Manfaat Buah Pare ( Momordica charantia L. ) sebagai
Obat Batuk Kering
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mandiri Terstruktur Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI Semester II
Tahun Pelajaran 2011 / 2012
Disusun Oleh :
Anisa Yahya Fitri
NIS : 5539
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGRI 1 KUTOWINANGUN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah : Manfaat Buah Pare (Momordica charantia L. )
sebagai Obat Batuk Kering
Penyusun : Anisa Yahya Fitri
NIS : 5539
Sekolah : SMA Negri 1 Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah
Karya tulis ini telah disahkan pada ..... Februari 2012
Oleh Pembimbing :
Nama : Drs. Kirwanto
NIP : 19630809. 199512.1.002
Pembimbing
Drs. Kirwanto
NIP. 19630809. 199512.1.002
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “ Manfaat Buah Pare (Momordica charantia L. ) sebagai Obat Batuk Kering ’’ dengan baik.
Dalam membuat karya tulis ini, terdapat pihak-pihak yang membantu penulisan hingga tercipta suatu karya yang sesuai dengan harapan. Untuk itulah, ucapan terimakasih tidak pernah kami lupakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ungkapan ini saya sampaikan kepada :
1. Ayah dan ibu, sebagai motivator terkuat serta penyumbang doa terbesar untuk saya ;
2. Dra. Nurhidayati, selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penulisan karya tulis ;
3. Bapak Drs. Kirwanto, selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis dalam penulisan karya tulis ;
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, telah banyak membantu penulis dalam penulisan karya tulis.
Karya tulis ilmiah yang berjudul “ Manfaat Buah Pare (Momordica charantia L.) sebagai Obat Batuk Kering ’’ ini diajukan dalam rangka memenuhi tugas Bahasa Indonesia semester II tahun pelajaran 2011/2012. Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dalam upaya perbaikan karya tulis ini untuk menjadi sebuah karya yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap agar karya ilmiah ini, memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum dan masyarakat Kebumen khususnya.
Kebumen, Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan................................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................................... iv
Daftar Gambar........................................................................................................... vi
Daftar Tabel............................................................................................................... vii
Abstrak....................................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 3
1.5 Metode Pengumpulan Data............................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan......................................................................... 4
BAB II TELAAH PUSTAKA..................................................................................... 5
2.1 Tanaman Pare..................................................................................... 5
2.1.1 Deskripsi Tanaman Pare............................................................ 5
2.1.2 Daerah Penyebaran................................................................... 7
2.1.3 Jenis Pare................................................................................... 8
2.1.4 Syarat Tumbuh.......................................................................... 9
2.2 Kandungan Zat-Zat Penting dalam Tanaman Pare............................ 10
2.3 Pemanfaatan Tanaman Pare............................................................... 12
2.4 Batuk.................................................................................................. 13
2.4.1 Ciri –ciri Batuk.......................................................................... 14
BAB III METODOLOGI............................................................................................. 15
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 15
3.2 Bahan dan Alat.................................................................................. 15
3.2.1 Bahan........................................................................................ 15
3.2.2 Alat........................................................................................... 15
3.3 Metode Pembuatan Obat Batuk........................................................ 15
3.4 Pengujian............................................................................................ 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 18
4.1. Manfaat Pare Sebagai Obat Batuk Kering......................................... 19
4.2. Kekurangan........................................................................................ 20
BAB V PENUTUP.................................................................................................. 21
5.1. Kesimpulan........................................................................................ 21
5.2. Saran.................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
1. Pohon Pare .......................................................................................................... 5
2. Daun dan Bunga Pare.......................................................................................... 6
3. Pengumpulan Pare................................................................................................ 16
4. Pencucian Buah Pare............................................................................................ 16
5. Pemisahan Biji Pare.............................................................................................. 16
6. Perebusan Pare..................................................................................................... 16
7. Proses Penyaringan.............................................................................................. 17
8. Proses Pembuatan Obat Batuk Kering................................................................. 17
9. Sari Rebusan Pare Sebagai Obat Batuk Kering................................................... 19
DAFTAR TABEL
1. Klasifikasi Ilmiah Pare ........................................................................................ 7
2. Kandungan Gizi Tiap 100 gram Buah Pare......................................................... 11
3. Kandungan Gizi Tiap 100 gram Daun Pare......................................................... 11
4. Tabel Pengujian.................................................................................................... 20
ABSTRAK
Batuk yang tidak berproduksi atau sering disebut dengan batuk kering merupakan batuk yang tidak disertai dengan sputum atau dahak, menimbulkan gejala iritasi, rasa kering, dan gatal pada tenggorokan. Batuk kering yang sangat berat dapat menyebabkan suara serak sampai hilang. Batuk kering seringkali dipicu oleh terhirupnya partikel-partikel makanan, asap atau uap iritan, perubahan suhu udara, debu-debu, dan asap rokok. Juga dapat diakibatkan oleh infeksi virus atau flu yang belum lama terjadi.
Pare merupakan salah satu alternatif dalam penyembuhan batuk kering,
karena pare mengandung senyawa lutein dan likopen yang berkhasiat sebagai antibiotik, antivirus, dan antioksidan. Batuk kering dapat diakibatkan oleh infeksi virus atau flu yang belum lama terjadi, bakteri, dipicu oleh terhirupnya partikel-partikel makanan, asap atau uap iritan, perubahan suhu udara, debu-debu, dan asap rokok. Selain itu, pare kaya akan protein, vitamin A, dan vitamin C yang dapat menyembuhkan batuk kering. Karena jika seseorang kekurangan protein, vitamin A, vitamin C, dan seng (antioksidan) akan memicu seseorang terkena baatuk kering.
Obat batuk kering yang dihasilkan dari sari buah pare diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk kembali mengunakan ke alam dan membuat obat herbal untuk mengobati penyakitnya. Obat herbal adalah obat yang lebih ampuh dan mujarab, juga lebih aman dan minim efek samping sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era sekarang lingkungan semakin jauh dari kata sehat dikarenakan tidak adanya kesadaran manusia untuk menjaga alam menyebabkan terjadinya berbagai jenis penyakit yang menyerang kita. Jika penyakit sudah menyerang maka kita akan mencari obat yang bisa menyembuhkan rasa sakit tersebut. Karena tuntutan kehidupan yang semakin maju menyebabkan pola berpikir masyarakat sangat singkat. Mereka lebih memilih pengobatan yang praktis dengan membeli obat-obatan di warung-warung tanpa mengetahui jenis obat yang menggunakan bahan kimia dan memiliki efek samping yang membahayakan bagi kesehatan. Mereka tidak memikirkan dampak negatif apabila obat yang mengandung bahan kimia digunakan secara terus menerus akan membahayakan bagi mereka.
Banyak orang yang belum mengetahui jika meminum obat kimia bukannya menyembuhkan penyakit tapi malah membuat kita semakin sakit. Apabila kita mengkonsumsi obat yang mengandung bahan kimia maka memberikan pengaruh terhadap tubuh manusia. Faktanya semakin sering kita memakai obat-obatan mengandung bahan kimia, makin resisten (menolak dan kebal) pula tubuh dan penyakit melawan pengobatan yang diberikan. Jika pengobatan yang mengandung bahan kimia ini diteruskan akan mengakibatkan kerusakan yang fatal bahkan dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi masih banyak orang yang belum mengetahui hal tersebut.
Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia sudah menggunakan obat-obatan herbal untuk menyembuhkan suatu penyakit, namun karena zaman yang semakin maju, saat ini jarang sekali masyarakat yang masih menggunakan obat herbal untuk menyembuhkan penyakitnya. Kebanyakan masyarakat saat ini lebih mengiginkan yang praktis-praktis begitu juga dalam memilih obat untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebenarnya lebih baik mengunakan obat herbal yang dihasilkan dari tanaman di sekitar kita untuk dijadikan obat alternatif suatu penyakit, karena obat herbal lebih ampuh dan mujarab, juga lebih aman dan minim efek samping. Tanaman yang dapat di jadikan obat alternatif salah satunya adalah pare.
Pare merupakan sayuran yang daun, akar, dan batang mudanya sering dimanfaatkan untuk obat. Siapa sangka dibalik rasanya yang pahit, pare menyimpan sejuta manfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Tanaman ini mudah ditemukan dan harganya relatif murah.
Pare merupakan salah satu alternatif dalam penyembuhan batuk kering. Jenis pare yang baik dikonsumsi adalah jenis pare hijau atau pare kodok, karena pare mengandung mengandung senyawa lutein dan likopen yang berkhasiat sebagai antibiotik, antivirus, antioksidan, antikanker, perangsang produksi insulin, penyeimbang tekanan darah, dan perangsang nafsu makan. Batuk kering dapat diakibatkan oleh infeksi virus atau flu yang belum lama terjadi, bakteri, dipicu oleh terhirupnya partikel-partikel makanan, asap atau uap iritan, perubahan suhu udara, debu-debu serta asap rokok. Selain itu, pare juga kaya protein, vitamin A, dan vitamin C yang dapat menyembuhkan batuk kering. Karena jika seseorang kekurangan protein, vitamin A, vitamin C dan Seng (antioksidan) akan memicu seseorang terkena batuk kering. ( Dr. Muljono Wirjodiardjo ).
Batuk kering menimbulkan gejala iritasi, rasa kering, dan gatal pada tenggorokan yang akhirnya bisa menimbulkan radang tenggorokan apabila tidak segera diobati. Batuk kering yang sangat berat dapat menyebabkan suara serak, sampai hilang. Batuk kering merupakan pertanda adanya gangguan kesehatan, seperti asma, refleks gastroesofagus (GERD) atau gagal ginjal.
Namun, hal ini amat disayangksan karena masyarakat masih belum memanfaatkan tanaman pare sebagai obat alternatif batuk kering yang lebih ampuh dan mujarab, juga lebih aman dan minim efek samping. Ketidaktahuan masyarakatlah yang menyebabkan ini terjadi. Berdasarkan pemikiran terebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitiaan tentang manfaat buah pare sebagai obat alternatif batuk kering.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan data – data yang penulis paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain :
1. Bagaimana memanfaatkan buah pare (Momordica charantia L .) sebagai obat batuk kering ?
2. Apa kelebihan, dan kekurangan tanaman pare (Momordica charantia L .) sebagai obat batuk kering ?
3. Apa batuk kering itu ?
4. Apa saja manfaat pare ( Momordica charantia L .) ?
1.3 Tujuan penelitiaan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui deskripsi tentang pare ( Momordica charantia L. )
2. Mengenalkan kepada masyarakat tentang manfaat dari buah pare sebagai obat batuk kering
3. Mengetahui berbagai macam manfaat pare.
1.4 Manfaat penelitian
1. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang manfaat buah pare yang dapat mengobati batuk kering
2. Menambah wawasan tentang berbagai macam manfaat pare
3. Menginformasikan kepada masyarakat untuk kembali ke alam “back to nature”.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan dan penyelesaian karya tulis ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mencari mencari informasi melalui buku-buku sebagai referensi dalam karya tulis ini. Buku-buku yang digunakan merupakan buku yang terkait dengan masalah yang dibahas.
2. Penelitian
Langkah ini dilakukan untuk menguji kebenaran dari masalah yang dibahas. Cara ini digunakan oleh penulis dengan mengunakan alat-alat sederhana dengan tujuan agar masyarakat dapat mengikutinya.
3. Jelajah Dunia Maya
Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh data-data yang tidak didapatkan sewaktu studi pustaka dan penelitian. Cara ini dilakukan dengan mencari data-data melalui website yang terkait dengan masalah yang dibahas.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi uraian mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan olah penulis dalam menyusun karya tulis ini.
BAB II TELAAH PUSTAKA
Berisi uraian mengenai manfaat tanaman pare secara umum, deskripsi tanaman pare, daerah penyebaran tanaman pare, jenis atau varietas pare, syarat tumbuh pare, kandungan zat-zat penting dalam tanaman pare, pemanfaatan tanaman pare, dan penyakit batuk.
BAB III METODOLOGI
Berisi uraian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu tempat, bahan, dan alat. Selain itu diuraikan metode-metode dari pembuatan dan pengujian ramuan obat batuk kering yang terbuat dari pare.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi uraian mengenai pembahasan dari pembuatan dan pengujian ramuan obat batuk kering yang terbuat dari buah pare dan kelebihan dan kekurangan obat herbal pare sebagai obat batuk kering.
BAB V PENUTUP
Berisi uraian mengenai kesimpulan dari penelitian yang dilakukan penulis dan saran-saran penulis untuk masyarakat maupun pemerintah.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Tanaman Pare
Pare ( Momordica charantia L. ) adalah tanaman yang terkenal dengan rasa buahnya yang pahit. Penyebab rasa pahit pada buah pare adalah suatu zat yang disebut kukerbitiin. Dibalik rasa pahit tersebut tersimpan berbagai manfaat yang berguna bagi manusia. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman pare antara lain :
· Buahnya dimanfaatkan sebagai obat batuk, gangguan pencernaaan, obat malaria, penyakit kuning, dan merangsang nafsu makan.
· Daunya dimanfaatkan untuk menyembuhkan batuk, menurunkan panas, mematikan cacing kremi, mengobati bisul, mengobati mencret untuk balita, meringankan penyakit sipilis dan untuk membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan.
· Bijinya sebagai atioksidan yang cukup kuat yang dapat menghambat pembentukan sel kanker,mencegah penuaan dini.
· Akarnya dimanfaatkan untuk mengobati disentri, amuba, dan wasir.
· Sebagai sayur, pare dapat dimakan dalam bentuk lalap, osemg-oseng, gado-gado, dan sebagainya.
|
Pare merupakan jenis tanaman semak semusimyg tumbuh menjalar atau merambat dengan mengunakan sulur yang panjang . Sulur tumbuh di samping daun yang sering membentuk spiral. Akarnya berupa akar tunggang berwarna putih. Struktur batang pare tidak berkayu. Batangnya mempunyai alat pembelit yang terletak di dekat daun.
Batang tegaknya berusuk lima dan berwarna hijau. Batang mudanya berambut dan akan menghilang setelah tua. Daun pare berbentuk bulat telur, berbulu, dan berlekuk. Susunan tulang daunya menjari. Tangkai daun tumbuh dari ketiak daun. Panjang tangkai daunya mencapai 7- 12 cm.
Daunya berwarna hijau tua dibagian permukaan atas dan permukaan bawahnya berwarna hijau muda atau kekuningan. Letak daun pare berseling dengan panjang tangkai 1,5- 5,3 cm. Buahnya buni, bulat telur memanjang, warna hijau, kuning sampai jingga, dan rasanya pahit. Permukaan buahnya berbintil-bintil. Bijinya keras, berwarna cokelat kekuningan pucat, bentuknya pipih memenjang.
Bunga pare tumbuh dari ketiak daun dan berwarna kuning menyala. Bunga pare terdiri dari bunga jantan dan bunga betina yang berduri temple, halus, dan berambut. . Panjang tangkai bunga jantan mencapai 2-5,5 cm. Sedangkan tangkai bunga betina panjangnya 1-10 cm. Kelopak bunga berbentuk lonceng, berusuk banyak, berlekatan, dan bertaju lima. Mahkota bunganya berwarna kuning dan berlekatan. Tabung mahkotanya bersatu dengan tabung kelopak. Panjang tangkai bunga jantan mencapai 2-5,5 cm. Sedangkan tangkai bunga betina panjangnya 1-10 cm.
Tanaman ini mempunyai bau yang khas yaitu langu. Rasa buahnya juga khas, yaitu pahit. Meskipun hampir semua buah pare rasanya pahit, namun tingkat kepahitannya berbeda-beda. Tanaman pare sangat mudah dibudidayakan dan tumbuhnya tdak tergantung pada musim. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Pare biasanya ditanam di lahan pekarangan/ tegalan/ sawah bekas padi sebagai tanaman sela pada musim kemarau.
Pare merupakan anggota famili Cucurbitaceae dan tergolong tanaman herba berumur satu tahun atau lebih yang tumbuh menjalar atau memanjat. Pare adalah genus dari sekitar 60 spesies tanaman herbal musiman atau bisa juga dikategorikan dalam golongan semak-semak kecil (perdu) dengan penyebaran yang jarang dalam keluarga. Sebagian besar spesies dalam suku ini menghasilkan minyak pada bunganya dan dikunjungi oleh penyerbuk dalam suku Ctenoplectrini apid. Di Indonesia pare mempunyai nama ilmiah Momordica charantia.
Gambar 2. Daun dan bunga pare
Tabel 1. Klasifikasi ilmiah pare
Kingdom : Plantae |
Kelas : Magnoliopsida |
Sub Kelas : Dilleniidae |
Subkingdom : Tracheobionta |
Super Divisi : Spermatophyta |
Divisi : Magnoliophyta |
Ordo : Violales |
Family : Cucurbitaceae |
Genus : Momordica L |
Species : Momordica charantia L |
2.1.2 Daerah Penyebaran
Tanaman pare merupkan tanaman asli dari daerah tropis Afrika dan subtropis Asia serta Australia. Tanaman ini tersebar hampir di seluruh belahan dunia khususnya yang beriklim tropis dan subtropis. Di Indonesia tanaman ini di temukan di Jawa, Madura, Bali, dan Makasar. Saat ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah Nusantara. Umumnya, pembudidayaan dilakukan sebagai usaha sampingan.Biasanya ditanam di lahan pekarangan/ tegalan/ sawah bekas padi sebagai tanaman sela pada musim kemarau.
Kisaran daerah penyebaran tanaman pare 300 LU dan 300 LS menyebabkan Indonesia sebagai salah satu Negara pemroduksi pare. Indonesia yang memiliki batas astronomi 60 LU – 110 LS berpotensi sebagai Negara penghasil pare.
Sebutan pare di berbagai negara antara lain : balsam pear ( Inggris ), margose
( Prancis ), cundiamor ( Spanyol ), tita kerala ( India ), ampalaya ( Filipina ), peria ( Malaysia), pavakai ( Srilanka ), fu kwa ( Korea ), kiiuri ( Jepang ).
Di Indonesia ada beberapa sebutan untuk tanaman pare di berbagai daerah antara lain : pare ( Jawa ), periu ( Gayo ), peria ( Toba ), foria ( Nias), kambeh/ peria ( Minangkabau ), paria ( Sunda ), pepareh ( Madura ), paria ( Bali ), paita ( Sumba ), paliek ( Roti ), belenggede ( Gorontalo ), pania ( Timor ), paria ( Makasar/ Bugis ), papare ( Ternate ), papare ( Halmahera ), peria ( Melayu ).
2.1.3 Jenis ( Varietas )
Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare belut.
1. Pare Gajih ( Pare putih )
Pare gajih paling banyak dibudidayakan dan disukai. Pare ini biasa disebut pare mentega atau pare putih. Pare ini berasal dari India dan Afrika. Pada abad ke-17 menyebar ke Brazil dan sekarang telah menyebar ke Asia Tenggara, Cina, dan Karibia. Ciri-ciri pare gajih adalah sebagai berikut :
Ø Buah berbentuk bulat panjang, berukuran besar (30-50 cm), dan berwarna putih kekuningan.
Ø Permukaannya berbintil-bintil besar, dan dagingnya agak tebal.
Ø Berat tiap buah rata-rata 250-500 gram.
Ø Rasa buah tidak begitu pahit.
2. Pare Hijau ( Pare kodok )
Pare hijau paling mudah pemeliharaanya. Tanpa lanjaran atau para-para, tanaman ini sanggup berproduksi, asalkan di permukaan tanahnya diberi jerami untuk meletakan buah.
Pare hijau berasal dari daerah tropis, tepatnya India dan Afrika. Tanaman ini mulai menyebar ke Brazil pada abad XVII – XVIII. Sekarang daerah penanamanya telah meliputi Asia Tenggara, Cina, dan Karibia. Ciri-ciri pare hijau adalah sebagai berikut ;
Ø Buah berbentuk lonjong, kecil, dan berwarna hijau.
Ø Permukaan buah berbintil-bintil agak halus.
Ø Rasa buah pahit. Pare hijau ini banyak macamnya, di antaranya adalah pare ayam, pare kodok, dan pare alas atau pare gingge. Dari berbagai macam tersebut, yang sering ditanam adalah pare ayam. Buah pare ayam mempunyai panjang antara 15-20 cm. Sedangkan pare gingge bentuk buahnya kecil (hanya sekitar 5 cm), rasanya paling pahit dibandingkan pare lainya, dan daging buahnya paling tipis.
3. Pare Belut ( Pare ular )
Pare belut disebut juga pare ulo, pare lindung. Disebut pare belut karena bentuknya memanjang seperti belut. Pare belut tidak termasuk dalam jenis Momordica sp, melainkan tergolong dalam jenis Trichosanthus anguina L. Meskipun demikian orang sudah terbiasa memasukkanya ke dalam kelompok pare. Seperti jenis pare lainya, pare belut ini juga mudah dibudidayakan. Jika tidak ada para-para, batangnya dapat dirambatkan dip agar, pohon, atau dinding rumah.
Pare ini berasal dari India dan sekarang telah tersebar ke Asia Tenggara, Jepang, Cina, Afrika Barat, Karibia, Amerika, dan Australia. Ciri-ciri pare belut adalah sebagai berikut :
Ø Buah berbentuk bulat dengan panjang antara 30-110 cm dan berdiameter 4-8 cm.
Ø Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang yaitu hijau keputih-putihan mirip dengan kulit ular.
Ø Rasa daging buahnya tidak begitu pahit.
2.1.4 Syarat Tumbuh
Tanaman pare memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi. Tanaman ini bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan iklim yang berlainan ( tahan terhadap suhu dan curah hujan yang tinggi ). Oleh karena itu pare dapat ditanam ditempat yang berhawa panas dan dingin. Disamping itu tanaman ini juga dapat hidup sepanjang tahun, baik di musim hujan maupun musim kemarau. Karena hal inilah pare selalu tersedia di pasaran setiap saat.
Meskipun pare memiliki daya adaptasi yang tinggi, tetapi hasilnya akan lebih memuaskan jika ditanam di tempat yang terbuka dan kering, drainase dan aerasinya baik, serta tanahnya gembur dan banyak mengandung bahan organik (humus).
Tanaman pare pada umumnya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik didaerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter dari permukaan air laut. Suhu yang ideal adalah 180C – 240C, penyinaran matahari penuh dan tidak ternaungi. Hampir semua jenis tanah pertanian cocok untuk budidaya tanaman pare. Tanah yang cenderung asam justru disukainya sehingga tidak perlu dilakukan pengapuran. Namun tanah yang paling baik adalah tanah lempung berpasir dengan kandungan bahan organik yang cukup, drainase yang baik dengan tingkat keasaman atau pH tanah 5 – 6.
2.2 Kandungan gizi dalam Tanaman Pare
Ternyata dibalik rasanya yang pahit, pare menyimpan sejuta manfaat untuk kesehatan tubuh manusia salah satunya yaitu untuk penyembuhan batuk kering, karena tanaman ini mengandung mengandung senyawa lutein dan likopen yang berkhasiat sebagai antibiotik, antivirus, antioksidan, antikanker, perangsang produksi insulin, penyeimbang tekanan darah, dan perangsang nafsu makan. Batuk kering dapat diakibatkan oleh infeksi virus atau flu yang belum lama terjadi, bakteri, dipicu oleh terhirupnya partikel-partikel makanan, asap/uap iritan, perubahan suhu udara, debu-debu serta asap rokok. Selain itu, pare juga kaya protein, vitamin A, dan vitamin C yang dapat menyembuhkan batuk kering. Karena jika seseorang kekurangan protein, vitamin A, vitamin C dan Seng (antioksidan) akan memicu seseorang terkena batuk kering.
Dibeberapa Negara terutama Jepang, Korea dan China, selain sebagai makanan, pare juga dimanfaatkan untuk pengobatan. Kadar kalsium didalam pare tergolong tinggi, sehingga mampu menaikkan produksi sel-sel beta dalam pancreas untuk menghasilkan insulin. Bila insulin dalam tubuh mencukupi, mungkin kadar glukosa membanjir dapar dicegah, sehingga kadar glukosa dalam darah akan menjadi normal atau menjadi terkontrol.
Belum lama ini, Prof. Lee-Huang dari Universitas New York juga menemukan zat yang luar biasa pada pare, yakni senyawa anti HIV-AIDS. Zat ini dinamakan alpha-momorchorin, beta-momorchorin dan MAP 30 (Momordica antiviral protein 30). Zat berkhasiat ini banyak terdapat pada biji pare tua.
Di amerika sendiri, kapsul berisi bubuk biji pare sudah lazim dipasarkan. Obat tersebut diakui dapat menahan laju perkembangan virus HIV-AIDS. Berkat terapi pare,para pengidap HIV-AIDS di Thailand dan Amerika serikat secara klinis tampak lebih sehat dan berat badannya meningkat.
Tabel 2. Kandungan gizi tiap 100 gram buah pare.
Zat | Buah Pare |
Air | 91,2 g |
Kalori | 29 g |
Protein | 1,1 g |
Lemak | 1,1 g |
Karbohidrat | 0,5 g |
Kalsium | 45 mg |
Zat besi | 1,4 mg |
Fosfor | 64 mg |
Vitamin A | 18 SI |
Vitamin B | 0,08 mg |
Vitamin C | 52 mg |
Folasin | - |
Tabel 3. Kandungan gizi tiap 100 gram daun pare
Zat | Daun Pare |
Air | 80 g |
Kalori | 44 g |
Protein | 5,6 g |
Lemak | 0,4 g |
Karbohidrat | 12 g |
Kalsium | 264 mg |
Zat besi | 5 g |
Fosfor | 666 mg |
Vitamin A | 5,1 mg |
Vitamin B | 0,05 mg |
Vitamin C | 170 mg |
Folasin | 3 g |
2.3 Manfaat Lain Tanaman Pare
Manfaat lain dari tanaman pare untuk kesehatan adalah dapat menjadi penangkal sel kanker. Manfaat ini dapat diperoleh karena pare mengandung zat lesichin yang dapat meningkatkan kekebalan untuk menangkal perkembangan sel kanker. Tidak hanya itu, pare juga memiliki kandungan beberapa zat yang dapat mencegah sel kanker. Sehingga bagi Anda yang bukan penderita kanker dapat mengonsumsi pare untuk mencegah serangan kanker. Selain sebagai penangkal sel kanker, manfaat pare untuk kesehatan yang lain adalah untuk menurunkan kadar gula. Hal ini dikarenakan adanya zat insulin pada pare.
Beberapa zat dalam pare mampu membantu proses perombakan glukosa menjadi energi sehingga kondisi kadar gula yang berlebih dapat dicegah. Beberapa manfaat pare bagi kesehatan yaitu dapat memperlancar proses pencernaan dan mengatasi sembelit karena kandungan seratnya yang banyak. Pare juga memiliki kandungan vitamin C, kalium, dan karoten. Vitamin C dalam pare juga bermanfaat untuk memperkuat daya tahan tubuh, menjaga kulit dari sinar ultra violet, dan mencegah kerutan di wajah. Zat karoten sangat berguna untuk kesehatan mata. Sedangkan zat kalium dapat mengatasi hipertensi.
Berikut adalah beberapa khasiat tanaman herbal pare :
- Khasiat buah
§ Sebagai obat herbal disentri : Sediakan buah pare segar, cuci lalu potong-potong, tambahkan 1/4 gelas air bersih, lalu blender, seduh dan peras. Minum 2 x sehari.
§ Sebagai obat herbal kencing manis : 2 buah pare dicuci dan dilumatkan. Tambahkan 1/2 gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan, dilang selama 2 minggu.
§ Memperlancar ASI : 1 buah pare dicuci bersih, lalu rebus beberapa menit. Dipakai sebagai lalapan.
§ Sebagai obat herbal bisul : Buah pare dipakai sebagai obat luar. Ambil satu buah pare segar lantas dikematkan. Ulaskan pada bagian yang terkena bisul.
§ Sebagai obat herbal Bronkitis : 2-3 buah pare, ambil sarinya, tambahklan 1 sdm madu, minum sehari sekali selama 3 bulan.
- Khasiat daun :
§ Penyubur rambut anak : Ambil beberapa helai daun pare segar, cuci bersih lalu remas-remas. Oleskan kekulit kepala anak.
§ Sebagai obat herbal batuk : pilih 7 helai daun pare segar, seduh dengan 2 sdm air bersih. Peras dan saring. Minum 2 x sehari.
§ Sebagai obat Wasir : 5 daun pare, tambah 1/4 gelas air. Didihkan dan peras. Ambil 3 sdm air perasan ini, lalu dicampur dengan segelas yoghurt cair. Minum setiap pagi.
§ Penyakit kulit : Buat 1 cangkir sari daun pare. Caranya, ambil 3 helai daun pare ditambah 1 1/2 cangkir air. Didihkan dan peras. Campur air perasan berupa sari ini dengan 1 sdm air jeruk. Minum 1 x dalam sehari.
§ Penambah ASI : Sediakan 2 daun pare lalu panaskan beberapa saat. Kompreskan pada payudara.
§ Cacing kremi : 1 genggam diberi 1/4 air bersih, lalu blender. Saring dengan kain kasa, jika perlu tambahkan sdikit garamn, gula aren secukupnya, dan jeruk nipis. Minum aekali sehari 1/4 cangkir. Lakukan selama seminggu.
§ Rabun malam : Sari daun pare dioleskan disekitar mata.
§ Demam nifas : Ambil 3 daun pare segar, cuci bersih dan lumatkan, tambahkan sedikit air adan sedikit garam lalu seduh. Peras dan saring. Minum 2 x sehari sebanyak 1/2 gelas.
- Khasiat Akar :
§ Disentri Amoeba : Ambil segenggam akar pare, tambahkan segelas air bersih, didihkan dan peras. minum 1 x dalam sehari.
§ Ambeien : Akar pare cuci bersih, lantas lumatkan. Oleskan ramuan ini pada ambeien.
2.4 Batuk
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh disaluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya debu, asap atau uap iritan, asap rokok, dan sebagainya. Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.
Batuk tidak berdahak ( batuk kering )
Batuk yang tidak berproduksi atau sering disebut dengan batuk kering merupakan batuk yang tidak disertai dengan sputum, menimbulkan gejala iritasi, rasa kering, dan gatal pada tenggorokan yang akhirnya bisa menimbulkan radang tenggorokan apabila tidak segera diobati. Batuk kering yang sangat berat dapat menyebabkan suara serak sampai hilang. Batuk kering adalah batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari.
2.4.1 Penyebab Batuk Kering
· Merokok : Batuk kering sering dialami oleh orang-orang yang merokok. Orang-orang yang terkena polusi udara juga menderita batuk kering.
· Benda asing yang masuk kedalam saluran napas, mungkin ketika kita tidak sengaja menghirup dan menelan benda asing, partikel-partikel makanan, asap atau uap iritan, dan debu-debu.
· Karena infeksi virus atau flu yang belum lama terjadi.
· Kekurangan protein, vitamin A, vitamin C dan seng (antioksidan).
· Karena terlalu banyak minum minuman dari olahan yang mengandung banyak gula, juga makanan dan minuman yang mengandung aneka pengawet serta pewarna buatan.
· Kondisi iklim: Batuk kering dapat juga disebabkan karena perubahan kondisi iklim. Uap air di udara atau kelembaban rendah dapat menyebabkan iritasi di tenggorokan.
· Apabila imunitas atau daya tahan tubuh kita menurun, saat itulah virus atau bakteri dapat dengan mudah menginfeksi saluran pernapasan atas dan menimbulkan batuk kering.
· Gastroesophageal refleks Disease (GERD ) : Penyebab batuk kering yang mungkin disebabkan oleh penyakit yang dikenal sebagai GERD (gastro esophageal reflux disease) atau asam refleks. GERD adalah kelainan aliran keluar kembali makanan dan asam lambung ke kerongkongan. Asam dari perut perlahan-lahan merembes ke dalam kerongkongan sementara orang yang tidur datar. Hal ini dapat memicu trakea dan menyebabkan iritasi
.
2.4.2 Ciri-ciri batuk tidak berdahak ( batuk kering ), yaitu :
Ø Batuk tanpa disertai dahak.
Ø Biasanya ada rasa kering dan gatal ditenggorokan.
Ø Bila batuk disertai rasa sakit ditenggorokan.
Ø Suara batuk mendengking.
Ø Bunyi batuk lebih ringan, terdengar di daerah tenggorokan.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Proses pembuatan obat alternatif dari buah pare dilaksanakan di halaman rumah penulis di desa Kuwarisan, Kecamatan Kutowinangun. Waktu pelaksanaanya dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2012.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Buah pare
Dalam penelitian ini buah pare digunakan sebagai bahan dari pembuatan obat batuk kering.
b. Madu
Madu digunakan sebagai pemanis agar rasa pahit pada air rebusan atau sari pare tidak terlalu terasa. Rasa manis pada madu tidak membahayakan bagi penderita batuk, justru kekentalan pada madu dapat melapisi dan melegakan tenggorokan.
3.2.2 Alat
Peralatan yang digunakan untuk penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kompor
2. Pisau
3. Gelas
4. Saringan
5. Alat perebus (wajan kecil)
3.3 Metode Pembuatan Obat Batuk
Metode yang digunakan untuk membuat obat batuk kering adalah dengan menggunakan cara sederhana dan inovasi dari penulis. Tujuanya agar cara ini dapat ditiru oleh masyarakat dengan cara yang sama.
Tahapan pembuatan obat batuk kering yaitu :
a. Pengumpulan pare
|
Buah pare adalah buah yang populer, sehingga untuk mendapat buah pare sangat mudah. Biasanya pare ditanam di lahan pekarangan/ tegalan/ sawah bekas padi sebagai tanaman sela pada musim kemarau. Selain itu pare juga banyak dijual dipasaran. Pare yang digunakan untuk membuat obat batuk cukup 2 buah.
b. Pencucian buah pare
Pare harus dicuci terlebih dahulu sebelum direbus. Pencucin berfungsi untuk membersihkan pare dari kotoran-kotoran.
|
c. Pemisahan biji pare
|
Biji pare dipisahkan dengan dagingnya dengan cara membelah pare dan keluarkan bijinya. Setelah memisahkan daging pare dari bijinya, kemudian daging pare diiris tipis-tipis dan direbus.
e. Perebusan pare
Pare direbus selama 15-20 menit kedalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Gambar 6. Perebusan pare
f. Penyaringan
Setelah daging pare direbus kemudian disaring menggunakan saringan teh . Penyaringan bertujuan untuk mengambil sarinya (air rebusanya). Agar rasanya tidak terlalu pahit tambahkan satu sendok madu.
Gambar.7 Proses penyaringan
Metode pembuatan obat diatas adalah salah satu cara efektif dalam pembuatan obat batuk kering dengan bahan dasar pare. Metode-metode tersebut termasuk teknik pembuatan sederhana sehingga masyarakat diharapkan dapat menirunya. Adapun skema dari metode-metode tersebut :
| |||
|
| |||
| |||
|
Gambar 7. Proses pembuatan obat batuk kering
3.4 Pengujian
Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa ampuh ramuan obat tradisional yang terbuat dari buah pare untuk mengobati batuk kering. Maka, penulis ingin menguji keampuhan obat tradisional ini yang terbuat dari bahan-bahan alami.
Dalam pengujian ini bahan yang digunakan berupa daging pare yang telah direbus. Air rebusan dari daging pare dicampur dengan satu sendok madu dan kemudian diminum sehari sekali sampai batuknya sembuh. Madu digunakan untuk menghilangkan rasa pahit air rebusan (sari) daging pare.
Air rebusan tersebut diujikan kepada orang yang sakit batuk kering. Batuk kering yang sangat berat dapat menyebabkan suara serak sampai hilang. Batuk kering seringkali dipicu oleh terhirupnya partikel-partikel makanan, asap, perubahan suhu udara, debu-debu serta asap rokok. Juga dapat diakibatkan oleh infeksi virus atau flu yang belum lama terjadi. Adapun langkah-langkah pengujian obat tersebut adalah :
a. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah minum air rebusan (sari) dari daging pare sehari sekali.
b. Minum ramuan obat tersebut sampai batuk kering sembuh.
Langkah ini merupakan cara sederhana untuk menguji keampuhan khasiat dari ramuan obat buah pare tersebut. Selain bertujuan untuk menguji khasiat dari ramuan obat tersebut, langkah ini diharapkan dapat ditiru oleh masyarakat untuk memanfaatkan obat tradisional dari pare untuk menyembuhkan suatu penyakit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Manfaat Pare sebagai Obat Batuk Kering
|
Tanaman pare (Momordica charantia L. ) berasal dari kawasan Asia Tropis. Tanaman satu ini terkenal karena buahnya yang pahit. Justru dibalik rasa pahitnya itulah pare bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan gizi pada pare cukup baik. Pare mengandung protein, karbohidrat, mineral dan sedikit lemak, pare kaya akan kalsium, zat besi dan fosfor. Vitamin yang menonjol terdapat di dalamnya adalah protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin C.
Pare merupakan salah satu alternatif dalam penyembuhan batuk kering , karena pare mengandung mengandung senyawa lutein dan likopen yang berkhasiat sebagai antibiotik, antivirus, dan antioksidan. Batuk kering dapat diakibatkan oleh infeksi virus atau flu yang belum lama terjadi, bakteri, dipicu oleh terhirupnya partikel-partikel makanan, asap atau uap iritan, perubahan suhu udara, debu-debu, dan asap rokok. Selain itu, pare juga kaya protein, vitamin A, dan vitamin C yang dapat menyembuhkan batuk kering. Karena jika seseorang kekurangan protein, vitamin A, vitamin C dan Seng (antioksidan) akan memicu seseorang terkena batuk kering.
Tahap pertama yang dilakukan untuk membuat ramuan obat batuk kering yang terbuat dari daging pare yaitu mengumpulkan 2 buah pare. Tahap kedua yaitu mencuci pare dan memisahkan atau mengeluarkan biji pare dari dagingnya. Kemudian daging pare diiris tipis-tipis. Tahap ketiga daging pare direbus selama 10-15 menit kedalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Kemudian daging rebusan pare disaring dan diambil sarinya atau air rebusanya. Tahap terakhir tambahkan satu sendok madu agar rasanya tidak terlalu pahit. Minum sari atau air rebusan dari daging pare sehari sekali. Hal ini dilakukan selama beberapa hari sampai batuknya sembuh.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh penulis obat yang dihasilkan berupa air atau sari dari daging pare. Dihasilkan air rebusan yang memiliki aroma pahit. Air rebusan atau sari dari daging pare yang digunakan untuk mengobati batuk kering ini berwarna kuning pucat.
Waktu Pengujian | Hasil |
Sabtu - Minggu, 28 - 29 Januari 2012 | Tenggorokan masih terasa kering dan gatal . Bila batuk tenggorokan masih terasa sakit, itu menandakan hasil belum terlihat. |
Senin - Selasa, 30 - 31 Januari 2012 | Sudah ada sedikit perubahan. Rasa gatal pada tenggorokan masih terasa. Sedangkan rasa kering di tenggorokan sudah sedikit tidak terasa lagi. Bila batuk rasa sakit di tenggorokan masih sedikit terasa sakit. |
Rabu - Kamis, 1 - 2 Februari 2012 | Ada perubahan. Rasa gatal pada tenggorokan sedikit berkurang. Rasa kering pada tengorokan sudah tidak terasa. Bila batuk rasa sakit di tenggorokan rasa sakit di tenggorokan mulai tidak terasa. |
Jumat , 3 Februari 2012 | Hasil sudah terlihat, sedikit-sedikit rasa gatal pada tenggorokan sudah tidak terasa lagi dan hilang. Artinya batuk sembuh. |
Tabel 4. Tabel Pengujian
Dari hasil tersebut membuktikan bahwa ramuan obat dari buah pare memang berkhasiat dapat menyembuhkan batuk kering. Dalam beberapa hari batuk kering nyatanya memang sembuh. Obat herbal yang terbuat dari pare ini tidak mengandung bahan kimia dan juga tidak memiliki efek samping
4.2 Kekurangan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh penulis obat yang dihasilkan berupa air atau sari dari daging pare memiliki rasa pahit. Obat herbal dari pare ini tidak bertahan lama hanya sampai 2 hari. Batuk kering sembuhnya agak lama.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap buah pare dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
1. Buah pare dapat dimanfaatkan sebagai obat batuk kering.
2. Pare mempunyai kandungan gizi yang berguna bagi kesehatan tubuh manusia.
3. Dengan adanya alternatif buah pare sebagai obat batuk kering, ini merupakan obat herbal yang ampuh dan mujarab, juga lebih aman dan minim efek samping. .
5.2 Saran
1. Perlu diadakanya penelitian lain untuk meneliti pemanfaatan pare sebagai obat tradisional yang pengunaanya mudah, murah, praktis, ampuh dan mujarab untuk menjaga kesehatan.
2. Sebaiknya gunakan pare sebagai obat herbal yang aman dan minim efek samping daripada menggunakan obat-obat kimia yang memiliki efek samping yang tidak baik, bahkan berbahaya, terutama untuk anak kecil.
3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut, agar dapat menggali potensi yang terdapat pada pare, di bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan Iwan, Ade . 1933. Pare dan Labu. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Tusilawati,Berliana.2010. 15 Herbal Paling Ampuh. Yogyakarta: Aulia Publishing.
http://apotik-hidupku.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Pare
http://klinik24jam.blogdetik.com/pare-si-pahit-yang-banyak-khasiat/
http://www.luziansya.com/paremanfaat-nilai-gizi-yang-luar-biasa-dan-penghambat-virus-hiv/
http://www.pare.com/kandungan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuk
http://obatradisional.info/obat-batuk-tradisional.html http://www.heqris.com/2011/10/penyebab-dan-cara-mengatasinya-batuk.html
0 komentar:
Posting Komentar