maupun karena pengaruh air.

2.2.3.2 Gula Pasir

Penambahan gula pada produk bukan saja untuk menghasilkan rasa manis meskipun sifat ini sangatlah penting. Jadi gula bersifat untuk penyempurnakan rasa asam, cita rasa juga memberikan kekentalan. Daya larut yang tinggi dari gula, memiliki kemampuan mengurangi kelembaban relatif (ERH) dan daya mengikat air adalah sifat-sifat yang menyebabkan gula dipakai dalam pengawetan pangan.

Gula merupakan bahan pangan yang tidak asing lagi bagi manusia karena rasanya yang manis. Umumnya diproduksi dari tanaman tebu atau nira. Beberapa jenis gula yang dikenal perdagangan seperti gula merah, gula putih (kristal), dan cair atau sirup. Bahan pemanis lain selain gula adalah madu lebah.

Pada konsentrasi 40 % gula sudah bersifat pengawet, karena sebagian dari air yang ada sudah tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroba dan Aw menjadi berkurang. Sedangkan pada konsentrasi 65 % gula akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme yang terdapat dalam bahan pangan akan mengalami dehidrasi atau plasmolisis.

Gula dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk-produk makanan. Beberapa diantaranya yang biasa dijumpai termasuk jeli, selai, marmalade, sari buah pekat, sirup buah-buahan, buah-buahan bergula, umbi dan kulit, buah-buahan dan sirup, acar manis, chutney, susu kental manis, dan madu.

Supaya terbentuk gel pektin kadar gula yang tinggi dan asam harus ada dalam produk selai dan jeli. Selain itu kadar gula yang tinggi dalam selai dan jeli juga menambah stabilitas terhadap mikroorganisme karena gula menurun ERH.

Gula adalah bentuk dari karbohidrat, jenis gula yang paling sering digunakan adalah krisal sukrosa padat. Gula digunakan untuk merubah rasa dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim hidrolisis asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel. Dalam istilah kuliner, gula adalah tipe makanan yang diasosiasikan dengan salah satu rasa dasar, yaitu manis.

2.2.3.3 Air Jeruk Lemon

Keluarga jeruk terkenal kaya akan vitamin C, terutama jeruk lemon dan jeruk nipis. Memang banyak jenis buah selain jeruk yang kaya vitamin C. Namun, kelebihan jeruk terletak pada suatu senyawa tambahan yang tidak dimiliki oleh buah lain, yakni senyawa limonin dan limonen. Kedua senyawa ini berkhasiat membantu memblokir perubahan sel yang mengarah pada penyakit kanker. Vitamin C pada jeruk juga dipercaya sarat akan senyawa super antioksidan. Artinya, senyawa ini mampu menangkal radikal bebas, penyebab kanker, mengurangi resiko terkena penyakit jantung, dan menunda proses penuaan dini.

Jeruk lemon (Citrus medica Linn) Di samping kandungan vitamin C yang melimpah, jeruk lemon juga kaya dengan vitamin B, E, natrium, dan beberapa mineral mikro yang dibutuhkan tubuh untuk sistem imunitas (kekebalan) serta mencegah virus penyebab influenza. Lemon juga sarat dengan kandungan bioflavanoid yang berperan sebagai antioksidan pencegah kanker. Flavanoid jeruk lemon berfungsi menghalangi oksidasi LDL sehingga aterosklerosis penyebab jantung dan stroke bisa dihindari. Jeruk lemon juga berlimpah kandungan serat berupa pektin yang baik untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida.

Jeruk lemon punya manfaat lebih daripada sekadar dibuat limun. Kita dapat menggunakan air jeruk lemon sebagai pemutih alami yang dapatmenghilangkan segala macam noda. Tinggal tuang beberapa tetes ke atas noda atau rendam seluruh kain dalam larutan air jeruk lemon. Jeruk lemon juga dapat membuat tubuh merasa lebih baik. Tambahkan saja ke dalam teh untuk mengurangi demam, asam lambung, dan bahkan radang sendi. Oleskan sedikit air jeruk lemon untuk membasmi kuman pada luka, menyembuhkan sariawan, dan menyejukkan kulit yang terbakar sinar matahari. Yang tidak kalah pentingnya, jeruk lemon buatan rumah sangat enak, menyegarkan, dan penuh dengan vitamin C.

2.2.3.4 Garam

Garam dapur adalah sejenis mineral yang lazim dimakan manusia. Bentuknya kristal putih, dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah sodium klorida (NaCl). Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi. Selain itu garam juga digunakan untukmengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Untuk mencegah penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambahi iodium.

Penambahan garam pada produk tertentu dapat berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dari produk itu sendiri. Kebutuhan garam sebagai pemantap cita rasa adalah sebanyak 2-5 % dari total bahan bakunya.

Garam memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan pada jaringan tumbuh-tumbuhan yang segar. Pertama-tama garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme pencemar tertentu. Mikroorganisme pembusuk atau proteolitik dan juga pembentuk spora, adalah yang paling mudah terpengaruh walau dengan kadar garam rendah sekalipun (yaitu sampai 6 %). Mikroorganisme patogenik, termasuk Clostridium botulinum dengan pengecualian pada Stereptococcus aureus dapat dihambat dengan konsentrasi 10 – 12 %.

2.2.3.5 Natrium Benzoat

Natrium benzoat merupakan butiran atau serbuk putih, tidak berbau dan bahan ini dapat ditambahkan langsung ke dalam bahan makanan atau dilarutkan di dalam air atau pelarut-pelarut lainnya.

Turunan pH medium akan menaikkan proporsi asam yang tidak terdisosiasi. Karena asam yang tidak terdisosiasi penentu utama peranan pengawet. Asam benzoat sangat efektif dalam menghambat bahan makanan dengan pH rendah seperti sari buah dan minuman penyegar . Benzoat umumnya digunakan untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri dengan konsentrasi 0,05-0,10 %. Efektifitas atau daya menghambat natrium benzoat adalah dengan mengganggu cairan nutrisi sel atau sel mikroba dan mengganggu keaktifan enzim yang ada pada sel.

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Proses pembuatan selai rosella dari kelopak bunga dilaksanakan di rumah. Waktu pelaksanaannya dilakukan pada bulan Februari 2012.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan selai rosella :

a) Kelopak Bunga Rosella

Dalam proses ini, kelopak bunga rosella digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan selai rosella.

b) Air

Air digunakan untuk campuran memasak selai rosella.

c) Gula

Dalam proses ini, gula digunakan sebagai bahan tambahan untuk mengawetkan selai rosella.

d) Tepung Maizena

Tepung maizena digunakan untuk membuat bubur selai setelah penghancuran menjadi kental.

3.2.2 Alat

Peralatan yang dipakai dalam proses pembuatan selai :

1. Blender

2. Kompor

3. Wajan

4. Mangkuk

5. Pengaduk

3.3 Proses Pembuatan Selai Rosella

3.3.1 Sortasi

Kelopak bunga rosella yang akan diolah menjadi selai rosella dipilih kelopak bunga rosella yang segar yang sudah matang atau tua dan berwarna merah, bunga rosella yang sehat adalah tidak busuk, cacat atau layu, bebas hama penyakit. Kondisi tua dan matang diperlukan agar selai rosella yang dihasilkan mempunyai aroma yang kuat dan memberikan tekstur yang halus dan rasa yang enak.

Sortasi dilakukan untuk memperoleh buah dengan ukuran, tingkat kematangan dan kualitas yang seragam. Sortasi bertujuan untuk memisahkan buah yang layak diolah dan tidak layak diolah (layu) agar diperoleh buah yang seragam bentuk, warna, dan kematangannya. Sortasi sangat penting untuk dilakukan agar hasil produk yang dihasilkan bermutu baik (terjaga mutunya). kelopak yang rusak akan mempercepat kerusakan produk tersebut .

Pemilihan bahan yang segar sangat berpengaruh terhadap hasil akhir pembuatan selai. Pilihlah buah yang sudah matang (tidak menjadi lembek karena terlalu matang) dan segar, tidak terjadi pembusukan sebagian atau di beberapa tempat. Cucilah buah-buahan di bawah kucuran air kerangan sebersih-bersihnya.

3.3.2 Pencucian

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel, residu fungisida atau insektisida dan memperoleh penampakan yang baik. Pencucian dapat dilakukan dengan menggunakan air atau dengan sikat.

3.3.3 Penghancuran

Setelah kelopak rosella dicuci, maka proses selanjutnya adalah proses penghancuran dengan blender. Masukkan kelopak bunga ke dalam blender dengan penambahan air dan tepung maizena. Menurut Kumalaningsih dan Suprayogi (2006), penambahan air ini ditujukan agar memudahkan proses penghancuran, sedangkan tepung maizena agar lebih kental bubur yang dihasilkan. Proses penghancuran ini dilakukan sampai halus.

3.3.4 Pemasakan

Tahap pemasakan adalah tahap yang paling kritis, pemasakan bertujuan untuk menghilangkan bau mentah. Pemasakan dilakukan dengan suhu tidak terlalu rendah maupun tidak terlalu tinggi. Suhu yang terlalu rendah memunculkan bau relatif rendah, sebaliknya suhu yang terlalu tinggi membuat rosella menjadi gosong.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari haasil percobaan yang telah dilakukan, warna bubur rosella yang baru selesai menjalani proses penghancuran berwarna merah tua, sedangkan bubur rosella yang telah mengalami proses pemanasan untuk menjalani proses pemasakan berwarna merah muda.

Tingkat kekentalan bubur rosella setelah mengalami proses penghancuran, tingkat kekentalannya rendah, setelah mengalami proses pemasakan didapatkan hasil tingkat kekentalan sedikit rendah, namun setelah suhu menurun sesuai suhu lingkungan didapatkan tingkat kekentalan sepeti selai pada umumnya.

4.2 Pembahasan

Dari mulai proses awal yaitu proses sortasi yang berguna untuk mendapatkan bahan baku utama yang berkualitas dan mutu yang bagus. Setelah melalui proses sortasi dilanjutkan dengan proses pencucian untuk menghilangkan kotoran-kotoran yamg menempel pada kelopak bunga rosella. Setelah kelopak bunga dicuci, maka proses selanjutnya adalah proses penghancuran dengan blender. Penambahan air ini ditujukan agar memudahkan proses penghancuran, sedangkan tepung maizena agar lebih kental bubur yang dihasilkan. Proses penghancuran ini dilakukan sampai halus.

Tahap pemasakan adalah tahap yang paling kritis, pemasakan bertujuan untuk menghilangkan bau mentah. Pemasakan dilakukan dengan suhu tidak terlalu rendah maupun tidak terlalu tinggi. Suhu yang terlalu rendah memunculkan bau relatif rendah, sebaliknya suhu yang terlalu tinggi membuat rosella menjadi gosong. Pengunaan api pada proses pemasakan harus sedang agar selai yang dihasilkan tidak berbau belum matang dan juga gosong. Setelah proses pemasakan selesai, selai didinginkan pada suhu ruangan. Kemudian setelah dingin selai siap dikemas.

BAB 5.PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab III, kita dapat menyimpulkan bahwa:

a. Bunga rosella mengandung lebih banyak vitamin C daripada tanamn yang lainnya, sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

b. Bunga rosella berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit-penyakit seperti hipertensi, asam urat, obesitas, dan lain lain

c. Dalam mengkonsumsi bunga rosella sebagai obat, dapat diolah menjadi selai, teh, dan sirup sehingga dapat dikonsumsi setiap hari.

d. Pemakaian rosella sebagai obat-obatan sudah banyak dilakukan oleh masyarakat dan telah terbukti khasiatnya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimplan tersebut, kami menyarankan:

a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji manfaat lain dari olahan rosella.

b. Ibu hamil dan penderita penyakit Maag dilarang meminum hasil proses tumbuhan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Ahmad, Sjamsul. (1986). Kimia Bahan Organik Alam. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Chumsri, P., et al. (2008). “Studies on the optimum condition for the extraction and concentration of roselle (Hibiscus sabdriffa) extract”. Songklanakarin J. Sci. Tecnhol. 30 (suppl.1) : 133-139.

Buckle, K.A., dkk. (2007). Ilmu Pangan. Jakarta: UI-Pres.

deMan, John M. (1997). Kimia Makanan. Bandung : Penerbit ITB.

Gasperz, Vincent. (1995). Teknik Analasis dalam Penelitian Percobaan. Bandung : Penerbit Tarsito.

Dorland. 1998. Kamus saku Kedokteran Dorland, Edisi 25. Jakarta: Penerbit

Buku kedokteran EGC.

Duke, Jim. 2004. High Cholesterol/Hypercholesterolemia activities for Hibiscus

sabdariffa .(http://Sun.ars.grin.gov:8080/npgsoub/xsql/duke/super2.xsql?Su

peract= + cholesterol% 2 Fhypercholesterolemia & plants=Y &

chemicals=& ett=1.000. diakses 10 Agustus 2004).

Giansuri. 2002. Vitamin C dan E Cegah Penyakit Jantung. (di Akses Tanggal 6

Juni 2002). http://www.kompas.com/kesehatan/news/234849.htm

Herti Maryani dan Lusi Kristiana. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosela. PT.

Agromedia Pustaka Utama: Jakarta.

Hull, Alison. 1993. Penyakit Jantung, Hipertensi, dan Nutrisi. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Kimball. 1991. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Mardiah, dkk. (2009). Budi Daya dan Pengolahan Rosella Si Merah Segudang Manfaat. Jakarta : PT Agromidia Pustaka

Prawirohartono, Slamet dan Siti Sutarmi. 1988. Biologi Jilid 1B. Erlangga, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Rosela

http://rosellakita.blogspot.com/2008/02/jenis-jenis-rosela.html

http://tehmerah.com/khasiat-bunga-rosella/khasiat-bunga-rosella/khasiat-bunga-rosella.html


Dengan memasukan alamat email dibawah ini, berarti anda akan dapat kiriman artikel terbaru dari SEMUA TENTANG SMA DAN EDUKASI.com di inbox anda:


0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels