Karya Tulis
Pemanfaatan Tanaman Cocor Bebek ( Kalanchoe pinata Pers)
sebagai Obat Amandel
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester 2
Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun Oleh:
Nama : Titi Atmawati
Kelas : XI.IA.4
NIS : 5757
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN
Pemanfaatan Tanaman Cocor Bebek ( Kalanchoe pinata Pers)
sebagai Obat Amandel
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester 2
Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun Oleh:
Nama : Titi Atmawati
Kelas : XI.IA.4
NIS : 5757
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah : Pemanfaatan Tanaman Cocor Bebek (Kalanchoe pinata pers) sebagai Obat Amandel.
Penyusun : Titi Atmawati
NIS : 5757
Sekolah : SMA Negeri 1 Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah
Karya tulis ini telah disahkan pada Februari 2012.
Oleh:
Pembimbing
Drs.Kirwanto
NIP.19630809 199512 1001
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Pemanfaatan tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinata pers) sebagai Obat Amandel” tepat pada waktunya.. Karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra.Nurhidayati selaku kepala SMA Negeri 1 Kutowinangun.
2. Drs.Kirwanto selaku pembimbing dalam penyusunan karya tulis ini.
3. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyelesaian karya tulis ini.
Karya tulis ini diajukan untuk memenuhi tugas mandiri terstruktur mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI semester II, dengan tema “Pemanfaatan Tanaman Cocor Bebek (Kalanchoe pinata pers) sebagai Obat Amandel. Karya tulis ini merupakan hasil penelitian yang penulis lakukan di rumah penulis sendiri di desa Ambalresmi RT 01/ RW 02 pada hari Senin, 20 Februari 2012.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ini, masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap agar karya tulis ini, dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum dan masyarakat Kebumen khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul............................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ...................................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................................. iv
Daftar Isi ...................................................................................................................... v
Daftar Gambar .............................................................................................................. vii
Abstrak.......................................................................................................................... viii
BAB 1. PENDAHULUIAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
D. Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II. TELAAH PUSTAKA
A. Tanaman Cocor Bebek............................................................................. 3
1. Deskripsi Tanaman Cocor Bebek......................................................... 4
2. Daerah Penyebaran............................................................................... 5
3. Morfologi Cocor Bebek....................................................................... 5
4. Anatomi Cocor Bebek ......................................................................... 5
5 . Fisiologi Cocor Bebek ......................................................................... 6
6. Kandungan Kimia................................................................................ 7
B. Manfaat Tanaman Cocor Bebek................................................................ 7
1.Penyakit yang dapat Disembuhkan dengan Cocor Bebek .................... 7
2. Berbagai Resep Pengobatan ................................................................ 7
C. Penyakit Amandel .................................................................................... 8
D... Tumbuhan yang dapat Menyembuhkan Amandel .................................... 10
BAB III. METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 11
B. Alat dan Bahan ......................................................................................... 11
C. Cara Kerja ................................................................................................. 11
D. Pengujian .................................................................................................. 12
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kelemahan ................................................................................................ 14
B. Kelebihan .................................................................................................. 14
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Tumbuhan cocor bebek ........................................................................................... 3
2. Buah cocor bebek ................................................................................................... 4
3. Daun cocor bebek ................................................................................................... 5
4. Bunga cocor bebek ................................................................................................. 5
5. Tunas cocor bebek .................................................................................................. 5
6. Hasil pemarutan ...................................................................................................... 11
7. Proses penyaringan ................................................................................................. 12
8. Hasil penelitian ....................................................................................................... 12
ABSTRAK
Ramuan tanaman herbal dari hari ke hari semakin dicari masyarakat. Hal ini disebabkan resep pengobatan menggunakan ramuan obat tanaman herbal banyak terbukti menyembuhkan. Cocor bebek salah satu tanaman herbal telah dikenal nenek moyang kita sejak dahulu kala sebagai tanaman herbal yang dapat megobati berbagai macam penyakit.
Tanaman cocor bebek merupakan sarana pegngobatan alternatif Cina yang mudah dikembangbiakkan. Daunnya yang cukup tebal, selain banyak mengandung air juga menyimpan bebagai bahan kimia yang bermanfaat bagi kasehatan. Warna daun hijau muda (kadang-kadang abu-abu). Bunga majemuk dan buah kotak. Cocor bebek yang mempunyai rasa sedikit asam, lunak dan dingin ini juga mengandung zat asam lemon, zat asam apel, vitamin C, flafonoid, alkanoid, querceti9n-3-diarabenoside, dan kaemferol-3-glukoside. Kandungan kimia tersebut membuat cocor bebek biasa digunakan untuk berbagai macam pengobatan. Cocor bebek selain antitumor juga mempunyai sifat anti radang, menghentian pendarahan dan mengurangi pembengkakan, dan mempercepat penyembuhan luka.
Tanaman yang berasal dari Madagaskar ini tersebar di daerah tropik seperti Asia, Australia, Selandia Baru, India Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos, Melanesia, Polinesia, dan Hawai. Di banyak daerah tersebut seperti di Hawai tanaman ini dianggap sebagai tanaman spesies yang invasif. Alasan utama penyebarannya yang besar adalah karena kepopuleran tanaman ini sebagai tanaman hias.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam terbesar dari beberapa negara yang ada di bumi ini. Kekayaan alam itu berupa hasil tambang, laut, hutan tropis, dll. Salah satu dari berbagai macam kekayaan alam Indonesia yaitu keanekaragaman flora yang sangat beragam. Dari rumput-rumput ilalang, hingga pohon-pohon yang besar tumbuh subur di bumi Indonesia ini. Salah satu faktornya yaitu tingkat kesuburan tanah.
Sebagian besar tanah di Indonesia yaitu tanah subur yang berpotensi pada mata pencaharian penduduknya sebagai petani. Oleh sebab itu, Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Tanah di Indonesia dapat ditanami berbagai macam jenis tanaman, seperti tanaman pangan, palawija, buah-buahan, tanaman obat, dan lain sebagainya. Selain itu tanah Indonesia juga banyak ditanami berbagai tanaman tradisional yang biasa digunaksn untuk pengobatan. Tanaan itu dikenal dengan sebutan tanaman herbal. Tanaman herbal tersebut lantas diolah sedemikian rupa sehingga dapat segera dirasakan manfaatnya. Hasil pengolahan berbagai tanaman herbal ini dalam istilah kesehatan dikenal juga dengan obat herbal. Salah satu tanaman obat yang sejak zaman nenek moyang kita telah dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yaitu cocor bebek.
Sejak puluhan abad yang lalu sampai sekarang mutu obat tradisional tidak rendah dari obat modern. Dan kini kita menyaksikan tidak hanya penyakit-penyakit ringan saja, tetapi penyakit berat semacam tumor, kanker dapat disembuhkan berkat obat tradisional. Cocor bebek dikenal masyarakat luas hanyalah sebagai tanaman hias ataupun sekedar tanaman pagar. Namun, dibalik itu semua, cocor bebek mengandung berbagai macam zat-zat yang dapat dipergunakan sebagai obat.
Kebanyakan masyarakat luas mengetahui bahwa penyakit amandel dapat disembuhkan dengan operasi. Namun, dengan adanya tanaman herbal penyakit amandel dapat disembuhkan tanpa operasi. Dengan semangat back to nature
( kembali ke alam ), mendorong penulis untuk memanfaatkan cocor bebek sebagai ramuan herbal untuk pengobatan penyakit amandel.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah tanaman cocor bebek dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit amandel?
2. Bagaimana cara pemanfaatan cocor bebek menjadi ramuan obat herbal?
3. Apasajakah penyakit yang dapat disembuhkan dengan cocor bebek?
C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui cara pemanfaatan cocor bebek menjadi ramuan obat herbal.
2. Mengatahui penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan dengan cocor bebek.
3. Mendapatkan pengetahuan lebih dalam tentang tanaman cocor bebek dan kandungan yang terdapat didalamnya.
D.Manfaat
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Memberi informasi baru tentang pemanfaatan cocor bebek kepada masyarakat.
2. Mendorong masyarakat untuk membudidayakan cocor bebek.
3. Dengan mempelajari ramuan tradisional berarti kita telah berupaya melestarikan budaya bangsa dan memahami cara berobat cepat, mudah, dan lebih murah.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Selama ini tanaman cocor bebek lebih sering digunakan sebagai penghias halaman rumah.Namun, tanaman yang berasal dari Madagaskar ini ternyata juga berkhasiat obat. Ia bisa digunakan sebagai obat, baik obat luar maupun dalam.
Cocor bebek dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Kalanchoe pinnata Pers. Daunnya yang cukup tebal, selain banyak mengandung air, juga menyimpan berbagai bahan kimia yang bermanfaat bagi kesehatan.
Terna tahunan yang berasal dari Madagaskar, tersehar di daerah tropik. Tinggi ± 1m, dipelihara di pekarangan rumah atau tumbuh liar di tepi jurang, pinggir jalan dan tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu, daerah panas dan kering. Tumbuh sampai ± 1.000 m di atas permukaan laut. Tanaman herba berdaging pada pangkalnya agak berkayu, tegak, tinggi 0,3-2 m. Sebuah situs kesehatan, National Center for Biotechnology Information, menyebutkan bahwa bufadienolides yang terdapat pada sosor bebek bersifat antitumor.
Penelitian yang dilakukan oleh Supratman beserta rekan-rekan dari Divisi Biokimia Terapan Osaka Prefecture University di Sakai, Jepang, menunjukkan bahwa isolasi terhadap lima bufadienolides dari daun sosor bebek mempunyai efek menghambat pengaktifan antigen awal virus Epstein-Barr (EBV-EA) pada sel Raji yang disebabkan oleh tumor.
Selain bufadienolides, sosor bebek yang mempunyai rasa sedikit asam, lunak, dan dingin ini juga mengandung zat asam lemon, zat asam apel, vitamin C, alkaloid, flavonoid, quercetin-3-diarabinoside, dan kaempferol-3-glucoside.
Kandungan kimia tersebut membuat sosor bebek bisa digunakan untuk berbagai pengobatan. Sosor bebek selain antitumor juga mempunyai sifat antiradang, menghentikan perdarahan, mengurangi pembengkakan, dan mempercepat penyembuhan luka. Masyarakat China kerap menggunakan sosor bebek sebagai ramuan untuk mengatasi masalah pencernaan, muntah darah, dan gangguan pada telinga ataupun tenggorokan. Kemudian, sosor bebek juga digunakan untuk mengatasi trauma luka akibat kecelakaan, memar, ataupun perdarahan. Hal ini terutama dikarenakan sifat daun sosor bebek yang dingin.
Cocor bebek populer digunakan sebagai tanaman hias di rumah tetapi banyak pula yang tumbuh liar di kebun-kebun dan pinggir parit yang tanahnya banyak berbatu. Cocor bebek memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal berdaging dan mengandung banyak air. Warna daun hijau muda (kadang kadang abu-abu). Bunga majemuk, buah kotak. Bila dimakan cocor bebek rasanya agak asam dan dingin.
Cocor bebek menjadi tanaman yang umum di daerah beriklim tropika seperti Asia, Australia, Selandia Baru, India Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos, Melanesia, Polinesia, dan Hawai. Di banyak daerah tersebut, seperti di Hawai, tanaman ini dianggap sebagai spesies yang invasif. Alasan utama penyebarannya yang besar adalah karena kepopuleran tanaman ini sebagai tanaman hias.
1. Deskripsi Tanaman Cocor Bebek
Cocor bebek memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal berdaging dan mengandung banyak air. Warna daun hijau muda (kadang kadang abu-abu). Bunga majemuk dan buah kotak. Bila di makan cocor bebek rasanya agak asam dan dingin.
Nama daerahnya antara lain, cakar itek (sunda), didingin banen (Aceh), daun sejuk, sapohoni (Palembang), ceker bebek, cocor bebek (Melayu). Tanaman ini berbunga mulai pada bulan April-Agustus.
Klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Spesies : Kalanchoe waldheimii Raym.-Hamet & H. Perrier
2. Daerah Penyebaran
Cocor bebek menjadi tanaman yang umum di daerah beriklim tropika seperti Asia, Australia, Selandia Baru, India Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos, Melanesia, Polinesia, and Hawaii. Di banyak daerah tersebut, seperti di Hawaii, tanaman ini dianggap sebagai spesies yang invasif. Alasan utama penyebarannya yang besar adalah karena kepopuleran tanaman ini sebagai tanaman hias.
3. Morfologi Tanaman Cocor Bebek
Daun: berbatang basah, daun tebal pinggir beringgit, banyak mengandung air, bentuk daunnya lonjong atau bundar panjang, panjang 5 - 20 cm, lebar 2,5-15 cm, ujung daun tumpul, pangkal membundar, permukaan daun gundul, warna hijau sampai hijau keabu-abuan. Daun tunggal atau kelihatan seolah-olah berbilang 3 atau menyirip berdaun 5. Daun atau tajunya memanjang atau oval, dengan ujung yang tumpul, beringgit atau beringgit rangka p, 5-20 kali 2,5-15 cm.
Batang: segi empat, lunak, beruas, warna hijau. Batang segi empat tumpul atau hampir membulat bunga berbilangan atau kelipatan empat, menggantung, pada mulai yang tegak tidak rapat. Bunga : bentuk malai, mahkota bentuk corong warna merah dan kelopak berdaun lekat. Buah kotak, warna ungu bernoda putih, buah silindris, melembung 1,5- 4 cm panjangnya, taju pendek.
Mahkota bentuk periuk atau lonceng, jelas menyempit di atas pangkal yang melebar, di atasnya lagi melebar, panjang 3,5-5,5 cm, bagian yang muncul di atas kelopak merah, pangkal tabung dengan 8 lipatan yang dalam, taju bulat telur bentuk lanset, bentuk ekor yang meruncing. Benang sari, dua lingkaran.tangkai putik panjang. Helaian sisik segi empat.
4. Anatomi Tanaman Cocor Bebek
Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas yang terdiri dari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, stomata sedikit. Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, stomata lebih banyak daripada epidermis atas. Di dalam mesofil tidak terdapat jaringan palisade, jaringan bunga karang terdiri dari sel-sel yang besar hampir bundar,berisi lender, terdapat sedikit hablur kalsium oksalat berbetuk prisma. Pada tulang daun terdapat pembuluh tipekolateal, pada bagian bawah berkas pembuluh terdapat beberapa lapis jaringan kolenkim, pada bagian bawah tulang daun terdapat 1 sampai 2lapis jaringan kolenkim. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas dan epidermis bawah berebtuk polygonal, dinding sedikit berombak, stomata tipe anomositik.
Serbuk berwarna hijau kotor keabu-abuan. Fragmen pengenal adalah epidermisa atas dinding sedikit berombak dengan stomata anomisitik, epidermis bawah dinding sedikit bergelombang dengan stomata lebih banyak, mesofil meliputi dari sel besar, bentuk bundar, dinding tipis, di dalamnya kadang-kadang ada hablur kalsium, oksalat bentuk prisma, berkas pembuluh xilem dengan penebalan tangga dan spiral.
5. Fisiologi Tanaman Cocor Bebek
Tanaman cocor bebek merupakan tanaman yang melakukan fotosintesis C3. Dalam sintesis C3, CO2 difiksasi ke gula berkarbon lima, yaitu ribulosa bifosfat (RuBP) oleh enzim karboksilase RuBP (rubisko). Molekul berkarbon enam yang terbentuk tidak stabil dansegera terpisah menjadi dua molekul fosfogliserat (PGA). Molekul PGA merupakankarbohidrat stabil berkarbon tiga yang pertama kali terbentuk sehingga cara tersebut dinamakan sintesis C3.
Molekul PGA bukan molekul berenergi tinggi. Dua molekul PGA mengandung energi yang lebih kecil dibandingkan satu molekul RuBP, sehingga fiksasi CO2 berlangsung spontan dan tidak memerlukan energi dari reaksi terang (fotosintesis). Untuk mensintesis molekul berenergi tinggi, energi dan electron dari ATP maupun NADPH hasil reaksi terang digunakan untuk mereduksi tiap PGA menjadi fosfogliseraldehida (PGAL). Dua molekul PGAL dapat membentuk satu molekul glukosa. Satu siklus Calvin telah lengkap bila pembentukan glukosa disertai dengan regenerasi RuBP. Satu molekul CO2 yang tercampur menjadi enam molekul CO2. Ketika enam molekul CO2 bergabung dengan enam molekul RuBP dihasilkan satu glukosa dan enam RuBP sehingga siklus dapat dimulai kembali.
1.6 Kandungan Kimia
v Appelzuur
v Damar
v Zat lendir
v Magnesium malat
v Kalsium oksalat
v Asam formiat
v Tannin
v Saponin
v Flvonoid
v Quercetin-3-glukoside
v Polifenol
v Asam lemon
v Asam apel
v Vitamin C
v Bryophyliin
v Glukosa
B. Manfaat Tanaman Cocor Bebek
1. Penyakit yang Dapat Diobati dengan Cocor bebek
· Amandel
· Ambeien
· Batu ginjal
· Bisul
· Demam
· Diare
· Disentri
· Hipertensi
· Infeksi
· Kencing terasa nyeri
· Kepala pusing
· Memar
· Muntah darah
· Radanglambung
· Rematik
2. Berbagai Resep Pengobatan
1. Ramuan untuk obat demam:
- rebus lima lembar daun cocor bebek
- 2-3 gelas air.
- Daun direbus selama 30 menit dengan api kecil,
- minum air rebusan dua kali sehari.
- Bisa juga daun dipotong-potong tanpa direbus kemudian tempelkan pada perut.
2. Ramuan untuk obat haid tidak teratur:
- giling halus 10 lembar daun cocor bebek,
- 5 jari labu air,
- 5 buah majakan,
- 1 buah mentimun,
- 10 lembar daun dadap srep,
- 10 lembar daun sambaing colok,
- tambahkan air garam secukupnya.
- Kemudian diusapkan ke perut, lalu balut dan lakukan dua kali sehari.
3. Ramuan untuk luka:
- cuci 10 lembar daun cocor bebek,
- giling sampai halus,
- tambahkan 1 sendok makan air kapur sirih.
- Usapkan pada luka dan bebat dengan kain bersih. Lakukan dua kali sehari.
4. Ramuan untuk obat bisul yaitu:
- cuci enam lembar daun cocor bebek dan giling sampai halus.
- Tambahkan air garam secukupnya.
- Usapkan pada bisul dan sekelilingnya kemudian balut. Lakukan 1-2 kali sehari sampai sembuh.
5.Ramuan untuk obat perut mulas:
· Tumbuk beberapa helai daun dadap serep dengan beberapa lembar daun sosor bebek.
· Tambahkan sedikit air.
· Balurkan ramuan tersebut pada perut
6.Ramuan untuk obat radang telinga luar:
· Lumatkan 5-10 lembar daun sosor bebek, lalau peras.
· Airnya digunakan sebagai obat tetes telinga.
C. Penyakit Amandel
Amandel atau tonsil adalah kumpulan jaringan limfoid yang terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Amandel atau Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan.
Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan THT (Telinga Hidung & Tenggorokan). Tonsilitis dapat bersifat akut atau kronis. Bentuk akut yang tidak parah biasanya berlangsung sekitar 4-6 hari, dan umumnya menyerang anak-anak pada usia 5-10 tahun. Sedangkan radang amandel/tonsil yang kronis terjadi secara berulang-ulang dan berlangsung lama.
Radang amandel/tonsil (tonsilitis) disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptokokus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Pada radang amandel yang akut biasanya dimulai dengan gejala sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit saat menelan makanan, kadang-kadang muntah.
Tonsilitis dapat menyebabkan amandel menjadi bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan, kedinginan, sakit kepala, dan sakit pada telinga. Kelenjar getah bening melemah di dalam daerah submandibuler. Bagian belakang tenggorokan akan terasa mengerut sehingga sukar menelan.
Pada tonsilitis kronis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar nanah pada lekukan tonsil. Serangan terjadi secara berulang-ulang, tonsil kelihatan membesar, merah, dan terjadi abses (berbintik-bintik nanah berwarna putih kekuning-kuningan). Pembesaran tonsil/amandel bisa sangat besar sehingga tonsil kiri dan kanan saling bertemu dan dapat mengganggu jalan pernapasan.
Peradangan tonsil yang akut ataupun pembengkakan tonsil yang tidak terlalu besar dan tidak menghalangi jalan pernapasan, serta tidak menimbulkan komplikasi tidak perlu dilakukan pembedahan/operasi, karena tonsil yang terbuat dari jaringan getah bening dapat berfungsi mencegah tubuh agar tidak terkena penyakit yang berhubungan dengan infeksi.
Gejala –gejala penderita radang amandel
Keluhan seseorang yang menderita radang amandel biasanya adalah:
- Nyeri pada tenggorokan dan sakit pada saat menelan makanan
- Ludah yang terasa pahit
- Mual, muntah dan berubahnya suara
- Anak-anak sering buang air ludah
- kadang-kadang penderita tidak mau minum atau makan lewat mulut.
- Mudah loyo dan sakit pada otot dan persendian
- demam tinggi dan nafas yang berbau.
- Ketika dilakukan pemeriksaan, dapat terlihat amandel yang membengkak, merah, terkadang adanya pembengkakan pada daerah leher.
Hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengobati radang amandel atau Tonsilitis adalah :
* Jangan minum es, sirop, es krim, makanan dan minuman yang didinginkan, gorengan, makanan awetan yang diasinkan, dan manisan.
* Berkumur air garam hangat 3-4 kali sehari.
* Menaruh kompres hangat pada leher setiap hari.
* diberikan terapi antibiotik (atas petunjuk dokter) apabila ada infeksi bakteri dan untuk mencegah komplikasi.
* Istirahat yang cukup.
D.Tumbuhan yang dapat menyembuhkan amandel
1. Sambiloto (Andrographis peniculata)
2. Sambung nyawa
3. Kunyit (Curcuma Domestica Val.)
4. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
5. Akar kembang
6. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
7. Kencur (Kaemferia galangal L.)
8. Jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)
9. Keladi tikus (Typhonium Flagelli forme/ Rodent Tuber)
10. Benalu jeruk (Loranthus spec)
11. Cakar ayam (Salaginella doederleinii)
12. Rumput mutiara (Hedyotis cotymbosa)
13. Daun duduk (Desmodium triquetrum D.C)
BAB III
METODOLOGI
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 20 Februari 2012
Tempat : di desa Ambalresmi RT 01/RW 02, Ambal, Kebumen.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. daun cocor bebek
2. air dingin dan air matang secukupnya
3. parut atau penumbuk
4. panci kecil
5. saringan
6. sendok makan
7. gelas
8. kain tipis untuk memeras
9. piring
C.Cara Kerja
Langkah kerja dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Siapkan semua alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
2. Ambillah 5-10 lembar daun cocor bebek yang utuh dan dalam keadaan tidak berjamur ataupun berlubang.
3. Cucilah sampai bersih, setelah itu bilas dengan air masak yang sudah disediakan.
4. Parut sampai habis atau dapat juga ditumbuk sampai halus.
|
5. Peraslah hasil pemarutan tersebut.
6. Kemudian saring sampai benar-benar terpisah antara air dengan ampasnya.
|
7. Gunakan hasil penyaringan sebagai obat kumur.
|
D.Pengujian
1. Warna
Obat tanaman herbal ini setelah mengalami beberapa proses pengujian menghasilkan air yang berwarna hijau tua. Hal ini sesuai dengan warna daun cocor bebek yang hampir di semua bagian daunnya mengandung banyak klorofil (zat hijau daun).
2.Bau
Sesuai dengan hasil pengujian, proses pengolahan ramuan tanaman herbal ini memiliki bau yang khas sama seperti jamu ramuan tradisional lainnya. Baunya tidak terlalu menyengat, apalagi seperti obat-obatan berbahan dasar zat kimia. Namun, apabila sudah melewati batas ketahanan obat baunya akan berubah tidak sedap.
3. Batas waktu ketahanan obat
Obat ini termasuk dalam obat berkategori sekali pakai, sehingga obat ini tidak dapat bertahan lama. Batas waktu maksimal yaitu kurang lebih 2 hari. Dikarenakan obat ramuan herbal alami ini tidak disertai bahan kimia semacam pengawet. Apabila lebih dari 2 hari obat ini akan mengalami beberapa perubahan diantaranya:
a) Warna menjadi hijau kusam atau tidak segar.
b) Tumbuh jamur
c) Disertai bau yang tidak sedap.
d) Menjadi berlendir
4. Zat-zat kandungan obat
Obat ramuan herbal ini, mempunyai rasa sedikit asam dan dingin juga mengandung zat asam lemon, zat asam apel, vitamin C, alkaloid, flafonoid, quercetin-3-diarabinoside.
Kandungan kimia tersebut membuat cocor bebek biasa digunakan untuk berbagai pengobatan diantaranya antitumor, antiradang, menghentikan pendarahan mengurangi pembengkakan, dan mempercepat penyembuhan luka. Selain zat-zat tersebut cocor bebek memiliki daun yang tebal berdaging sehingga mengandung banyak air.
5. Efek samping
Pengobatan di zaman modern sekarang ini, banyak menggunakan obat-obatan yang serba modern pula, namun hal ini tidak sesuai dengan kesehatan tubuh kita, karena pengolahan obat-obatan modern tidak jarang menggunakan campuran berbagai zat-zat kimia. Hal ini akan menyebabkan efek samping. Efek samping yang ditimbulkan datang dari pengaruh kimia yang terkandung dalam obat-obatan tersebut. Meskipun dirasa ampuh jika terlalu sering mengonsumsi obat-obatan kimia dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan ketergantungan.
Dengan memanfaatkan tanaman herbal sebagai bahan pengobatan dapat meminimalisir efek samping yang ditimbulkan bahkan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek samping. Sehingga aman bagi kesehatan dan hasilnyapun terbukti menyembuhkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang dilakukan penulis, dapat diuraikan beberapa hal mengenai hasil penelitian diatas yaitu:
A.Kekurangan
1. Air hasil perasan daun cocor bebek tidak dapat digunakan dalam waktu lama, harus segera diminum.
2. Cara ini masih terlalu tradisional.
3. Poses penyembuhan membutuhkan kurun waktu yang sedikit lama.
B.Kelebihan
1. Tanaman cocor bebek sangat mudah ditemukan didaerah sekitar kita
2. Penelitian tidak membutuhkan waktu yang lama, dapat menghemat waktu dan biaya.
3. Peralatan yang digunakan sederhana dan mudah didapat.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tanaman cocor bebek yang dikenal masyarakat luas sebagai tanaman hias atau tanaman pagar, ternyata memiliki manfaat yang sangat banyak dalam hal pengobatan penyakit.
2. Meskipun tanaman cocor bebek banyak tumbuh di sekitar kita, namun masyarakat belum memanfaatkannya secara maksimal.
3. Memanfaatkan tanaman herbal yang tumbuh di Indonesia terlihat lebih bijak, selain dapat meminimalisir efek samping, harga yang diperoleh dari ramuan herbal juga cenderung lebih terjangkau.
B.Saran
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan tanaman cocor bebek agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan yang terdapat dalam cocor bebek.
3. Perlu adanya publikasi kepada masyarakat luar mengenai hasil-hasil yang tepat guna.
DAFTAR PUSTAKA
http://obattradisional.blogdetik.com/
http://www.kaskus.us/showpost.php?p=503246380&postcount
http://www.anneahira.com/obat-herbal-17668.htm
http://pemuda-bandung.blogspot.com/2011/12/penyakit-amandel-dapat-disembuhkan.html
http://citra-sumarni.blogspot.com/2012/01/tanaman-cocor-bebek.html
http://baitulherbal.com/search/buah-yang-dapat-mengobati-amandel/
http://info-obat-herbal-alami.blogspot.com/2010/10/obat-herbal-menyembuhkan-amandel.
http://cossierandi.com/cara-mengatasi-dan-mengobati-radang-amandel-secara-alamiah-tanpa-operasi.html
terimakasih banyak, sangat membantu sekali informasinya
BalasHapus