Submit

8 Okt 2012

PENGEMBANGAN KULIT BUAH JERUK (Citrus sp) SEBAGAI INSEKTISIDA ALAMI

PENGEMBANGAN

KULIT BUAH JERUK (Citrus sp)

SEBAGAI INSEKTISIDA ALAMI

clip_image002

Oleh:

Azhar Lina Rahmadanti (XI IPA 2/07)

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMAN 1 KUTOWINANGUN

KEBUMEN

2012

LEMBAR PENGESAHAN

Karya ilmiah ini berjudul pengembangan kulit buah jeruk (Citrus sp) sebagai insektisida alami disusun oleh:

Nama : Azhar Lina Rahmadanti

NIS : 5555

Sekolah : SMAN 1 KUTOWINANGUN

Telah disahkan di...................... pada tanggal..................2012

Kebumen, Februari 2012

 
 

Pembimbing

Drs. Kirwanto

NIP.19630809.199512.1.001

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kebaikan-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan untuk dijadikan syarat pemenuhan nilai mata pelajaran bahasa Indonesia semester empat SMAN 1 Kutowinangun. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada

1. Dra. Nurhidayati selaku kepala sekolah SMAN 1 Kutowinangun

2. Pembimbing mata pelajaran yang bersangkutan, yang telah memberikan pengarahan, saran dan kritik, dukungan, serta pengajaran yang sangat berharga.

3. Keluarga penulis yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, dan doa

4. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan

5. Serta berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu secara moral dan material atas terselesaikannya karya ilmiah ini

Semoga segala kebaikan yang telah dicurahkan dari semua pihak tersebut bisa dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap agar nantinya karya ilmiah ini bisa memberikan manfaat di masa yang akan datang. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekeliruan pada karya tulis ini, oleh karena itu penulis sangat berharap agar pembaca bisa memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun guna masa depan kelak.

Kutowinangun, 22 Februari 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................. i

Lembar Pengesahan ........................................................................................... ii

Kata Pengantar ................................................................................................... iii

Daftar Isi ............................................................................................................ iv

Daftar Gambar ................................................................................................... vi

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2

1.3 Tujuan ............................................................................................... 3

1.4 Manfaat ............................................................................................ 3

1.5 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 4

2.1 Deskripsi Buah Jeruk ........................................................................ 4

2.2 Klasifikasi Ilmiah Buah Jeruk .......................................................... 5

2.3 Pestisida ........................................................................................... 5

2.4 Kulit Jeruk ........................................................................................ 6

BAB III. METODOLOGI ................................................................................ 9

3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................... 9

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 9

3.3 Proses Pembuatan ............................................................................. 9

3.4 Cara Penggunaan .............................................................................. 10

3.5 Pengujian .......................................................................................... 10

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 11

4.1 Wujud ............................................................................................... 11

4.2 Hasil Pengujian ................................................................................. 11

4.3 Metode Kedua ................................................................................. 12

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 13

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 13

5.5 Saran ................................................................................................. 13

BAB VI. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 14


DAFTAR GAMBAR

1. Buah Jeruk ............................................................................................. 4

2. Perebusan Kulit Jeruk ............................................................................ 10

3. Lempengan Kulit Jeruk .......................................................................... 12

4. Kulit Jeruk Elektrik ................................................................................ 12

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanasan global adalah isu yang sedang hangat diperbincangkan baru-baru ini. Apakah itu pemanasan global? Ya, pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

Tapi itu bukan hanya sekedar isu. Karena secara tidak sadar kita telah ikut menyumbangkan pemicu pemanasan global tersebut. Seperti pemanfaatan kayu di hutan-hutan secara liar, pembangunan gedung-gedung bertingkat, pemakaian kendaraan bermotor, gas-gas dari sampah-sampah yang kita buang, dan pemakaian gas-gas dari parfum atau bahan-bahan kimia yang kita gunakan untuk membasmi serangga atau yang disebut insektisida.

Seperti kita tahu, selama ini pembasmi serangga yang kita gunakan dominan menggunakan bahan kimia, karena selain mudah menggunakannya, insektisida tersebut juga sudah tersedia di supermarket-supermarket terdekat. Padahal, selain bisa menyebabkan pemanasan global, zat kimia itu juga bisa menyebabkan endapan bahan kimia di dalam tubuh kita. Endapan-endapan tersebut jika sudah melampaui kapasitas, nantinya bisa menyebabkan penyakit berbahaya salah satunya kanker.

Disini penulis mengajak pembaca untuk kembali ke alam (back to nature). Salah satunya dalam hal membasmi serangga. Membasmi datangnya serangga ternyata bisa dilakukan dengan cara alami.

Salah satunya dengan kulit buah jeruk (Citrus sp). Seperti kita tahu, bahwa jeruk masuk kedalam urutan buah-buahan yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Selain karena rasanya yang manis dan segar, gizinya juga baik bagi tubuh kita.

Disini sampah kulit dari buah jeruk yang selama ini pernah kita konsumsi ternyata mengandung zat-zat yang bermanfaat. Salah satu zat bermanfaat itu adalah minyak atsiri. Minyak atsiri adalah sejenis minyak nabati yang dapat berubah mengental dalam suhu ruangan dan dapat begitu mudah menguap, serta mempunyai aroma yang sangat khas.

Dari sinilah, penulis menjadikan kulit jeruk sebagai objek penelitian untuk tugas karya ilmiah pada kesempatan kali ini. Selain itu, penulis juga ingin memberikan saran bagi masyarakat untuk bisa memanfaatkan kulit jeruk secara mandiri sebagai insektisida alami dirumah.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Dengan alasan apakah kulit jeruk bisa dikatakan sebagai insektisida alami?

1.2.2 Kendala apakah yang ditemui dalam proses penelitian ini?

1.2.3 Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala tersebut?

1.2.4 Apa manfaatnya bagi masyarakat, dan bagaimana cara untuk memanfaatkannya?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mendapatkan bukti tentang benar atau tidaknya kulit jeruk (Citrus sp) dapat menjadi insektisida alami.

1.3.2 Mendapatkan cara-cara mudah yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan kulit jeruk (Citrus sp) sebagai insektisida alami.

1.3.3 Menyarankan kepada masyarakat untuk menjadikan limbah kulit jeruk menjadi sesuatu yang bermanfaat secara mandiri dirumah.

1.4 Manfaat

1.4.1 Memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk mengganti pengusir nyamuk yang berbahan kimia dengan pengusir nyamuk yang berbahan alami.

1.4.2 Memperkecil frekuensi pemakaian insektisida buatan dan efeknya yang berbahaya.

1.4.3 Salah satu cara untuk turut menghijaukan lingkungan. Dengan tidak memakai insektisida buatan, maka kita turut memperkecil bahaya pemanasan global. Karena gas-gas dari bahan-bahan kimia tersebut adalah salah satu pemicu timbulnya pemanasan global.

1.4.4 Menjadikan kulit buah jeruk (Citrus sp) menjadi sampah yang lebih bermanfaat.

1.5 Metode Pengumpulan Data

1.5.1 Literatur

Yaitu dengan mengumpulkan data-data tentang kulit jeruk, dan hal-hal yang berkaitan dengan karya ilmiah ini, dari data-data yang sudah ada sebelumnya.

Disini penulis mengambil sumber data tertulis dari internet.

1.5.2 Observasi

Berhubungan dengan perlunya hasil bukti dari hipotesis awal, penulis juga melakukan pengumpulan data dengan melakukan percobaan sederhana secara pribadi.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Buah Jeruk

Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.

clip_image004clip_image005Asalnya dari Asia Timur dan Asia Tenggara, membentuk sebuah busur yang membentang dari Jepang terus ke selatan hingga kemudian membelok ke barat ke arah India bagian timur. Jeruk manis dan sitrun (lemon) berasal dari Asia Timur, sedangkan jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk purut berasal dari Asia Tenggara.

Manfaatnya tercermin dalam rasanya yang segar. Jeruk mengandung banyak vitamin, mineral, serta serat esensial yang tak bisa diproduksi oleh tubuh. Dengan kandungan tersebut, salah satu manfaat jeruk adalah menjaga daya tahan dan keseimbangan tubuh agar tetap normal. Selain mengandung berbagai macam gizi, jeruk juga memiliki manfaat untuk mencegah penyakit kronis seperti kanker, katarak, dan kardiovaskuler.

Selama ini jeruk memang hanya dikenal memiliki vitamin C. Pada kenyataannya buah ini memiliki kandungan gizi esensial yang sangat baik bagi tubuh seperti karbohidrat, kalsium, potassium, folat, thiamin, vitamin B6, magnesium, fosfor, niacin, tembaga, asam pantotenat, dll.

Buah jeruk tidak memiliki kandungan lemak, kolesterol, serta sodium. Jeruk hanya mengandung karbohidrat dalam bentuk sederhana yang berupa glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Sehingga bagi Anda yang memiliki masalah dengan berat badan atau sedang menjalani diet, tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi buah ini. Manfaat lain dari jeruk adalah untuk membantu memperlambat proses pengosongan lambung, karena jeruk mengandung polisakarida non-pati yang sering kita kenal sebagai serat makanan. Dengan adanya hal tersebut, jeruk dapat mempertahankan rasa kenyang lebih lama. Selain itu juga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

2.2 Klasifikasi Ilmiah Buah Jeruk

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rutales

Keluarga : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sp

2.3 Pestisida

Pestisida jenis insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga. Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman.

Namanya saja bersifat racun, sehingga tidak bisa kita hindari efek buruk dari insektisida tersebut. Bahaya yang bisa ditimbulkan oleh bahan kimia dari insektisida tersebut yaitu:

· Jika mengenai kulit, akan menyebabkan kekeringan pada kulit.

· Jika terhirup, akan menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Seperti radang kerongkongan dan rhinitis.

· Dapat merangsang alergi yang mengakibatkan batuk, bersin-bersin, napas menjadi pendek, dan terasa sakit pada bagian dada (khusus anak-anak yang mempunyai penyakit asma dan alergi.

· Bila tertelan dalam dosis rendah, zat ini akan mengakibatkan mual, muntah, dan diare.

· Jika tertelan dalam dosis tinggi sekitar 200-500 ml, zat ini dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf pusat, napas sesak, koma. Dan yang lebih tragis yaitu kematian.

Bioinsektisida adalah bahan-bahan alami yang bersifat racun serta dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, memengaruhi hormon, penghambat makan, membuat mandul, sebagai pemikat, penolak, dan aktifitas lainnya yang dapat memengaruhi organisme pengganggu tanaman. Penggunaan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif penggunaan insektisida buatan yang sering disebut pestisida nabati atau bioinsektisida. Alternatif ini dianggap perlu karena kandungan residu insektisida sintetik yang dianggap dapat berakibat fatal, bukan hanya terhadap kesehatan tetapi juga merugikan perdagangan karena ditolaknya produk pertanian yang diekspor.

2.4 Kulit Jeruk

Berikut ini, akan penulis jabarkan, apa saja kandungan kulit jeruk yang bisa digunakan sebagai bahan insektisida alami. diantaranya:

2.4.1 Minyak Atsiri

Minyak atsiri dari kulit jeruk sebagai minyak yang mudah menguap dan terbakar. Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.

Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh serangga (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup.

Menurut sumber yang penulis dapatkan, minyak atsiri seperti pada umumnya fungsinya sangat luas sekali, seperti:

2.4.1.1 Kesehatan

Mencegah mabuk perjalanan, radang dingin (frostbite), bronchitis (radang pada saluran paru-paru) kronis, batuk, konstipasti (sembelit/ susah buang air besar), hangover (perasaan sakit pada waktu bangun pagi setelah minum minuman keras terlalu banyak), sakit geraham, mengobati gigi yang sensitif, mastitis (payudara terasa bengkak saat produksi ASI berlebih), menghilangkan bau mulut, menghentikan muntah dan mengobati perut yang sakit, mencegah sesak nafas, menghilangkan dahak di dalam paru-paru, mengobati radang pankreas, dan menambah nafsu makan.

2.4.1.2 Sebagai bahan pembuat minyak wangi, pengharum ruangan, penambah citarasa pada makanan dan minuman, dan insektisida.

2.4.2 Limonene/d-limonene

Limonene/d-limonene adalah nama latin dari ekstrak kulit jeruk. Insektisida ini paling efektif untuk mengendalikan hama serangga peliharaan, seperti membunuh tungau, pinjal dan caplak. Cara kerja dari limonen ini mirip dengan piretrum. Apakah yang disebut dengan piretrum?

Piretrum adalah sejenis insektisida alami yang berasal dari ekstrak bunga chrysanthemum cinerariraefolium. Pertama kali ditemukan pada abad 19 di jaman perang Napoleon untuk mengendalikan kutu manusia. Cara kerja dari piretrum adalah knock down. Sifat piretrum jaman sekarang ditiru untuk formulasi insektisida jenis aerosol. Piretrum mempunyai 6 bahan aktif yang secara kolektif dikenal dengan piretrin.

Sifat piretrin sebagai insektisida kontak, tetapi nyaris tidak meninggalkan bekas (non-residual) bila permukaan yang diolesi terpapar oleh cahaya. Namun, bila permukaan di tempat gelap, zat ini akan bertahan maksimal 2 minggu. Tapi dikarenakan jumlah ekstrak bunga dari bahan alami ini terbatas, maka peneliti mensintetiskan piretrin dengan senyawa mirip piretrin yang sekarang dikenal dengan piretriod (oid = mirip dan pire = piretrin). Jadi, yang termasuk insektisida golongan piretroid saat ini adalah pensintetisan dari piretrin.

Negara penghasil piretrin di dunia adalah Kenya, Tasmania dan Australia. Di Indonesia sebelum maraknya piretroid digunakan piretrin dari ekstrak pyrethrum marc. Produsen sangat menyukai menggunakan piretrin dikarenakan harganya murah dan biaya produksinya pun rendah. Tapi, zat piretrin ini jumlahnya terbatas, sehingga pemakiaan bahan ini persentasinya kecil sampai sekarang.

Cara kerja piretrin adalah dengan dua tahap yaitu dengan meracuni serangga (knock down) kemudian mengganggu syaraf (blockade) serangga. Serangga biasanya lumpuh (knock down) tetapi dapat normal kembali bila tahap pertama bisa di atasi. Di sini, serangga tidak akan mati, tetapi bila serangga tidak bisa menetralkan tahap pertama maka jaringan syaraf akan terganggu dan akhirnya mati.

Kandungan limonen bervariasi untuk tiap varietas jeruk, berkisar antara 70-92%. Berdasarkan hasil uji preferensi, aroma minyak atsiri jeruk yang paling disukai konsumen adalah minyak atsiri dari jeruk manis, purut, lemon, nipis, jari budha/kuku harimau, dan jeruk siam madu. Aroma minyak atsiri yang kurang disukai adalah yang berasal dari jeruk besar dan siam.

2.4.3 Sitronela

Senyawa sitronela mempunyai sifat racun dehidrasi (Desiccant). Racun tersebut merupakan racun kontak yang dapat mengakibatkan kematian karena kehilangan cairan terus menerus. Serangga yang terkena racun ini akan mati karena kekurangan cairan.

BAB III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tamanwinangun, Kebumen pada bulan Februari 2012

3.2 Alat dan Bahan

Dalam proses pembuatan insektisida alami dari kulit jeruk, hanya membutuhkan alat dan bahan yang cukup sederhana. Seperti:

3.2.1 Alat

3.2.1.1 Pisau

3.2.1.2 Panci

3.2.1.3 Botol semprot

3.2.2 Bahan

3.2.2.1 Kulit jeruk yang baru dilepas dari daging buahnya.

Ingat, dalam pembuatan insektisida ini diharapkan menggunakan kulit jeruk yang baru dilepaskan dari daging buahnya langsung. Agar kadar minyak atsiri tidak menguap.

3.2.2.2 Air jernih secukupnya. Dalam penelitian ini, penulis membuat perbandingan setiap satu buah kulit jeruk ukuran besar diberikan satu gelas air jernih atau sekitar 250 ml. Dan sebagai pembanding, penulis juga melakukan perlakuan yang sama, tetapi jumlah kulit jeruk penulis tambah menjadi setiap dua buah kulit jeruk besar deicampurkan dengan satu gelas air jernih. Sehingga, penulis berikan varibel A untuk ekstrak dari satu kulit jeruk, dan variabel B untuk ekstrak dari dua kulit jeruk.

3.3 Proses Pembuatan

3.3.1 Pertama, buang lapisan dalam dari kulit jeruk. Yang berupa lapisan halus berwarna putih. Hal ini bertujuan agar pada saat ekstraksi, minyak atsiri yang ada di dalam kulit jeruk bisa cepat terserap keluar.

3.3.2 Kedua, masukkan kulit jeruk bersama air dalam panci untuk direbus.

3.3.3 Ketiga, rebus air dan kulit jeruk selama (15) menit.

3.3.4 clip_image007Keempat, air mulai berubah warna kekuningan kental, dan muncul gelembung gelembung dari pinggir lapisan kulit jeruk.

3.3.5 Jika rebusan air kulit jeruk telah mendidih, matikan kompor dan angkat panci yang berisi rebusan air kulit jeruk.

3.3.6 Perlakuan ini juga diberikan sama kepada ekstrak

3.3.7 Diamkan selama satu hari satu malam.

3.3.8 Setelah itu, masukkan ekstrak kulit jeruk ke dalam botol semprot dan siap digunakan.

3.4 Cara Penggunaan

Cara menggunakan insektisida alami ini, cukup dengan menyemprotkan ke serangga yang akan dibasmi. Dalam beberapa saat, serangga tersebut akan mati.

3.5 Pengujian

Pada pengujian ini, penulis menggunakan semut sebagai serangga percobaan.

Dalam percobaan ini, penulis juga menggunakan pembasmi serangga buatan bermerk X untuk membandingkan hasil penggunaan insektisida alami kulit jeruk dengan insektisida buatan.

Cara pengujiannya yakni, penulis menyediakan beberapa semut hidup. Setiap tiga ekor semut dibunuh dengan satu jenis insektisida.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Wujud

Setelah melewati masa pendiaman sekitar satu hari satu malam, air rebusan kulit jeruk mulai berwarna kekuningan semu muda. Dan muncul endapan berwarna putih, aromanyapun menyerupai semacam aroma obat-obatan kimia. Tetapi, saat disemprotkan tidak menimbulkan residu yang begitu berarti. Insektisida dari ekstrak dua kulit jeruk juga sifatnya sama, hanya warnanya jauh lebih kental daripada insektisida dari ekstrak satu kulit jeruk.

Sementara insektisida kimia yang biasanya kita gunakan akan menimbulkan bekas-bekas yang keruh jika saat disemprotkan mengenai benda. Dan aromanyapun sangat menyengat di hidung kita.

4.2 Hasil Pengujian

Dilakukan dengan menyemprotkan cairan sari kulit jeruk pada semut yang akan dibasmi. Hasilnya semut saat mengenai semprotan tersebut mulai terpontang-panting. Tetapi proses matinya semut tersebut tidak begitu cepat dibanding penyemprotan menggunakan insektisida kimia. Hasil dari perbandingan pemakaian insektisida bisa diliat pada tabel dibawah ini,

SERANGGA

INSEKTISIDA A

INSEKTISIDA B

INSEKTISIDA X

SEMUT 1

4,5 menit

3,2 menit

3 detik

SEMUT 2

4,7 menit

3,5 menit

4 detik

SEMUT 3

5,0 menit

4,1 menit

6 detik

Dari tabel diatas, bisa dilihat bahwa proses matinya semut dengan insektisida alami lebih lama dibanding dengan insektisida kimia. Sedangkan perbandingan waktu matinya semut yang dibunuh dengan insektisida A dan insektisida B terlihat berbeda secara signifikan. Semut yang dibunuh dengan insektisida dari ekstrak dua kulit jeruk lebih cepat mati dibanding dibunuh dengan insektisida dari ekstrak satu kulit jeruk.

Berarti dapat disimpulkan bahwa, semakin banyak kandungan minyak atsiri kulit jeruk maka semakin ampuh insektisida tersebut dalam membunuh serangga.

4.3 Metode Kedua

Pada penelitian ini, penulis juga menguji dengan menggunakan metode lain. Yaitu dengan memotong kulit jeruk berukuran 2,5x4 cm. Lalu kupas lapisan putihnya sehingga bintik-bintik kulit jeruk terlihat. Dan pasangkan ke alat pembasmi nyamuk elektrik seperti gambar dibawah.

Ternyata setelah dipakai selama kurang lebih (60) menit, kulit jeruk mengerut. Dan ketika dilihat, lapisan dalam kulit jeruk yang berupa bintik-bintik berubah menjadi pori-pori berlubang.

Hal ini membuktikan bahwa minyak atsiri yang terkandung dalam kantong-kantong kecil tersebut telah menguap.

Berarti, metode ini juga bisa digunakan untuk memanfaatkan kulit jeruk sebagai membasmi serangga.

clip_image009

clip_image011

clip_image012

Tetapi, masa pemakaiannyapun tidak tahan lama seperti lempengan obat anti nyamuk elektrik yang biasa digunakan. Karena dalam penggunaannya, lempengan kulit jeruk hanya bertahan kurang lebih satu jam. Sehingga, penggunaannya belum bisa dikatakan cukup efisien.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang penulis dapatkan tentang manfaat kulit jeruk adalah:

5.1.1 Kulit jeruk yang selama ini hanyalah sebuah limbah, ternyata mengandung banyak manfaat yang bisa kita kembangkan sendiri.

5.1.2 Memanfaatkan limbah kulit jeruk adalah salah satu upaya kecil untuk mengurangi dampak pemanasan global.

5.1.3 Membasmi serangga dengan ekstrak alami kulit jeruk jauh lebih aman dibanding membasmi serangga menggunakan insektisida kimia.

5.1.4 Walaupun proses matinya serangga tersebut oleh insektisida alami dari kulit jeruk jauh lebih lama, tetapi hal ini tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan.

5.2 Saran

5.2.1 Peluang bisnis dari pemanfaatan kulit jeruk pastinya akan lebih menjanjikan jika para lembaga terkait bisa turut serta membantu dalam proses penelitian ini untuk kebaikan di masa yang akan datang.

5.2.2 Bagi masyarakat umum, memanfaatkan kulit jeruk pastinya lebih mudah dengan cara yang penulis lakukan. Sehingga penulis menyarankan untuk mulai memanfaatkan limbah tersebut mulai dari sekarang, tidak hanya untuk limbah kulit jeruk saja, tetapi limbah-limbah yang lain.

Khususnya untuk sampah organik, selain untuk mengurangi dampak pemanasan global, hal ini bisa membantu mengurangi tingkat pembuangan sampah yang makin meningkat dan memburuk di tiap tahunnya.

5.2.3 Dengan adanya penelitian ini, semoga masyarakat dan pemerintah bisa semakin terdorong untuk menjaga lingkungan salah satunya dengan menggunakan bahan-bahan yang alami di segala hal.

BAB VI. DAFTAR PUSTAKA

http://www.iptek.net.id/ttg/budidaya/pertanian

http://baitulherbal.com/search/nama+latin+kulit+jeruk

http://mudjijonops2sain.wordpress.com/minyak-atsiri-dari-kulit-jeruk/

http://www.poltekkes-pontianak.ac.id/meski-limbah-kulit-jeruk-simpan-manfaat-menakjubkan

http://www.balipost.com/

http://tutorialite.wordpress.com/2011/03/15/karya-ilmiah-potensi-kulit-jeruk-dijadikan-sebagai-alternatif-pengganti-bahan-bakar-fosil

http://www.anneahira.com/kandungan-kulit-jeruk

http://id.wikipedia.org/w/jeruk

http://minyakatsiriindonesia.wordpress.com/minyak-jeruk

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/farmasains

http://horti-tech.blogspot.com/2008/12/minyak-atsiri-jeruk-manfaat-dan-potensi.html

http://ardap2b2.blogspot.com/2008/05/mengenal-bahan-insektisida-alami.html

http://id.wikipedia.org/w/insektisida

http://portaljakarta.com/mahasiswa-its-ciptakan-insektisida-dari-serai

http://id.wikipedia.org/w/Bioinsektisida

http://id.wikipedia.org/w/Pemanasan_global

http://www.anneahira.com/keracunan-pestisida


Dengan memasukan alamat email dibawah ini, berarti anda akan dapat kiriman artikel terbaru dari SEMUA TENTANG SMA DAN EDUKASI.com di inbox anda:


2 komentar:

 

Labels