| Karya Tulis
Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai Obat Pertusis
Diajukan dalam Rangka untuk Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester 2
Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun Oleh:
Mirnawati
NIS : 5662
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN
2012
Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai Obat Pertusis
Diajukan dalam Rangka untuk Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester 2
Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun Oleh:
Mirnawati
NIS : 5662
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah : Lidah Buaya ( Aloe vera ) sebagai Obat Pertusis
Penyusun : Mirnawati
NIS : 5662
Sekolah : SMA Negeri 1 Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah
Karya Tulis ini telah disahkan pada Februari 2012.
Oleh :
Pembimbing
Drs.Kirwanto
NIP.19630809 1995 1 001
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai Obat Pertusis” tepat pada waktunya.
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis telah memperoleh bimbingan dan motivasi yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra.Nurhidayati, selaku Kepala SMA Negeri 1 Kutowinangun
2. Drs.Kirwanto, selaku pembimbing dalam penyusunan karya tulis ini
3. Semua dewan guru SMA Negeri 1 Kutowinangun
4. Semua pihak yang tentunya tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Karya tulis yang berjudul “Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai Obat Pertusis” ini, diajukan dalam rangka untuk memenuhi tugas mandiri terstruktur mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI semester 2 tahun pelajaran 2012. Karya tulis ini telah melalui proses percobaan yang dilakukan di rumah penulis di desa Kebapangan RT 02 RW 02, Poncowarno.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun perbaikan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan.
Kutowinangun, Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul................................................................................................................. .. i
Lembar Pengesahan............................................................................................................. ii
Kata Pengantar.................................................................................................................... iii
Daftar Isi iv
Daftar Gambar .................................................................................................................... v
Abstrak vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
BAB II. TELAAH PUSTAKA
A. Tanaman Lidah Buaya ....................................................................................... 3
B. Karakteristik Lidah Buaya ................................................................................ 4
C. Kandungan Lidah Buaya ................................................................................... 5
D. Komposisi Kimia Gel Lidah Buaya ................................................................... 5
E. Manfaat Lidah Buaya ........................................................................................ 6
F. Penyakit Pertusis ............................................................................................... 8
G. Gejala Penyakit Pertusis ................................................................................... 9
H. Pencegahan Penyakit Pertusis ............................................................................ 9
BAB III. METODOLOGI
A. Waktu Percobaan................................................................................................ 10
B. Tempat Percobaan............................................................................................... 10
C. Alat dan Bahan................................................................................................... 10
1. Alat.............................................................................................................. 10
2. Bahan........................................................................................................ .. 10
D. Langkah Kerja..................................................................................................... 10
E. Pengujian ............................................................................................................ 13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 14
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 16
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Tanaman lidah buaya .................................................................................................. 3
2. Lidah buaya siap diolah ........................................................................................... 11
3. Lidah buaya yang sudah dikupas kulitnya ............................................................... 11
4. Lidah buaya yang sudah dicuci ................................................................................ 11
5. Lidah buaya yang sudah dipotong ........................................................................... 11
6. Lidah buaya dimasukkan ke dalam panci ................................................................ 12
7. Panci dipanaskan ...................................................................................................... 12
8. Lidah buaya yang sedang mendidih ........................................................................ 12
9. Penambahan gula pasir ............................................................................................ 12
10. Proses penyaringan ................................................................................................. 13
11. Hasil pembuatan obat pertusis dari lidah buaya ..................................................... 13
ABSTRAK
Lidah buaya merupakan tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di Benua Afrika. Lidah buaya sering disebut Aloe vera (latin: Aloevera barbadensis Milleer). Lidah buaya tidak hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai obat. Jenis lidah buaya yang baik dikonsumsi adalah jenis Aloevera barbadensis Miller. Kandungan yang terdapat dalam lidah buaya jenis ini berupa 72 zat yaitu 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat yang meliputi antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik. Ciri khas tanaman lidah buaya bisa dilihat dari bentuk daunnya. Daun lidah buaya berwarna hijau keabu-abuan, memiliki lapisan-lapisan lilin, dan bagian pinggir daun lidah buaya berjajar duri yang tumpul. Daun mudanya terdapat bercak hijau sampai putih.
Batang dan bunga lidah buaya dapat terlihat apabila lidah buaya sudah tua. Apabila tanaman masih muda, batang tertutup oleh daun-daun. Sementara itu, bunga tanaman lidah buaya berbentuk seperti lonceng. Komposisi dalam gel lidah buaya meliputi mineral dengan unsur kalsium, fosfor, besi, magnesium, mangan, kalium, natrium, dan tembaga. Selain itu, asam amino dan protein juga merupakan komposisi gel lidah buaya. Lidah buaya memiliki berbagai manfaat antara lain penyubur rambut, mengobati luka bakar, mengobati bisul, mengobati penyakit kencing manis (DM), meredakan batuk rejan, maupun yang membandel. Menurunkan kolesterol , kadar gula darah, mencegah sembelit, dan kencing darah.
Cara mengolah lidah buaya adalah sebagai berikut siapkan lidah buaya yang akan digunakan. Lalu kupaslah lidah buaya dan juga durinya. Cuci gel lidah buaya sampai hilang lendirnya. Potong gel lidah buaya menjadi potongan kecil-kecil. Kemudian masukkan gel tersebut ke dalam panci dan tambahkan air 3 gelas. Panaskan panci, tunggu sampai air mendidih, dan airnya tinggal 1 gelas. Setelah itu, tambahkan gula pasir secukupnya.Saring gel lidah buaya dengan penyaring yang telah disediakan. Minuman dari gel lidah buaya siap untuk dinikmati.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak. Sebagian dari masyarakat, masih kurang layak dalam memperoleh layanan kesehatan. Membangun kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat agar lebih baik dari sebelumnya. Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik perorangan, keluarga, masyarakat, maupun lingkungan. Kiat membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari pemanfaatan aneka tanaman sebagai bahan obat.
Pada era globalisasi ini, belum semua penyakit dapat diatasi secara tuntas dengan mengggunakan obat dari bahan kimia. Ada kemungkinan bahwa obat yang dihasilkan dari tanaman di sekitar kita dapat menjadi obat alternatif yang baik. Kekayaan alam berupa aneka tumbuhan merupakan dukungan yang tak ternilai karena dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan. Tanaman yang dapat dijadikan obat alternatif adalah lidah buaya.
Lidah buaya adalah tanaman yang sering di sebut dengan Aloe vera . Lidah buaya tidak hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias tetapi, dapat dimanfaatkan sebagai obat. Jenis lidah buaya yang baik dikonsumsi adalah jenis Aloevera barbadensis Miller. Kandungan yang terdapat dalam lidah buaya jenis ini berupa 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh . Di antara 72 zat yang dibutuhkan tubuh tersebut terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat yang meliputi antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik.
Lidah buaya jenis Aloevera barbadensis Miller memiliki beberapa keunggulan di antaranya tahan hama, ukurannya bisa mencapai 121 cm, berat per batang bisa mencapai 4 kg, dan aman dikonsumsi. Ciri khas tanaman lidah buaya bisa dilihat dari bentuk daunnya. Daun lidah buaya berwarna hijau keabu-abuan, memiliki lapisan - lapisan lilin, dan bagian pinggir daun lidah buaya berjajar duri yang tumpul. Daun mudanya terdapat bercak hijau sampai putih. Batang dan bunga lidah buaya dapat terlihat apabila lidah buaya sudah tua. Apabila tanaman masih muda, batang tertutup oleh daun-daun. Sementara itu, bunga tanaman lidah buaya berbentuk seperti lonceng .
Jadi, tanaman lidah buaya memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal inilah yang melatarbelakangi penulisan karya tulis ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa sebenarnya tanaman lidah buaya?
2. Bagaimana karakteristik tanaman lidah buaya?
3. Apa yang terkandung dalam lidah buaya?
4. Apa manfaat tanaman lidah buaya?
5. Apa penyakit pertusis itu?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan karya tulis ini sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang tanaman lidah buaya dan karakteristiknya.
2. Mengetahui kandungan yang terdapat di dalam lidah buaya.
3. Mengetahui manfaat tanaman lidah buaya bagi kehidupan manusia.
4. Memanfaatkan tanaman yang berada di sekitar kita untuk dijadikan sesuatu yang baru.
5. Mengetahui tentang penyakit pertusis.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A.Tanaman Lidah Buaya
Lidah buaya merupakan tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di Benua Afrika. Lidah buaya sering disebut Aloe vera (latin: Aloe barbadensis Milleer). Tanaman lidah buaya telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun yang lalu karena khasiat dan manfaatnya yang luar biasa. Fakta sejarah ada yang menyebutkan bahwa bangsa Mesir Kuno telah mengetahui manfaat lidah buaya sebagai tanaman kesehatan sejak tahun 1500 SM. Oleh karena itu, bangsa Mesir Kuno menyebut tanaman lidah buaya sebagai tanaman keabadian. Secara umum,
lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.
Tanaman lidah buaya memiliki 350 jenis yang tersebar di seluruh dunia. Selain itu, lidah buaya hasil persilangan juga banyak. Di dunia ada tiga jenis lidah buaya yang dibudidayakan secara komersial yaitu Aloe vera (Aloevera barbadensis Miller), Aloe ferox Miller, Aloe very Barker. Dari ketiga tersebut yang banyak dimanfaatkan adalah spesies Aloevera barbadensis Miller, karena memiliki beberapa keunggulan di antaranya tahan hama, ukurannya bisa mencapai 121 cm, berat per batang bisa mencapai 4 kg, dan aman dikonsumsi.
Jenis Aloevera barbadensisMiller mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh . Di antara 72 zat yang dibutuhkan tubuh tersebut terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat yang meliputi antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik. Sifat tanaman lidah buaya hampir mirip dengan buah apel yang apabila telah digigit langsung berwarna cokelat. Hal itu bisa menjadi tanda bahwa lidah buaya telah teroksidasi, sehingga beberapa zat yang dikandungnya rusak.
Lidah buaya diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo : Asparagales
Famili : Asphodelaceae
Genus : Aloe Spesies : Aloe vera L.
B. Karakteristik Lidah Buaya
1. Akar
Akar tanaman lidah buaya berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.
2. Batang
Tanaman lidah buaya berbatang pendek. Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan. Lidah buaya yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang lidah buaya juga dapat distek untuk perbanyakan tanaman.
3. Daun
Daun tanaman lidah buaya berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun dilapisi lilin dengan duri lemas di pinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm dengan berat 0,5 kg - 1 kg dan melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf.
4. Bunga
Bunga lidah buaya berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul yang keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga lidah buaya biasanya muncul apabila ditanam di pegunungan.
C. Kandungan Lidah Buaya
1.Lignin : mempunyai kemampuan penyerapan tinggi dan memudahkan peresapan gel ke kulit.
2.Saponin : mempunyai kemampuan membersihkan dan bersifat antiseptik.
3.Komplek antraquinon: bahan laktasif, penghilang rasa sakit, mengurangi racun, senyawa antibakteri, dan mempunyai kandungan antibiotik
4.Vitamin B1, B2, niacinamida, B6, cholin, asam folat : bahan penting untuk menjalankan fungsi tubuh secara normal dan sehat
5.Enzim oksidase, amilase, katalase, lipase, protease : mengatur proses kimia dalam tubuh, menyembuhkan luka luar dan dalam.
6.Monosakarida dan polisakarida, selulosa, glukose, mannose, aldepentosa,rahmnosa: memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh dan memproduksi mukopolisakarida.
D. Komposisi Kimia Gel Lidah Buaya
1. Mineral
Unsur: -Kalsium (Ca), fosfor (P), Besi (Fe)
Kegunaan : Memberi ketahanan terhadap penyakit, menjaga kesehatan, dan memberikan vitalitas.
-Magnesium (Mg), Mangan (Mn), Kalium (K),Natrium(Na), Tembaga(Cu)
Kegunaan : Berinteraksi dengan vitamin untuk mendukung fungsi tubuh
2.Asam Amino
Asam aspartat, asam glutamate, alanin, isoleusin, fenilalanin, thereonin, prolin, valin, leusin, histidin, serin, glisin, methionin, lysine, arginin, tyrosin, dan tryptophan.
Kegunaan:
-Untuk pertumbuhan dan perbaikan
-Sintesis bahan lain
-Sumber energi
3. Protein
Senyawa nutrisi yang terkandung dalam tanaman lidah buaya dapat berperan dalam penyembuhan berbagai penyakit di antaranya sakit perut, kerontokan rambut, ketombe, masalah datang bulan, anemia, infeksi ginjal, gigitan ular, beri-beri, sembelit, disentri, influenza, TBC, kanker, dll.
E. Manfaat Lidah Buaya
1. Penyubur rambut
Caranya:
Ambil daun lidah buaya segar secukupnya lalu dibelah. Ambil bagian dalam yang rupanya seperti agar-agar. Gosokkan ke kulit kepala sesudah mandi sore. Bungkus rambut dengan kain. Cuci rambut keesokan harinya. Pakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai hasil yang memuaskan.
2. Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan)
Caranya:
Ambil daun lidah buaya dan dicuci bersih. Ambil bagian dalamnya lalu tempelkan pada bagian tubuh yang terkena api atau air panas.
3. Bisul
Caranya:
Daun dilumatkan dengan ditambah sedikit garam. Tempelkan pada bisulnya.
4. Kencing manis (DM)
Caranya:
Ambil 1 daun lidah buaya dan dicuci bersih. Kupas kulit luar dan bagian berdurinya lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai menjadi airnya tersisa 1,5 gelas. Saring dan minum sehabis makan 3 kali 1/2 gelas sehari.
5. Batuk rejan atau pertusis
Caranya:
Kupas kulit luar daun lidah buaya berukuran sekitar 15 - 18 cm. Lalu buang durinya. Cuci lendirnya dan potong-potong. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Kemudian ditambah gula. Saring dan minum 3 kali 1/2 gelas sehari.
6. Batuk (yang membandel)
Caranya:
20 gram daun lidah buaya dicuci, dikupas, dan dipotong-potong. Tambahkan 2 sendok makan madu murni. Minum 2x sehari. Ulangi selama 10 hari.
7. Sifilis
Caranya:
Bunga lidah buaya dicampur dengan daging. Lalu diirebus dan diminum.
8. Cacingan dan susah buang air kecil
Caranya:
Akar lidah buaya dicuci dan dijemur sampai kering. Rebus dengan segelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum sekaligus.
9. Luka terpukul dan luka dalam (muntah darah)
Caranya:
10 - 15 gram bunga kering lidah buaya direbus dan diminum.
10. Kencing darah
Caranya:
Kupas kulit luar 15 gram daun lidah buaya segar dan buang durinya. Lumatkan lalu peras. Tambahkan 30 gram gula dan air beras secukupnya. Aduk dan minum.
11. Wasir
Caranya: Kupas kulit luar 1/2 lembar daun lidah buaya lalu buang duri-durinya. Potong-potong, cuci bersih lendirnya, lalu diparut. Tambahkan 1/2 cangkir air matang dan 2 sendok makan madu. Aduk kemudian saring. Minum sehari 3 kali.
12. Sembelit
Caranya:
1/2 batang daun lidah buaya dicuci dan dibuang kulit serta durinya. Isinya dicincang lalu diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan 1 sendok makan madu. Hangat-hangat diminum sehari 2 kali.
13. Radang tenggorokan
Caranya:
1 daun lidah buaya dicuci dan dikupas. Isinya dipotong-potong atau di blender. Tambahkan madu murni dan minum 3x sehari.
14. Menurunkan kolesterol
Caranya:
30 g daging lidah buaya dan 1 buah apel dikupas. Lalu buang bijinya dan blender.
15. Penurun kadar gula darah
Caranya:
1 pelepah lidah buaya ukuran besar (kira-kira seukuran telapak tangan) dibersihkan dengan mengupas kulit dan durinya. Rendam sekitar 30 menit dalam air garam. Remas sebentar lalu bilas di bawah air yang mengalir (air kran). Rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih. Dinginkan. Minum sebanyak 1/2 gelas, 2 sampai 3 kali sehari.
F. Penyakit Pertusis
Pertusis yang sering disebut batuk rejan adalah penyakit infeksi bakterial yang menyerang sistem pernapasan yang melibatkan pita suara (larinks), trakea dan bronkial. Infeksi ini menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan serangan batuk yang parah. Batuk rejan disebabkan oleh infeksi bakteri Bordetella pertussis dan kadang-kadang oleh Bordetella parapertussis atau Bordetella bronchiseptica. Penularannya melalui batuk atau bersin yang dihamburkan ke udara oleh penderita yang terinfeksi. Secara tipikal, serangan batuk rejan terjadi secara mendadak, terutama pada malam hari. Selanjutnya, barulah gangguan ini meningkat ke stadium penyakit yang sebenarnya, yakni batuk terus-menerus diselingi tarikan nafas panjang dan berbunyi (whoop) yang diakhiri dengan muntah. Karenanya, selama batuk biasanya bayi tidak bernafas. Batuk rejan dapat menyerang segala umur, 60 % menyerang anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun. Penyakit ini akan menjadi serius jika menyerang bayi berumur kurang dari 1 tahun. Biasanya pada bayi yang baru lahir dan keadaannya menjadi lebih parah. Bayi yang menderita batuk rejan, masa inkubasinya antara 6-20 hari dengan rata-rata 7 hari, harus segera dibawa ke dokter. Karena, penyakit ini mampu menimbulkan komplikasi berupa gangguan saluran pernafasan seperti radang paru-paru (bronchopneumonia) yang merupakan komplikasi berat yang paling kerap terjadi dan menyebabkan kematian pada bayi dibawah usia 1 tahun. Komplikasi lain adalah kejang, hernia dan lainnya.
G. Gejala Penyakit Pertusis
Gejala atau tanda pertama dari batuk rejan muncul sesudah 7-14 hari terinfeksi oleh bakteri Bordetella pertussis. Batuk rejan berlangsung dalam 3 stadium dengan masing-masing stadium berakhir 2 minggu. Stadium awal menunjukkan gejala batuk yang teriritasi terutama pada malam hari, serangan batuk biasanya didahului bersin, nafsu makan hilang, lesu, mata kelihatan merah dan berair. Pada stadium kedua, batuk semakin parah disertai dahak kental. Setiap batuk diakhiri suara melengking atau gonggong dan berulang-ulang dengan cepat. Penderita dapat mengalami muntah di antara serangan batuk. Selama batuk, muka penderita kelihatan merah kebiru-biruan, urat leher tegang, air mata tergenang dan lemas. Pada bayi serangan batuk dapat menyebabkan bayi tidak bernafas secara periodik, kekurangan oksigen, dan gangguan metabolisme. Stadium kedua merupakan stadium yang paling rentan. Stadium akhir intensitas batuk yang mengikil serta muntah berkurang dan hilang secara bertahap.
H. Pencegahan Penyakit Pertusis
Pencegahan penyakit ini sebenarnya bisa dilakukan sejak dini dengan pemberian imuniasi DPT, yaitu mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus. Terutama untuk bayi baru lahir. Biasanya vaksin diberikan pada interval bulanan di tahun pertama kelahiran, dan dua dosis booster saat umur satu setengah tahun dan lima tahun. Imunisasi ini bisa mencegah terjadinya batuk rejan. Selain memberikan imunisasi, penuhi kebutuhan gizinya, pastikan juga kebutuhan cairannya terpenuh dan hindari faktor-faktor yang bisa memberatkan batuk seperti menangis berlebihan. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
· Berikan makanan yang bergizi yang mudah dicerna sedikit demi sedikit.
· Hindari makanan yang banyak mengandung pemanis buatan, gorengan, dan makanan/minuman dingin.
· Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan batuk rejan diantaranyaberkhasiat sebagai anti-infeksi, antibakteri, antibiotik, antibatuk (antitussive), peluruh dahak (ekspektorant). .
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu Percobaan
Hari : Jumat
Tanggal : 24 Februari 2012
Pukul : 14.00 WIB s.d. 15.30 WIB
B. Tempat Percobaan
Percobaan dilakukan di rumah penulis di desa Kebapangan RT 02 RW 02, Poncowarno.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
· Pisau
· Piring
· Kompor
· Sendok
· Panci
· Penyaring
· Gelas
2. Bahan
· Lidah Buaya
· Air
· Gula Pasir
D. Langkah Kerja
1. Siapkan lidah buaya yang akan digunakan.
Gambar 2. Lidah buaya siap diolah |
2. Kupaslah daun lidah buaya.
Gambar 3. Lidah buaya yang sudah dikupas kulitnya. |
3. Cucilah gel lidah buaya sampai bersih.
Gambar 4. Lidah buaya yang sudah dicuci. |
4. Potong gel lidah buaya menjadi kecil-kecil.
Gambar 5. Lidah buaya yang sudah dipotong. |
5. Masukkan gel lidah buaya dan air ke dalam panci.
Gambar 6. Lidah buaya dimasukkan ke dalam panci. |
6. Panaskan panci.
Gambar 7. Panci dipanaskan. |
7. Tunggu sampai air mendidih.
Gambar 8. Lidah buaya yang sedang mendidih. |
8. Tambahkan gula pasir secukupnya.
Gambar 9. Penambahan gula pasir. |
9. Lalu saring gel lidah buaya ke dalam gelas.
Gambar 10. Proses penyaringan. |
10. Air gel lidah buaya siap untuk dinikmati.
Gambar 11. Hasil pembuatan obat pertisus dari lidah buaya. |
E. Pengujian
1. Warna yang dihasilkan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh penulis, minuman lidah buaya menghasilkan warna putih kekuning-kuningan. Sebelum minuman tersebut ditambahkan dengan gula pasir, minumannya berwarna putih keruh. Hal ini membuktikan bahwa gula pasir sangat berpengaruh terhadap perubahan warna yang terjadi pada minuman tersebut.
2. Tingkat ketahanan konsumsi
Minuman tersebut hanya bisa tahan konsumsi selama 3 hari. Selebihnya minuman tersebut tidak dapat dikonsumsi atau sudah kadaluwarsa. Biasanya jika sudah kadaluwarsa ,pada minuman tersebut akan muncul endapan-endapan berwarna putih keruh dan baunya sangat menyengat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, tanaman lidah buaya ternyata dapat dijadikan sebagai obat penyakit Pertisus. Hasil yang diperoleh dari percobaan tersebut adalah
1. Warna yang dihasilkan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh penulis, minuman lidah buaya menghasilkan warna putih kekuning-kuningan. Sebelum minuman tersebut ditambahkan dengan gula pasir, minumannya berwarna putih keruh. Hal ini membuktikan bahwa gula pasir sangat berpengaruh terhadap perubahan warna yang terjadi pada minuman tersebut.
2. Tingkat ketahanan konsumsi
Minuman tersebut hanya bisa tahan konsumsi selama 3 hari. Selebihnya minuman tersebut tidak dapat dikonsumsi atau sudah kadaluwarsa. Biasanya jika sudah kadaluwarsa ,pada minuman tersebut akan muncul endapan-endapan berwarna putih keruh dan baunya sangat menyengat.
Kelebihan dari obat ini adalah sebagai berikut:
· Bahannya mudah diperoleh.
· Harganya terjangkau.
· Cara pengolahannya tidak membutukan waktu yang lama.
Kelemahan dari obat ini adalah sebagai berikut:
· Obat ini tidak tahan lama.
· Obat ini masih jarang digunakan oleh masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang diperoleh dan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tanaman lidah buaya tidak hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat.
2. Tanaman lidah buaya mudah diperoleh sehingga cara mengolahnya pun mudah.
3. Kandungan yang terdapat di dalam lidah buaya memiliki potensi untuk menyembuhkan penyakit Pertusis.
4. Lidah buaya jenis Aloevera barbadensis Miller memiliki komposisi kimia dalam gelnya yang aman dikonsumsi manusia.
B. Saran
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai lidah buaya
2. Lidah buaya memiliki manfaat yang luar biasa sehingga harus dilestarikan
3. Mengonsumsi lidah buaya untuk obat herbal yang alami
DAFTAR PUSTAKA
http://resepherbal.e-salim.com/
http://ms.wikipedia.org/wiki/Pokok_Lidah_Buaya
http://www.squidoo.com/manfaat-lidah-buaya
http://www.purwakarta.org/index.php/2006/04/05/khasiat-lidah-buaya-aloevera/
http://kamissore.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuk_rejan
http://www.jamugodog.com/obat-batuk-rejan-pertusis.html
http://www.docstoc.com/docs/71203471/Sembuhkan-Batuk-Rejan-dengan-Ramuan-Tanaman-Obat
http://kosmo.vivanews.com/news/read/237094-waspada-batuk-rejan-pada-si-kecil
http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Hembing&y=cybermed%7C0%7C0%7C8%7C104
http://metrotvnews.com/read/news/2012/02/19/82379/5-Vaksin-Wajib-untuk-Orang-Dewasa/11
http://www.susukolostrum.com/artikel-kesehatan/tht/pertusis-batuk-rejan.html
izin nyomot ya bro
BalasHapus